Pulas

561 102 18
                                    

Normal POV

.
.
.
.
.

"(NAME)-CCHI!!" - Mikey

Mikey berhasil membuka celah agar bisa mengeluarkan Baji dan (Name). Terlihat (Name) yang sedang memeluk Baji yang sekarat di atasnya. Pemandangan yang sangat menyedihkan.

"Mikey.." - (Name)

Suara (Name) bergetar. Mikey membesarkan matanya. Ini benar benar hal yang tak terpikirkan.

"MIKEY, CEPAT KELUARKAN BAJI DAN (NAME)! AMBULANS SUDAH DATANG!" - Draken

Mikey segera menyingkirkan mobil yang menindih Baji dan (Name) yang dibantu oleh anggota Toman lainnya.

Baji langsung di angkat tubuhnya dan diletakan di atas ranjang.

(Name) yang tidak mengalami cidera langsung ikut masuk ke mobil ambulans bersama dengan Chifuyu.

Selama di Ambulans, (Name) selalu memegang tangan Baji dan mengusap usap, takut tangannya mendingin.

Chifuyu disamping (Name) hanya menangis, tak tahu harus berbuat apa.

Sesampainya di rumah sakit, Chifuyu dan (Name) ikut mendorong ranjang tersebut ke ruang UGD. Disaat Baji sudah masuk, para perawat menyuruh (Name) dan Chifuyu menunggu diluar.

Pintu tertutup dan lampu di atas pintu menyala, pertanda oprasi di mulai. (Name) yang sudah lemas hampir terjatuh namun Chifuyu sempat memegangi (Name).

Tak lama, Takemichi dan beberapa petinggi berdatangan, terutama ibu Baji.

Terlihat Muka ibu Baji shock. (Name) yang menyadari kehadiran ibu Baji langsung menjatuhkan dirinya di depan ibu Baji.

"Maafkan aku Kaa-san.. Harusnya aku bisa melindungi nya.. Aku tidak berguna Kaa-san.. Maafkan aku.." - (Name)

Sambil menggosok gosok tangan nya tanda memohon ampunan. Sesekali menundukan kepalanya untuk menciumi kaki sang empu.

Ibu Baji langsung menurunkan dirinya dan memeluk (Name) erat.

"Bukan salah mu nak.. Bukan salah kamu.." - Baji Kaa-san

Tangisan (Name) makin pecah. Ibu Baji menangis dalam diam. Semua yang menyaksikan kejadian itu tentunya ikut menangis kecuali beberapa orang. Melihat 2 orang yang hancur berantakan seketika, tentunya mereka sedang merutuku diri mereka sendiri

'Tak mampu menyelamatkan Baji', itu yang sedang mereka pikirkan sekarang.

Sesaat kemudian, para sahabat (Name) datang karena kebetulan role mereka adalah menjadi seorang perawat.

Mereka membawa (Name) sebentar untuk diurus lukanya. Tentunya Ibu Baji ikut.

Selama pengobatan, (Name) hanya menangis. (Name) sekarang terlalu lemah untuk menahan tangisan nya. (Name) memang mendapat fisik yang kuat. Disini bahkan dirinya lihai dalam bertarung.

Namun hati (Name) tetaplah hati yang rapuh. (Name) tidak sekuat Mikey yang bisa menahan tangisan nya dan menangis disaat dirinya sendiri.

Ibu Baji mengelus lembut (Name) sedari tadi. Seharusnya dirinya lah yang menangis lebih kencang daripada (Name). Mungkin ibu Baji tahu jika (Name) sudah kehilangan banyak orang yang dia sayangi.

Berusaha untuk menjadi lebih kuat itu kadang memang perlu. Tapi jika menahan sakit yang sedang di derita, kadang itu membuat penyakit itu lebih parah dan mengarah ke hal yang tidak diinginkan.

Luapkan semua emosi untuk sekarang, agar keesokan harinya tidak menyesal.

_________________________________________

Is It Our Future? (Tokyo Revenger X Reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang