Normal POV
.
.
.
.
.(Name) dan Rasya menyusuri jalan yang ramai. Sekarang tujuan mereka adalah rumah. (Name) merasa dirinya tidak ingin langsung pulang, entah kenapa hati nya sedang gundah
(Name) yang berjalan di belakang Rasya menghentikan langkahnya. Rasya pun ikut berhenti saat merasa kembaran nya itu berhenti dan menghadap ke belakang
"Belum mau pulang?" - Rasya
(Name) mengangguk pelan. Rasya tersenyum lembut ke arah (Name) lalu menghampiri (Name) dan mengenggam tangan nya
"Aku masih ada uang saku, mau makan takoyaki?" - Rasya
(Name) yang tadinya menunduk pun mengangkat kepalanya dan mengangguk antusias. Rasya mengelus singkat rambut kembarannya dan menggandeng nya untuk mencari toko penjual Takoyaki
Sesaat setelah menemukannya, Rasya menyuruh (Name) menunggu di bangku terdekat. (Name) mematuhi nya dan langsung duduk disana.
Sesekali (Name) mencuri pandang kembaran yang sedang menunggu Takoyaki mereka. Dirinya benar benar ingin tahu seberapa mirip kembarannya dengan dirinya.
(Name) kembali menatap kakinya yang dirinya ayun ayunkan karena bosan. Apakah dulu dia pernah muak karena menjaga adik nya? Sepertinya tidak
Mungkin ini adalah sifat (Name) disini. (Name) selalu bersenang senang saat dulu bermain dengan adik adik nya walau memang sangat rewel
Rasya duduk di samping (Name) dan memberikan Takoyaki bagian nya. (Name) menerima nya dan berterima kasih singkat
Keduanya memakan Takoyaki dalam diam. Tak ada yang membuka pembicaraan selain suara kecapan mulut memakan Takoyaki
"Rasya.." - (Name)
Rasya yang merasa namanya di panggil menoleh lalu melihat bingung (Name)
"Nggak biasanya manggil Rasya, kenapa?" - Rasya
(Name) iku bingung. Apalagi nama yang di panggil selain Rasya?
"Emang nya aku biasa manggil kamu apa?" - (Name)
"Kalo cuman berduaan gini biasanya kan manggil abang atau kak Rasya, emang nya kenapa nanya? Kayak lupa ingatan tentang aku aja" - Rasya
Ucapan Rasya benar. (Name) lupa tentang kembaran nya. Tak satu memori pun dirinya ingat tentang kembaran nya itu.
Takoyaki (Name) yang masih tersisa 2 dirinya diamkan. Dirinya sedang mencoba menggali memori terdalam nya. Siapa tau ada sesuatu tentang Rasya disana
Rasya yang sudah menghabiskan Takoyaki nya itu menghampiri (Name) lalu memeluk nya dari samping
(Name) terkesiap karena tiba tiba kembaran nya itu memeluknya tanpa aba aba
Sesekali Rasya mengusap rambut kembaran nya itu sambil bersenandung kecil
(Name) tidak tahu untuk apa Rasya melakukan ini, tapi jujur (Name) menikmatinya. Sangat
"Aku lemah ya? Masa iya cuman ngurus adek ku sendiri aku capek.. Harusnya aku kuat kayak bang Luci, bisa ngurus adek lalu bantu bunda sama ayah nyari uang.. Kenapa aku lemah banget.." - (Name)
Rasya yang masih memeluk (Name) hanya terkekeh kecil sambil masih mengelus rambut (Name)
"(Name), hal yang mudah bagi satu orang, belum tentu juga mudah untuk orang lain. Kau bersikap dewasa di depan adik adik kita dan menjadi anak anak di depan ku dan bang Luci itu hal yang wajar (Name)
KAMU SEDANG MEMBACA
Is It Our Future? (Tokyo Revenger X Reader)
Fantasía"Gua mau nonton TokRev tapi gua males banget jancok" "Yaudah gua kirim elu kesana mau ga?" "maksud lo- EH- LU SIAPA ANJENK??" "Nama gua jin dan disini gua pengen elu selesaiin list anime lu yang menumpuk itu" "Ha? siapa lu ngurus ngurus gua?" "setel...