Untuk Rayyan.

885 34 16
                                    

Dua hari kemudian, Rayyan baru berani menginjakkan kakinya makam Salsabila, Rayyan berjongkok dengan senyum yang terukir di wajahnya. Meskipun matanya memanas ia harus tetap tersenyum ketika menemui kekasihnya.

"Sayang maaf aku baru kesini."

"Sayang lagi apa disana?"

"Aku kangen.."

"Selamat ulang tahun cantikku, semoga kamu bahagia disana."

Rayyan menghapus air mata yang mengalir di pipinya "Aku bawain kamu bunga sebagai hadiah ulang tahun, maaf gak bisa ngasih yang lain."

Rayyan terkekeh "Kalau aku ngasih kamu hoodie juga kan kamu gak bisa pakenya."

"Liat aku pake semua yang kamu kasih," ucapnya menunjukkan hoodie, topi, hingga sepatu yang di berikan Salsabila di hari ulang tahunnya melalui Risa.

"Aku ngerasa di peluk kamu kalau pake hoodie ini,"

Rayyan memegang dada sebelah kanannya "Saat kamu pergi, aku mimpi kalau kamu bakal tetep nemenin aku disini."

"Aku percaya kamu bakal terus nemenin aku disini tapi kalau nemenin di hati aku kamu jangan lari lari ya? disini kadang sakit," keluhnya

Rayyan menundukkan kepalanya. Ia kembali menangis, kehilangan seseorang yang sangat ia cintai bukanlah hal yang mudah apalagi  cinta pertama.

Rayyan menatap kembali nisan itu setelah beberapa menit bertahan dari posisinya tadi, ia menghapus air matanya yang mengalir di pipi.

"Aku pulang ya, udah mau mendung. Besok aku kesini lagi cerita hari hariku ke kamu disini, sampai ketemu besok cantikku."

Rayyan bangkit dan berjalan meninggalkan makam Salsabila, namun baru saja beberapa langkah Rayyan melihat ada sepasang kekasih yang menuju ke arahnya.

"Nih," ucap gadis itu menyodorkan sebuah amplop berwarna abu abu kepada Rayyan.

Rayyan menerimanya dengan bingung, "Apa ini?"

"Surat dari Salsa, tadi pagi gue temuin pas beres beres kamarnya tulisannya buat lo,"

Rayyan mengangguk "Thanks, gue duluan," ucap Rayyan berpamitan meninggalkan sepasang kekasih itu.

Rayyan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi agar sampai dengan cepat, tak butuh waktu lama Rayyan sampai di depan rumahnya dan langsung berjalan masuk kerumahnya. Saat melewati ruang keluarga Rayyan melihat ketiga sahabatnya yang sedang berbincang dengan sang ibunda.

"Ray mau kemana?"

"Kamar bun, Rayyan lagi gamau di ganggu," jawab Rayyan sembari terus berjalan menaiki tangga dengan cepat.

Ia memasuki kamarnya dan mengunci pintunya, pria itu mengambil amplop yang ia taruh di tasnya dan membawanya keatas kasur.

Pria itu mengeluarkan kertas berwarna putih dari amplop itu. Jantungnya kembali berdetak dengan cepat. Rayyan membuka kertas itu dan membacanya dengan serius agar tidak ada satu patah katapun yang terlewat.

Hai Rayyan Putra Preston si ganteng aku!

Bener gak nama panjangnya? hehehe
Ini aku Salsabila pacar kamu.

Kayaknya pas kamu baca ini aku udah gaada deh.
Maaf udah bohongin kamu, aku Leukemia Ray.

Entah kapan kamu baca ini tapi aku mau berterima kasih, Makasih udah jagain aku, bikin aku ketawa, dan senyum.

Usai [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang