Worried

375 26 1
                                    

Salsabila membuka matanya perlahan, kepalanya masih terasa pusing saat ini ia melihat ke sekelilingnya ruangan yang di cat warna putih itu jelas bukan kamarnya, ia melihat di sofa ada Risa yang tertidur di pelukan Rifan dengan posisi duduk, sementara ibunya tengah tertidur sofa sebelahnya dengan keadaan duduk.

Kasian mereka pasti kerepotan gara gara aku. Batinnya.

Ia melihat langit langit kamarnya, akhir akhir ini ia merasa badannya ini sangat lemah bahkan ia sering merasa lelah dan lemas meski baru bangun dari tidurnya, seperti pagi tadi saat di toilet untuk membasuh mukanya yang terkena darah dari hidungnya yang mimisan ia malah tergelincir saking lemasnya.

Tenggorokannya terasa kering sekarang, ia melihat di meja dekat sofa tempat ibu dan kedua sahabatnya tidur, ia bangun dari posisi tidurnya secara perlahan, ia mencoba turun dari tempat tidurnya itu namun kakinya tidak kuat meopang tubuhnya untuk berdiri hingga membuatnya terjatuh dan tertimpa tiang infusnya.

Brukk

Suara yang di timbulkan cukup keras membuat ketiga orang yang kini tengah tertidur pun bangun, matanya melebar ketika melihat Salsabila yang kini sudah berada di lantai. Ketiganya langsung menghampiri gadis itu.

"Yaampun kak kenapa?" Tanya Liona ketika melihat putrinya terjatuh dengan posisi berbaring

"By, itu tolongin gendong Salsa ke atas kasian," Pinta Risa sembari mendorong bahu kekasihnya pelan. Rifan tak menjawab namun ia langsung menggendong sahabatnya itu ke tempat tidurnya.

Liona memencet tombol di samping kasur Salsabila untk memanggil suster untuk membenarkan infus Salsabila. "Kamu ngapain si Sal?" Tanya Risa

"Hauss.." Jawab Salsabila dengan nada lemahnya.

"Tunggu gue ambilin," Ujar Risa sembari berlalu untuk menyiapkan minum untuk sahabatnya ini. Sementara Liona tersenyum hangat ketika melihat putrinya di kelilingi oleh orang orang yang sangat baik.

"Makasih.." Tutur Salsabila ketika ia selesai meminum minuman yang diberikan oleh Risa.

"Permisi, ada yang bisa di bantu?" Ucap seorang suster yang baru saja memasuki ruangan Salsabila.

"Ini tolong sus tadi anak saya jatoh takutnya infusnya geser," Jawab Liona

Suster itupun mengangguk dan menghampiri Salsabila dan membenarkannya, Setelah suster itu selesai melaksanakan tugasnya ia pun pamit undur diri.

"Kalian gak kuliah?" Tanya Salsabila kepada kedua sahabatnya ini

"Bolos aja kita ya gak by?" Tanya Rifan yang langsung di angguki oleh Risa untuk mengiyakan.

"Ibu gak ngasih ijin kalian buat bolos ya, sekarang kalian pergi kuliah," Tegas Liona

"Ibu sekali ini aja deh," Pinta Risa dengan wajah memelasnya.

"Gak ada ya Risa, Rifan bawa pacar kamu ini kuliah." Ucap Liona dengan mutlak

"Ok deh ibu, aku nurut sama ibu takut durhaka," Balas Rifan sembari menyalimi Liona dengan senyum di merekah, sementara Risa cemberut membuat Liona tertawa.

"Dak gue pergi ya!" Pamit Rifan pada Salsabila masih dengan meledeknya dengan kata 'Dak' atau 'Badak'

"Sal gue pergi, nanti beres ngampus balik lagi."

Liona hafal betul sifat kedua sahabat putri sulungnya ini, sepasang kekasih yang selalu kompak menjaga Salsabila namun terkadang keduanya mengesampingkan urusan pribadi mereka hanya untuk menjaga Salsabila seperti sekarang ini, bukan sekali dua kali mereka ingin membolos kuliah hanya untuk menjaga Salsabila, untungnya ketika Liona menyuruhnya pergi kuliah mereka selalu menurut meski terkadang terlihat dari raut wajahnya kalau mereka itu tak ingin pergi

---

Rayyan menjalani kuliahnya dengan perasaan khawatir yang menyelimuti dirinya semenjak ia datang ke kampus tadi, ia tak melihat pujaan hatinya bahkan ketka sarapan di kantin hanya ada kedua sahabatnya.

Awalnya ia mengira Salsabila akan datang terlambat namun dugaanya salah saat Risa memasuki kelasnya Rayyan dengan sengaja mengikuti gadis itu, namun ia hanya sendiri tidak ada Salsabila di sampingnya. Bahkan ketika di parkiran pun ia melihat Rifan dan Risa seperti sangat terburu-buru untuk memasuki mobilnya.

Rayyan hanya diam memandangi ponselnya berharap ada satu pesan masuk yang berasal dari gadisnya itu, Sejak pagi Rayyan sudah spam chat pada Salsabila namun tak ada satupun yang di balasnya.

Bahkan ketika David memanggilnya pun ia tak mendengarnya, Ia terlalu khawatir akan ketidakhadiran gadis itu, ia takut terjadi hal buruk pada gadisnya itu.

"WOY!" Seru David

Rayyan terlonjak kaget "Apaan si anjing!"

"Lo kenapa si? Ngelamun mulu dari tadi kalau ga ngelamun liatin hp di tagih pinjol lo?" Tanya Alex

Rayyan mendengus "Gak gitu konsepnya."

"Kenapa lo?Nyariin Salsa?" Tanya David kali ini

Rayyan diam tak menjawab

"Ohh jadi lo nyariin mba crush?! Padahal baru kemarin ketemu peluk pelukkan juga masih kangen aja," Ujar David

"Bukan gitu, gue takut dia kenapa kenapa chat gue aja sama sekali gak dia bales," Jawabnya sembari menyandarkan badannya pada sandaran kasurnya.

"Khawatir ya ngaku deh lo!" Goda Alex

"Iya gue khawatir puas lo?" Sinis Rayyan

Ketiga sahabatnya tertawa ketika melihat raut wajah Rayyan yang mulai memerah karena menahan kesal, Rayyan itu memang gengsinya tinggi sekali.

"Kenapa gak lo tanya Rifan atau Risa aja?" Tanya David

Rayyan menghela nafas "Tadinya mau nanya, cuman pas gue liat dia di parkiran kayak lagi buru buru gitu makanya ga sempet nanya."

"Se khawatir itu lo sama Salsa?"

Rayyan mengangguk "Gue juga gatau kok gue bisa segininya padahal gue baru kenal dia."

---


"By ayok cepet!" Panggil Risa

"Iya bentar,"

Kini mereka baru saja sampai rumah sakit, tadi pada saat mereka di kampus Liona mengabari Rifan untuk meminta tolong untuk bergantian menjaga Salsabila di rumah sakit karena Liona harus pergi menjemput Keyra, dan memiliki urusan mendadak.

Cklekk

Terlihat kini Liona yang tengah berdiri dengan wajah lelahnya. Keduanya menyalimi wanita paruh baya itu.

"Ibu pulang sekarang?" Tanya Rifan

Liona mengangguk "Ibu titip Salsa ya, gaakan lama kok kalau urusan ibu sudah selesai lansung balik lagi kok."

Risa menggeleng "Ibu tidur dirumah aja, biar malem kita yang jagain Salsa disini."

"Nggausah biar ibu balik lagi kesini ya.. yasudah ibu pulang dulu itu ada makanan udah ibu belikan buat kalian jangan lupa dimakan." Pamit Liona sebelum ia keluar.

Risa melihat keadaan sahabatnya itu, entah sejak kapan alat Nasal Oxygen Cannula terpasang di hidung gadis itu. Risa sedih melihat kondisi sahabatnya ini. Salsabila yang ia kenal banyak tertawa, selalu tersenyum itu akan mengalami penyakit yang mematikan seperti Leukemia.


---

Jum'at , 22 Oktober 2021

Usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang