Prilly dengan segera berlari meninggalkan pintu kamar Amar ketika melihat suaminya beranjak meninggalkan ranjang anaknya setelah memastikan Amar benar-benar tertidur.
Prilly buru-buru mendudukkan dirinya disisi ranjang lalu berpura-pura menyibukkan dirinya dengan ponselnya. Semoga Ali tidak tahu dirinya menguping pembicaraan Ayah dan anak itu sejak tadi.
Tubuh Prilly sedikit tegang ketika pintu kamarnya tepatnya kamar mereka terbuka dan memperlihatkan Ali di sana.
"Bagaimana sudah puas menguping nya Nyonya?"
Deg.
Sial! Prilly ketahuan.
Prilly berusaha keras untuk terlihat santai didepan suaminya, dengan gayanya yang begitu menggoda ia putar tubuhnya menatap sang suami lalu tersenyum kecil.
Melihat tingkah istrinya membuat alis Ali menukik sebelah. "Sepertinya kamu mulai berubah menjadi sosok Ayah yang baik ya Mas. Aku kagum."
"Apa? Coba kamu ulangi perkataanmu lagi."
"Aku kagum."
"Bukan itu!" Tolak Ali membuat kening Prilly mengerut. "Apa sih? Jangan mulai gila deh aku baru aja kagum sama kamu." Tutur Prilly asal membuat Ali mendengus kesal.
Sekuat tenaga Prilly berusaha menahan senyumannya. Syukurlah Ali tidak lagi membahas perihal intip mengintip yang ia lakukan tadi.
"Masak sana!" Suruh Ali sambil membuka jas juga kancing kemeja yang ia kenakan.
"Masak? Siapa? Aku?" Prilly menunjuk dirinya sendiri.
"Bukan. Kamu bangunin Amar sana suruh dia masak!" Jawaban Ali berhasil membuat bibir Prilly mengerucut sebal.
Entah sadar atau tidak tindakan refleks Prilly yang mengerucutkan bibirnya itu ternyata membuat bagian tubuh Ali berdenyut.
Ali menundukkan kepalanya melihat bagian tubuhnya yang tiba-tiba 'membengkak'.
Sialan! Ali terangsang hanya karena melihat bibir bebek wanita ini mengerucut? Kejadian memalukan macam apa ini?
"Kenapa? Kamu nunduk-nunduk sih Mas cari apa?" Prilly sepertinya tidak sadar niat awalnya hanya menggoda Ali dengan memanggil pria itu dengan embel-embel Mas tapi sekarang justru keterusan.
Ali mendengus pelan. "Bukan urusan kamu! Udah masak sana!" Ali harus segera mengusir wanita ini sebelum ia kehilangan akal sehatnya berbalik menindih Prilly dengan tubuh besarnya.
Ali melirik kearah ranjang, kenapa perpaduan antara ranjang dengan Prilly terasa sangat pas saat ini? Memangnya Prilly seprai apa.
Ali segera mengalihkan pandangannya ia harus segera membersihkan dirinya kalau bisa ia bersihkan otaknya juga. Sialan! Lima tahun menduda Ali tidak pernah merasa blingsatan seperti ini hanya karena nafsu.
"Kamu kenapa sih Mas kayak cacing kepanasan gitu? Kamu sakit?"
"Iya sakit. Jiwa saya yang sakit ngomong sama kamu terus!"
Brak.
Prilly terperanjat ketika Ali berlalu memasuki kamar mandi lalu menutup tidak pria itu membanting pintu kamar mandi hingga suara dentuman terdengar memenuhi kamar dan mengagetkan Prilly.
"Dih kayaknya beneran sawan lakik gue." Kata Prilly sebelum beranjak meninggalkan kamar dan memasak untuk suami tercintanya. Pret!
Perlahan pintu kamar mandi terbuka, seperti maling Ali terlihat memantau seisi kamar nafasnya terdengar panjang seperti lega setelah tak mendapati keberadaan istrinya di kamar.
Ali menghembuskan nafasnya sebelum kembali menutup pintu kamar mandi dan melangkah lesu ke bawah shower. Ia perlu mengguyurkan tubuhnya dengan air dingin supaya hal-hal kotor yang memenuhi kepalanya segera enyah.
"Sial! Benar-benar sialan!" Ali kembali mengumpat entah siapa yang ia umpati namun yang jelas Ali benar-benar terlihat sangat frustasi saat ini.
Ali merasa dirinya berubah menjadi pria maniak ketika dirinya begitu mudah terangsang hanya karena melihat wajah tengil istrinya.
Jika Prilly tahu Ali yakin istrinya akan salto tujuh hari tujuh malam untuk menertawakan Ali. Benar-benar memalukan.
***
"Nyonya?"
Prilly menoleh ketika seseorang memanggilnya. "Apa yang sedang Nyonya lakukan? Tuan bisa marah kalau Nyonya berada di dapur seperti ini. Ya ampun." Seorang wanita paruh baya terlihat begitu ketakutan ketika melihat sang Nyonya berada di dapur sedang memegang pisau tepatnya Prilly sedang membersihkan ayam yang ingin ia masak.
Prilly tersenyum pada wanita paruh baya yang ia tebak sebagai pekerja di rumah suaminya. "Enggak apa-apa Bik. Udah biasa saya didapur." Jawab Prilly kembali fokus pada ayam ditangannya.
"Tapi Tuan Ali akan marah Nyonya. Dulu saja saat almarhumah Nyonya Salwa berada di dapur Tuan Ali nyaris membakar seisi rumah karena tangan Nyonya Salwa terluka ketika mengupas bawang." Wanita paruh baya itu sepertinya tidak menyadari perubahan ekspresi Nyonya barunya.
Prilly tidak masalah jika ada yang membahas mantan istri suaminya tapi jangan sampai membanding-bandingkan perlakuan Ali dahulu dengan mantan istrinya dengan sikap tidak peduli pria itu padanya.
Salwa jelas dijaga sampai seperti itu kan mereka menikah atas dasar cinta sedangkan dirinya? Entah kenapa tiba-tiba Prilly merasa dirinya begitu hina, sudah dinikahi secara tidak rela sekarang Ali justru memperlakukan dirinya seperti pembantu.
Kenapa laki-laki itu bajingan sekali?
Prang!
Prilly melemparkan pisau ditangannya membuat wanita paruh baya yang sedang hikmat bercerita sontak terdiam. Sepertinya ia sudah terlalu banyak berbicara.
"Lanjut masak ya Bik. Tiba-tiba saya nggak mood masak lagi." Kata Prilly tersenyum kecil pada wanita paruh baya itu lalu pergi dari sana.
Prilly bahkan sampai lupa membersihkan tangannya bekas ia pegang ayam. Dadanya terasa begitu panas, Prilly tidak tahu kenapa satu hal yang kini ia sadari perlahan ia mulai menempatkan diri sebagai istri sesungguhnya untuk Ali.
Langkah Prilly terhenti, ia tidak mungkin secepat ini menerima Ali di dalam hidupnya bukan?
Terlalu larut dalam lamunannya Prilly sampai tidak menyadari laki-laki yang sedang ia pikirkan kini justru terlihat bingung menatap dirinya yang termenung.
"Sadar woi!"
Prilly mengerjapkan matanya beberapa kali saat suara lantang Ali terdengar memasuki gendang telinganya. Tatapannya berubah tajam melihat laki-laki yang menjadi asal muasal kekesalannya justru terlihat begitu santai tanpa rasa bersalah.
Memangnya apa salah Ali?
Ya salahlah, istri pertamanya diperlakukan selayaknya ratu nah dirinya alih-alih diperlakukan seperti Ratu justru terlihat ngebabu. Miris sekali.
"Kamu mau makan saya?" Tanya Ali masih dengan nada mengejek sepertinya pria ini belum menangkap perubahan pada istrinya.
"Ogah! Daging pria kayak kamu biasanya busuk!" Balas Prilly dengan gigi bergemeletuk. Melihat reaksi Prilly yang menurutnya berlebihan membuat Ali berpikir, apa yang salah dengan istrinya ini?
"Kamu kenapa?" Refleks Ali bertanya membuat suasana hati Prilly justru semakin buruk.
"Pria gila!" Maki Prilly sebelum beranjak meninggalkan Ali yang mematung.
Kenapa jadi dia yang gila bukankah sejak awal yang memerankan karakter gila itu istrinya?
******
Po 40k sampai tgl 15 jgn kelewat ya syg 😘😘
Untuk giveaway di utamakan untuk yg rajin komen dan hrus follow ig aku yaa..Bakal ada 3 org beruntung yg bklan dpt pdf dar aku gratiissss...
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan
RomanceCobaan untuk seorang wanita bernama Ghiani Aprillya Putri, putri semata wayang Sadewa Pramudya dan almarhumah istrinya Juwita. Wanita cantik yang kerap disapa Prilly harus menerima takdir dirinya untuk melepaskan sang kekasih demi menikahi seorang D...