"Maksud Ibu gimana ya?" Prilly mulai memasang badan, tidak akan ia biarkan siapapun menghina dirinya.Memangnya siapa wanita ini? Cuma mantan mertua suaminya kan? Lalu urusan perempuan tua ini menghina dirinya apa?
Fatma menatap nyalang wanita yang begitu berani menantang dirinya. "Heh perempuan tidak tahu diri kamu tidak tahu bagaimana Ali menghormati saya hah?!"
"Buk sudah. Kita bisa bicara baik-baik Buk." Syukri merasa malu dengan sikap istrinya yang melabrak wanita yang sudah resmi dipersunting oleh mantan menantunya.
"Bapak diam aja! Ini urusan Ibu sama perempuan tidak tahu diri ini Pak." Fatma begitu marah, ia tidak menyangka Ali menantu kesayangannya sudah menikah. Dan yang paling menyakitkan adalah kebenaran dimana Ali lebih menikahi wanita lain daripada putrinya Sarah.
Sarah sudah sangat lama mencintai Ali tapi laki-laki itu lebih memilih menikahi Salwa daripada putri kesayangannya, Sarah.
Dan sekarang setelah Salwa mati Fatma tidak akan membiarkan Ali kembali memilih wanita lain daripada putrinya. Sarah tidak boleh tersakiti untuk kedua kalinya.
"Sayang panggil Mbak ya bilang sama Mbak siapin minum ada tamu disini." Kata Prilly melirik sinis kearah mantan mertua suaminya ini.
Fatma menggertakkan giginya ketika wanita yang dijadikan istri oleh mantan menantunya justru memperlakukan dirinya sebagai orang asing.
"Saya bukan tamu disini! Saya mertua dari pemilik rumah ini." Kata Fatma dengan suara cemprengnya.
Prilly sama sekali tidak menghiraukan suara keras wanita dihadapannya ini. Tak berapa lama setelah Amar berlari memanggil Julia, wanita itu datang membawa ponsel milik Nyonya barunya.
"Bu maaf ponsel Ibu bunyi terus." Julia menatap terkejut kedatangan kedua orang tua almarhumah Nyonya Salwa. "Bapak Syukri, Ibu Fatma." Sapanya yang hanya ditanggapi oleh Syukri.
"Jangan sok akrab kamu sama majikan ingat kamu cuma babu!" Ketus Fatma yang membuat Julia menunduk malu.
Prilly yang sedang menerima panggilan dari Ayahnya menoleh menatap tajam wanita tua yang berani sekali membuat keributan di rumahnya.
"Iya Pa. Nanti siang aku coba kasih tahu Mas Ali." Prilly terus berbicara dengan Ayahnya namun matanya tak lepas dari wanita tua yang kini sudah memasuki rumahnya dengan berani.
Menghela nafasnya Prilly tahu rumah tangganya kembali diterpa ujian.
"Kenapa Nak? Ada yang salah?"
Prilly menggeleng pelan padahal jelas ia tahu jika Ayahnya tidak bisa melihat gelengan kepalanya. "Enggak Pa. Papa nggak ke kantor?"
"Sebentar lagi Papa ke kantor. Ya sudah kamu jangan lupa kasih tahu suami kamu ya? Papa benar-benar merindukan kalian terutama cucu Papa, jadi tolong usahakan waktu kalian untuk kunjungi Papa."
Prilly merasa bersalah pada Ayahnya, sejak menikah ia memang mulai kurang memperhatikan Ayahnya. Sadewa juga sepertinya sibuk dengan pekerjaannya sehingga baru hari ini mengeluh rindu pada putrinya.
"Iya Pa. Pasti aku usahakan untuk Papa." Setelah berbincang-bincang sebentar Prilly mengakhiri panggilan telepon dengan Ayahnya lalu menyimpan ponselnya dan bersiap memasuki rumahnya.
Namun langkah Prilly terhenti saat melihat seorang wanita cantik dengan pakaian ketat yang membungkus tubuh seksinya sedang berjalan kearahnya.
Wanita itu terlihat tersenyum jenis senyuman yang paling Prilly benci. Wanita itu sedang menantang dirinya melalui senyuman mengejek yang terpantri di wajah wanita itu.
"Senang berkenalan langsung dengan istri baru Mas Ali kesayanganku." Ujarnya dengan senyuman yang begitu menghina.
Prilly balas tersenyum. "Wah terima kasih karena sudah menyayangi suami saya tapi sayang sekali saya adalah tipe istri yang pencemburu jadi dengan sangat terpaksa saya meminta Anda untuk membuang semua rasa sayang pada suami saya karena apa?" Prilly berjalan mendekati wanita yang sama sekali tidak ia kenali namun begitu berani memamerkan hasrat gilanya pada suaminya tepat didepan wajah Prilly.
"Karena saya bisa melakukan hal gila untuk menyingkirkan wanita tidak tahu malu seperti Anda." Lanjut Prilly sebelum berjalan meninggalkan wanita yang entah siapa namanya itu.
Prilly pusing sendiri, baru kemarin ia dan Ali merajut kebahagiaan hari ini rintangan kembali datang. Benar-benar melelahkan.
***
"Sarah masuk Sayang!"
Prilly menoleh ketika mantan mertuanya berteriak memanggil wanita yang menghampirinya tadi. Oh, wanita ini bernama Sarah.
Prilly mendengus pelan ketika mantan mertua suaminya ini bersikap seolah-olah rumah ini adalah miliknya.
"Perkenalkan ini Sarah putri kesayangan saya sekaligus calon istrinya Nak Ali." Fatma dengan begitu bangga dan tidak tahu malunya memperkenalkan putrinya pada istri sah Ali.
Prilly terlihat menaikkan sebelah aslinya menatap keluarga tidak tahu malu ini hingga pandangannya terpaku pada seorang laki-laki yang menatapnya sendu, sepertinya mantan Ayah mertua suaminya tidak seburuk istri dan anaknya ini.
"Sayang sekali ya putri kesayangan Anda cuma menjadi calon istri sedangkan saya sudah sah menjadi istri Mas Ali, sah dimata hukum dan juga agama." Sombong Prilly yang membuat wajah Fatma dan putrinya memerah karena malu dan juga marah tapi siapa yang perduli.
"Sudahlah jika kalian ingin menumpang di sini silahkan saja tapi satu hal yang harus kalian ingat. Saya Nyonya di sini jadi jika kalian ingin tinggal disini maka kalian harus mengikuti aturan saya. Paham?" Sebenarnya bersikap sombong seperti ini jelas bukan Prilly sekali, ia paling tidak suka bersikap sok kuasa pada siapapun karena menurut Prilly sikap seperti itu hanya membuat dirinya terlihat bodoh dan tidak memiliki nurani.
Namun hari ini pengecualian untuk orang-orang yang ada didepannya ini jika ia bersikap lemah maka ia yakin mereka akan segera menginjak-injak harga dirinya dan Prilly tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
"Lancang kamu!"
"Jelas saya lancang ini rumah suami saya jelas saya memiliki hak penuh disini termasuk untuk menerima atau menolak kehadiran kalian disini." Prilly benar-benar sudah nyaris kehilangan kesabarannya menghadapi manusia di depannya ini andai saya Amar tidak datang dan memeluk kakinya.
"Mami kita jadi belanja?" Anak itu masih terlalu kecil untuk memahami ketegangan antara keluarga Ibunya dan juga Ibu tirinya.
"Jadi Sayang. Kita belanja sekarang ya?" Prilly mengusap lembut kepala putranya. "Mbak bantu Amar siap-siap ya kita pergi belanja bersama." Julia mengangguk pelan. "Dan panggil Bik Imah sepertinya dia akan dengan senang hati melayani keluarga almarhumah Nyonya-nya ini." Prilly melirik malas Fatma dan Sarah sebelum berjalan menuju ke kamarnya tanpa menghiraukan umpatan yang Fatma layangkan padanya.
Ah, belum apa-apa saja tangan Prilly sudah gatal ingin mencekik wanita tua itu.
*****
Bismillah, semoga mood semakin membaik dan ide mengalir lancar.
Khusus untuk 10 orang yang beruntung dan hanya berlaku hari ini, hanya dengan 120k kalian bakalan dapat 1 cerita PO + 3 cerita lainnya ( Sejarah Cinta, Cinta sang Idola, Mutiara hidup) atau kalian mau cerita yang lain alias bebas milih juga bisa yaa..
Yok ikutan jangan kelewat harga spesial khusus untuk 10 org beruntung hari ini, langsung ke wa ya aku nggak tanggapin yang ikutan tp gk ngelist krn pdf di kirim melalui wa 081321817808
![](https://img.wattpad.com/cover/287549286-288-k583423.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan
RomanceCobaan untuk seorang wanita bernama Ghiani Aprillya Putri, putri semata wayang Sadewa Pramudya dan almarhumah istrinya Juwita. Wanita cantik yang kerap disapa Prilly harus menerima takdir dirinya untuk melepaskan sang kekasih demi menikahi seorang D...