Sudah lebih dari dua jam Rayyan duduk di bangku taman rumah sakit, percakapan dengan ayahnya tadi benar benar mengusik pikiran.
Matanya menunduk melihat rumput rumput hijau, matanya kembali memanas. Bersamaan dengan air mata yang menetes ada seseorang menepuk bahunya keras.
"Ngapain lo diem disini?"
Rayyan menoleh, dan melihat salah satu sahabatnya David yang sedang tersenyum kearahnya "Pengen aja,"
"Kenapa lo nangis? jujur ajalah kayak ke orang lain aja!" ujar David sembari melipat kedua tangannya di depan dada.
"Gue takut Vid, gue takut Salsa ninggalin gue."
David tersenyum "Lo harus yakin, apapun yang terjadi gue yakin Salsa gaakan pernah ninggalin lo. Bahkan setelah lo tampar dia masih mau sama lo,"
David menatap lurus kedepan "Lo tau? Ini kalinya gue nemu temen cewe yang bener bener memenuhi kata sempurna, Salsa baik, cantik ga usah ditanya, bahkan saat dia tau Leukemia yang pertama dia pikirin adalah elo yang statusnya pacar meski baru sehari."
Dahi Rayyan bekerut "Maksud lo?'
"Kata bang Rifan pas Salsa tau dia leukemia itu pas udah pacaran sama lo, bahkan dia ngamuk sampe nyabut selang infusnya. Terus dia pingsan, pas bangun yang pertama dia lakuin itu ngechat lo, terus minta tolong buat rahasiain sakitnya dari lo."
Rayyan terdiam, ia ingat. Saat Rayyan baru selesai mandi di malam hari dan mendapat teguran dari Salsabila saat video call.
"Pas Salsa bilang mau ke bogor, sebenernya dia kemoterapi yang kedua kalinya. hari dimana gue jatoh dari motor gasengaja loat bang Rifan gendong Salsa, makanya kita samperin dan tanya. Akhirnya bang Rifan ceritain semuanya."
David membuang nafas lega, "Jujur gue kecewa banget pas tau lo nampar Salsa, hati gue ikutan sakit rasanya pas gue liat bang Rifan yang gagah, berwibawa nangis sesegukkan di lutut ibunya Salsabila."
"Gue salah banget ya Vid?" tanya Rayyan
David mengangguk "Banget,"
"Gue mau nebus kesalahan gue,"
"Kalau lo mau nebus kesalahan lo, mending sekarang lo temuin Salsa dia udah bangun nyariin lo kemana eh lo malah disini."
Rayyan tersenyum "Thanks,"
David mengangguk dan bangkit berdiri "Ayoklah, gue juga mau ke kamar Salsa mau nyobain masakan ibu Salsa."
"Ibu bawa makanan?" tanya Rayyan
David mengangguk, sambil terus berjalan. Rayyan berjalan beriringan dengan David, Rayyan merasa lega karena sahabatnya ini tidak berubah.
Ketika Rayyan memasuki ruang rawat Salsabila, Ia melihat seorang gadis cantik berwajah pucat tengah tersenyum kearahnya. Rayyan langsung menghampiri kekasihnya dan duduk di kursi.
"Dari mana?" tanya Salsabila
"Dari taman, kamu baru bangun?"
"Dari tadi, aku nyariin kamu gaada."
Rayyan tersenyum, "Maaf ya? tadi pengen cari udara segar lagian tadi ada Risa jagain kamu."
"Mau peluk," pinta Salsabila
Rayyan melotot kaget, pasalnya diruangan itu ada banyak sekali orang. di tambah lagi ada ibu Salsabila. "Nanti ya,"
Salsabila cemberut "Mau sekarang," rengeknya
"Malu sayang, banyak orang nanti ya." ucap Rayyan pelan
"Aaaa! abangg," rengek Salsabila memanggil Rifan
KAMU SEDANG MEMBACA
Usai [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ".. berarti kalau semuanya udah selesai boleh istirahat kan?" cover by me : @febyylnr pict by pinterest #2 salsabila [15/11/2021] #1 lucu [13/10/2021] #1 teman [13/10/2021] #1 rayyan [27/10/2021] #1 pacaran [27/10/2...