19| Bagi Arkan

5 1 0
                                    

Suaranya yang lembut membuat remaja lelaki itu dibuat ingin tertidur saja ketika mendengar suara anak kecil dari sebuah tape recorder.

"lucunya.." gumam arkan kembali mendengar kembali suara-suara menggemaskan anak kecil itu.

Ya, anak kecil itu adalah arkan dan raya.

Entah bagaimana jadinya arkan bisa mengotak-atik tape recorder gadis itu sehingga rekaman dari yang paling awal bisa ia dapatkan dengan mudahnya.

Ray, cita-cita kamu apa?

Aku? Mau jadi penyanyi kayak oma

Oma rani?

Iya, oma rani. Dia selalu ajarin aku nyanyi!

Kalau suatu saat kamu jadi penyanyi, mau bilang apa sama oma rani?

Mau bilang..

Kresek, kresek.

Suara dari tape recorder-nya patah-patah, arkan mendengus kesal. Memang dasarnya benda ini sudah keramat sehingga jika ia memaksakan untuk menggunakannya kembali kemungkinan besar akan rusak.

"raya, raya.. Apa cita-cita lo masih sama?" gumam lelaki itu menerawang jauh.

Khayalan gadis kecil yang tengah tersenyum padanya, pada- Arkan kecil, membuat remaja lelaki berumur 17 tahun itu kembali bernostalgia.

Mungkin awalnya ia hanya bersahabat dengan raya, namun semakin kesini Arkan merasa bahwa jika lelaki dan perempuan bersahabat apakah mungkin tidak menimbulkan perasaan antar yang satu?

Dan, Arkan merasakannya. Bukan berarti ia menyimpulkan bahwa perempuan dan lelaki tidak bisa bersahabat ya.

Dari kebanyakan yang Arkan lihat disekelilingnya itu benar-benar nyata, bahwa lelaki maupun perempuan pasti akan suka, bahkan cinta dengan sahabatnya sendiri. Ya, walaupun diluaran sana sebenarnya ada saja yang bisa bertahan tanpa mengorbankan perasaan. Kecil kemungkinan untuk mereka menjalani persahabatan itu tanpa adanya perasaan. It's hard, jika kalian tahu.

Tapi, Arkan bukan tipikal orang yang memendam perasaan dengan sebegitu rapatnya. Arkan berusaha untuk mengungkapkan rasa tertariknya pada raya hanya di waktu-waktu tertentu saja, tentunya tanpa disadari oleh raya.

"friendzone dong gue.." ditatapnya gorden besar di kamarnya dengan pandangan kosong. Mengapa dari sekian banyaknya perempuan di dunia, hanya raya yang menjadi perempuan pertama yang Arkan sukai?

Kenapa harus raya?

Apa karena raya baik? Tapi tidak juga. Arkan tidak pernah merasakan kebaikan gadis itu dengan tulus.

Raya cantik? Itu memang benar, tapi Arkan memandang raya biasa saja.

Raya pintar? Sesuai type-nya kalau ini. Memiliki pacar pintar adalah salah satu keinginan Arkan sejak menginjak kelas 2 SMP. Tapi bukan itu yang menjadi daya tariknya pada raya.

Lalu apa? Bagian mana yang membuat Arkan tertarik padanya?

Attitude-nya? Boleh juga, tapi lagi-lagi bukan itu yang menjadi incarannya.

Cinta? Aneh, opsi ini sangat tidak masuk akal.

Apa karena spesies raya yang langka? Arkan tidak tahu, yang pasti Arkan baru hanya menyukainya entah karena apa.

MUSIC OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang