Khawatir

242 20 1
                                    

Rayyan memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit, tadi pagi ia mendapat kabar bahwa sahabatnya mengalami kecelakaan kecil di jalan karena jalanan yang licin akibat hujan, Rayyan mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobilnya karna hujan cukup deras.

Pria itu membukan ponselnya, belum ada pesan atau panggilan masuk dari kekasihnya, "Emang bogor gaada sinyal ya? kok ga ngabarin sih,"

Wajah sebalnya berganti menjadi senyum manis ketika melihat walpaper yang kemarin baru saja ia ganti, foto seorang gadis cantik yang sedang tersenyum senang dengan sedikit noda ice cream di pipinya.

"Cantik banget sih," gumannya.

Pria itu membuka galeri di ponselnya dan mengelompokkan ratusan foto yang ia kirimkan langsung ponsel kekasihnya menjadi satu folder yang di beri nama 'cantikku!♡'

Ia melihat lihat foto  yang ia dapatkan kemarin saat di pasar malam, saat dirinya dan Salsabila naik bianglala, Salsabila membeli ice cream, saat Salsabila memeluk boneka yang ia menangkan di sebuah permainan kemarin.

Dan yang terakhir melihat foto yang ia ambil di mobil kemarin, saat kekasihnya tertidur di pelukannya.

"Dari belakang aja cantik,"

Rayyan menyimpan ponselnya, dan melihat keluar hujan sudah mulai reda. Pria itu keluar dari mobil dan berlari kecil ke dalam rumah sakit.

"Ray!"

Rayyan menoleh dan mendapati ketiga sahabatnya tengah duduk di kursi panjang.

"Lama bener," ucap Alex

Rayyan terkekeh "Sorry,hujan tadi."

"Langsung ke kampus aja lah," ajak Daffa sambil berdiri dari duduknya.

"Buru buru banget bolos lah sekali sekali, gaada Salsa males jadinya," ajak Rayyan

"Mentang mentang bucin ke kampus kalau ada doi aja," jawab Alex sembari menoyor kepala Rayyan

"Kalau mau bolos jangan disini juga kali," timpal Alex

"Kampus ajalah buruan kaki gue ngilu nih," ujar David

Rayyan memutar bola matanya jengah "Alay,"

"Dasar setan."

Akhirnya mereka keluar dari area rumah sakit meskipun hujan rintik rintik, Saat sampai di parkiran mobil Rayyan tidak sengaja melihat mobil yang tidak asing dimatanya.

"Ini mobil yang suka bang Rifan pake bukan sih?" tanya Rayyan ketika mereka berada di depan mobil itu.

"Dikira mobil gituan cuman satu kaliya, buruan lah ngilu nih," ucap David pada Rayyan yang membantunya berjalan.

Rayyan mengendarai mobilnya dengan David yang berada di sebelahnya, sementara Alex dan Daffa mengendari motor.

"Lo kenapa muka kusut gitu?" tanya David membuka pembicaraan

"Salsa gak ngabarin gue," jawab Rayyan

"Gak ngabarin atau belum,"

"Belum sih,"

"Jangan mikir aneh aneh lu, siapa tau dia lagi mabok gara gara ac mobil,"

Rayyan tergelak, "Gue gak mikir aneh aneh, cuma lo tau sendiri dua bulan ini gue gapernah jauhan sama dia,"

"Cuma bandung - bogor jangan alay,"

"Itu jauh ya bangsat, gak kayak kircon gatsu."

"Susah ngomong sama orang yang lagi bucin." ucap David mengalah,

---

Daffa, David, dan Alex berjalan santai di koridor rumah sakit, sesuai perintah dari Rifan ketiganya berkunjung kerumah sakit di malam hari, karena Salsabila menempati ruangan VIP jadi tidak ada batasan untuk berkunjung.

"Leukemia bisa sembuh gak sih?" tanya David

"Kemungkinannya kecil," jawab Daffa

Setelah mendengar jawaban dari Daffa, mereka kembali bungkam dan berjalan menuju ruang rawat Salsabila dalam diam. saat hampir sampai disana ketiganya mengernyit heran ketika melihat Rifan, Risa, dan Liona berdiam diri diluar.

Ketiganya mempercepat langkahnya untuk menghampiri ketiga orang yang sedang duduk di bangku panjang itu, "Bang," Panggil Daffa

Rifan melirik kearah ketiga orang yang baru sampai itu "Duduk,"

"Kok diluar bang?" kini David bertanya

"Salsa kejang," jawab Rifan

Daffa terdiam, ia tidak bisa membayangkan jika Rayyan mengetahui semua ini, David dan Alex yang statusnya hanya sebagai teman saja sangat khawatir, bagaimana dengan Rayyan yang merupakan kekasihnya.

Tak lama pintu terbuka, Alvin keluar dengan dua orang suster di belakangnya. "Salsabila sudah tidak kejang, tapi bisakah ibu ikut saya ada yang harus saya jelaskan," ucapnya pada Liona
Liona mengangguk "Baik dok, kalian masuk dulu ya titip Salsa,"

Rifan dan yang lainnya mengangguk dan menuruti perkataan Liona, semua masuk dan duduk di sofa.

"Tadinya gue manggil kalian kesini biar Salsa yang jelasin semuanya kekalian, tapi kondisi Salsa ga memungkinkan buat ceritain ini kekalian," ucap Rifan memulai pembicaraan

Daffa bingung "Jelasin soal apa bang?"

"Sebentar lagi ulang tahun Rayyan kan?, Salsa mau bikin kejutan gitu, mau minta tolong bantuan kalian." jawab Rifan

"Sekalian minta kalian rahasiain sakitnya dari Rayyan kayanya," timpal Risa.

ketiganya mengangguk mengerti, David ingin bertanya namun ia urungkan ketika mendengar ponsel yang berada di meja berbunyi dengan keras.

Rifan mengambil ponsel itu dan melihat sejenak layar ponsel tersebuf, "Rayyan yang telfon, kalian diem."

"Halo,"

"...."

"Salsanya tidur kecapean, muntah muntah tadi gaenak badan kayanya."

"...."

"Iye iye ntar gue bilangin, gue jagain tenang."

"...."

"Ck bawel amat kek perawan lo."

"..."

"Iye yaudah gue mau rebahan cape nih gue,"

Rifan mematikan sabungan telfon itu secara sepihak, "Temen lo pada bawel banget kek cewe."

----

Sabtu, 6 November 2021














Usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang