Hospital

637 40 0
                                    

Setelah membereskan semua kekacauan yang terjadi, Salsabila mengunci pintu rumahnya dan berjalan gontai menuju kamarnya, setelah sampai di dalam kamar ia langsung mengunci pintunya.

Keadaannya sangat hancur saat ini, kekasihnya berciuman dengan perempuan lain ditambah lagi ayah dan ibunya akan berpisah.

Salsabila memejamkan matanya, air matanya kembali turun hatinya sangat sangat sakit, ada rasa sesak di dadanya.

Air matanya kembali menetes, kenangan nya bersama Arvan terus terputar, dua tahun bersama banyak sekali kenangan indah bersama Arvan, bukan hal yang mudah untuk melupakan semua kenangannya bersama Arvan bahkan sampai saat ini semuanya masih tersimpan rapih di ingatannya.

Bahkan foto mereka berdua masih terpajang manis di meja belajar Salsabila, ia ingat betul foto itu di ambil di ranca upas saat Arvan mengajaknya ke penangkaran rusa sebagai hadiah ulang tahunnya.

Salsabila mengambil figura itu dan mengeluarkan foto itu, terlihat sangat jelas di foto itu bahwa Salsabila tengah memeluk pria itu. Kenangan tentang foto itu mendadak terputar di otaknya

"Sayang ayo foto sama rusanya!" Ajak Arvan

Salsabila menggeleng "Aku takutt gamau terlalu deket."

Arvan menarik tangan salsabila "Ayo dong masa sayang aku takut sama rusa, ini gaakan gigit kok!"

Salsabila memberanikan diri mendekati rusanya sembari menyodorkan wortel pada rusa tersebut dengan takut takut sementara Arvan meminta tolong kepada pengunjung lain

"Mas saya minta tolong fotoin boleh."

"Boleh mas silahkan."

Arvan mengangguk dan menghampiri salsabila yang sedang memberi makan rusa

"Sayang senyum," Ucap Arvan sembari merangkul Salsabila

Salsabila dan Arvan tersenyum tiba tiba rusa yang ada di belakang Salsabila menghampirinya refleks ia langsung memeluk Arvan karna takut

"Arvan iii itu rusanya kesini lagi."

Arvan terkekeh "Sayang pegang wortel itu jadi rusanya kesini."

"Udah kasih wortelnya." 

Salsabila menggeleng "Takut."

"Mas ini hpnya." Ucap orang itu sembari menyodorkan hpnya kepada Arvan

"Makasih mas." Ucap Arvan tersenyum kikuk sementara salsa enggan melepaskan pelukannya karena malu.

Salsabila meremas foto yang ada di tangannya. Bagaimana bisa Arvan semanis itu padanya.

Air matanya kembali turun. Ia masih tak percaya dengan semua kejadian yang ia alami hari ini. Menangis adalah salah satu cara Salsabila untuk menyalurkan kesedihannya, Jika dulu ia mempunyai Arvan yang selalu menemaninya dan mendengar semua keluh kesahnya, namun sekarang ia sendirian. Tak akan ada lagi yang mengingatkan salsabila agar makan tepat waktu. Tak akan ada lagi yang memeluknya jika ia menangis, ia merasa benar benar sendiri.

Cukup lama Salsabila menangis, matanya sudah bengkak. Salsabila bangkit dari duduknya berdiri di depan kaca, ia tersenyum pedih

Menyedihkan banget . batin Salsabila

Ia berniat untuk membersihkan dirinya, saat ia akan memasuki kamar mandi ia melirik ke arah jam dinding

Masih jam sembilan berendam sebentar bisa kali. Batin Salsabila kemudian

---

Salsabila bangun dari tidurnya badannya terasa lemas, kepalanya sakit. Ia mengernyit karena silaunya lampu, ia membuka matanya secara perlahan dan mengedarkan penglihatannya ke sekeliling ini bukan kamarnya, kamar ini dominan berwarna putih.

Usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang