Prolog

2K 147 18
                                    

[Prolog]

"Itu tuh yang gue omongin tadi"

Yugyeom yang menghadap pintu keluar kantin menunjuk dengan dagunya, seorang pemuda yang baru saja hadir dan langsung mengantri di lapak nasi kuning.

Membuat Jungkook yang memunggungi siswa yang dimaksud ikut menolehkan kepala hingga membuat punggungnya berbalik menyamping.

Sama seperti Yugyeom, ia juga menemukan sosok Taehyung, siswa yang menjadi pembicaraan utama di makan siang pertamanya di sekolah barunya.

Taehyung mengantri di belakang pemuda yang sedikit lebih pendek darinya. Ada pembicaraan diantara mereka hingga membuat si teman Taehyung terbahak, namun Taehyung sendiri hanya tersenyum kecil sembari mengusap tengkuknya canggung.

"Yang di sebelahnya itu Jimin, Han Jimin. Anak yang punya sekolah" kali ini Seungyoun yang berbicara membuat atensi Jungkook terbagi.

"Taehyung itu deket sama Jimin karena uang dan ..." Seungyoun menjeda kalimatnya, melirik Jungkook seolah menunggu.

"Karena Jimin orang dalemnya pemilik sekolah?" sambung Jungkook membuat Seungyoun tersenyum puas. Merasa bangga bahwa apa yang ia katakan langsung dipahami oleh si anak pindahan.

"Bingo! Liat aja itu, Jimin kayak risih gitu sama Taehyung" tambah Yeonho.

Jungkook kembali menoleh pada Jimin dan juga Taehyung yang saat ini sudah berada di antrian urutan kedua.

Dua pemuda yang menjadi fokusnya kini tengah berangkulan, dengan Jimin yang tertawa terbahak sedangkan Taehyung masih pada wajah canggung.

"Gue tuh sedih deh sama Jimin. Dia kayak gak bisa lepas gitu sama Taehyung. Gue dan warga sekolah sini sudah dapet kesimpulan, ada anceman untuk Jimin"

Jungkook mengangguk. Ia mengerti, berarti Taehyung memanfaatkan Jimin karena anak pemilik sekolah dalam artian Jimin juga kaya raya dan memiliki orang dalam.

"Itulah Kook, lo lebih baik hapus interaksi sama Taehyung. Atau enggak kalo bisa lo tarik Jimin supaya masuk ke kumpulan kita. Sedih Jimin gak ada yang deketin lagi karena ditempelin Taehyung mulu" Yeonho berbicara sambil menyeruput es teh manisnya, tatapan tak lepas pada Jimin dan juga Taehyung yang kali ini sudah sampai di jendela lapak nasi kuning.

"BANGSAT TAEHYUNG. BALIKIN DUIT GUE!"

Teriakan tiba-tiba Jimin bersamaan Taehyung yang berlari keluar kantin membuat fokus semua orang yang mencuri pandang dengan keduanya menjadi intens. Air muka Jimin yang kesal, dan tawa kecil Taehyung yang tidak terlalu diperhatikan.

Jimin mengusap jidatnya kasar, lalu menghadap jendela dapur untuk membatalkan pesanan.

Keadaan menjadi hening dan sepi, begitu pun suara Jimin yang terdengar samapi ke ujung kantin.

"Bu. Saya gak jadi makan. Makasih ya" ujar Jimin. Tersenyum cerah pada bu Ilhwa yang mengangguk.

Jimin berbalik, hendak pergi dari area kantin harus dihentikan sebuah suara.

"Jim. Mau gabung sama kita aja. Gue beliin nasi kuningnya?" meja dengan nomor menu 12. Tepat berada berdekatan dengan lapak nasi kuning.

Atau 7 meja dari tempat Jungkook dan teman barunya berada.

Wajah cerah Jimin berubah, tetap tersenyum namun tidak se ramah itu.

"Thanks. Gue makan di kelas" setelah berucap demikian. Jimin berlalu meninggalkan area kantin.

"Bener kata Seungyoun. Keliatan bangetkan pemerasannya." ujar Yeonho. Memundurkan punggungnya untum bersandar pada kursi.

Lalu, pemuda terakhir yang belum berbicara sama sekali. Tiba-tiba tertawa.

Nethink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang