Benar kata mamanya, arkan tidak bisa menyeimbangi dirinya dengan raya. Lihatlah sekarang, arkan seorang diri menatap kosong ke arah perginya mobil pajero sport milik kekasih raya... Mungkin?
Arkan menghela nafasnya pelan, cemburu? Oh jangan harap. Arkan belum meyakini perasaannya pada raya yang selalu ada dalam fikirannya.
Raya dengan orang baru itu.. Cukup meresahkannya. Raya yang tidak bisa bersosialisai di lingkungannya tiba-tiba bertemu dengan laki-laki yang tidak pernah arkan kira akan sedekat itu.
Dari cara bicara gadis itu, jauh berbeda dengan cara bicaranya pada arkan. Pada arkan ia terlalu menghayati peran sampai terbawa emosi. Jika dengan orang itu.. Raya selalu berbicara lembut penuh tatakrama. Sedangkan arkan? Berharap nada bicara gadis itu akan berubah melembut saat berbicara dengannya? Rasanya hal yang sangat langka jika itu benar-benar terjadi.
Menaiki motor KLX nya arkan segera pergi dari tempat tadi. Ia mengeryit sedikit aneh saat ada gelayar yang tak biasa dalam hatinya karena melihat kedekatan raya dengan lelaki yang tidak di ketahui namanya itu.
Bayang-bayang mereka yang tengah berbicara di depan arkan membuat kepala lelaki itu di kelilingi berbagai fikiran. Aneh, sebelumnya ia tidak pernah seresah ini.
"gue.."
"raya! Ayo berangkat."
Bintang mendekat pada mobil miliknya, di tatapnya seseorang yang sedang berbicara dengan raya.
"siapa?" tanya bintang pada raya.
Raya menoleh ke arah kanan, bintang ternyata sudah selesai dengan belanja kecil-kecilannya.
"emm.. bukan siapa-siapa. Ayo berangkat!" raya menutup kaca mobil yang tadi sempat terbuka saat berbicara dengan arkan.
Arkan ingin berbicara pada raya namun kaca mobil itu lebih dulu di tutup.
Mata hitam lelaki itu sibuk memperhatikan tingkah raya yang berbeda dari biasanya.
"bukan siapa-siapa." arkan mengulang bicara raya saat itu, sedikit tersenyum miris.
Bukan siapa-siapa.
Apa selama ini gadis pintar itu tidak pernah menganggap arkan ada dalam hidupnya? Teman kecil, sekaligus merangkap menjadi sahabat. Sampai saat ini tidak membuat raya sekalipun menjadikannya seseorang yang spesial ternyata.
Arkan jelas kecewa, terlihat dari tatapannya yang tak beranjak sedikitpun dari balkon kamar raya.
Seperti biasa, lampu remang-remang itu menyala di setiap malamnya. Raya, raya, dan raya. Isi dalam fikirannya sekarang.
Apa yang arkan simpulkan sebenarnya? Jika memang ia cemburu, lelaki itu tidak akan membiarkan raya berduaan dengan pria itu.
Dia hanya bingung dengan perasaannya, itu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSIC OF MY LIFE
Historia CortaRaya tidak pernah merasa dirinya sehidup ini, rasanya semua beban yang menjadi tanggungannya terbuang begitu saja. Musik bukan hanya sekedar lagu yang di dengar dalam situasi tertentu saja. Tapi musik membangun dan membuat suasana perasaan manusia m...