"Brengsek! Brengsek!"Seorang wanita dengan pakaian lusuh terlihat menghancurkan barang-barang miliknya. Dan wanita itu adalah Fatma. Buronan wanita yang sudah beberapa bulan lalu menjadi incaran polisi.
Fatma terpaksa harus mengubah penampilannya dengan memakai cadar untuk menutupi wajahnya. Ia sudah tidak tinggal lagi dirumah bordir yang selama ini menjadi ladang pencariannya.
Sekarang Fatma terpaksa harus mengemis demi mencari sesuap nasi. Takdir sialan yang membuat Fatma begitu muak. Ia harus bersusah payah disini sedangkan anak dan mantan suaminya bersenang-senang dengan kehidupan mewah mereka.
Jangan kalian pikir Fatma tidak tahu jika Sarah sudah menikahi Samuel, pemuda kaya kepercayaan Ali. Andai saja ia masih disana mungkin kehidupannya tidak akan seburuk ini. Walaupun tidak sekaya Ali tapi Samuel tetap saja bisa ia poroti.
Tapi sekarang Fatma tidak bisa kembali ke sana, ia akan dijebloskan ke penjara jika mereka tahu keberadaannya.
Sial!
Fatma tidak menyangka diusianya yang sudah senja ia harus hidup melarat seperti ini. Tapi ia tidak menyesal karena setelah ini ia masih akan tetap melanjutkan rencananya meskipun tanpa preman suruhan yang kini sudah mendekap dipenjara. Sapto bodoh dan temannya yang bodoh juga.
Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Fatma kembali mengenakan jubah juga cadar berwarna hitam yang hanya memperlihatkan matanya saja.
Jika dilihat penampilan Fatma begitu muslimah padahal itu hanya kedok saja. Setelah mengambil pisau yang selama ini selalu ia bawa kemanapun ia pergi, Fatma segera berlalu meninggalkan gubuk tua yang menjadi tempat tinggalnya selama ini.
"Hari ini wanita jalang itu benar-benar akan merenggang nyawa di tanganku." Sumpah Fatma dengan seringai mengerikannya.
***
"Kamu yakin nggak mau ikut Mas?" Prilly menggeleng pelan. Perutnya yang mulai terlihat buncit itu membuat penampilan istri Ali itu semakin menawan. Aura keseksian Prilly benar-benar menguar selama kehamilannya.
"Aku dirumah saja Mas."
"Tapi kamu sendirian loh Sayang." Ali sedang menyesap susu coklat miliknya. "Amar juga belum tentu pulang hari ini." Lanjutnya lagi.
Amar sedang menginap di rumah Sarah Tantenya. Bocah tampan itu benar-benar menjadi rebutan Tante dan Neneknya. Jika sudah menginap dirumah Sarah maka esoknya Juwita akan membawa cucunya ke kediamannya.
"Sarah benar-benar mengidolakan putra kita." Ucap Prilly dengan kekehan gelinya.
Ali mengangguk setuju. "Idola para wanita memang." sambung Ali yang kini dibalas tawa oleh istrinya.
"Jadi kamu ikut Mas saja ya, kalau bukan meeting penting Mas tidak akan ke kantor hari ini." Ali masih berusaha membujuk istrinya.
Dan Prilly tetap pada pendiriannya ia menolak ikut suaminya. "Aku nggak nyaman loh Mas kan kamu tahu sekarang aku udah nggak bisa duduk lama-lama pinggang aku sakit." Prilly tidak berbohong, sejak kehamilannya memasuki bulan ke lima ia selalu merasa kelelahan.
Ali menghela nafasnya. "Kan kamu bisa tiduran di kamar yang ada di ruangan Mas Sayang." Ali masih kekeuh ingin membujuk istrinya supaya mau diajak ke kantornya.
"Nggak Mas. Udah kamu harus berangkat sekarang mau jam 8 nih." Prilly beranjak dari kursinya mengambil tas milik sang suami lalu mengajak Ali ke depan.
Ali mengikuti langkah istrinya namun hatinya benar-benar tidak tenang meninggalkan istrinya sendirian di rumah.
"Mas nanti Abang Amar kita jemput aja ya." Prilly berkata saat mereka sudah berdiri di teras depan. "Sekalian mau liat Sarah juga kan bentar lagi mau lahiran dia." Menurut perkiraan Dokter, Sarah memang akan melahirkan dalam waktu dekat ini dan Prilly ingin menemani Sarah sebenarnya di rumah sakit namun suaminya menolak keras.
Ali tidak memperbolehkan istrinya kelelahan jadi Prilly hanya bisa menjenguk saja tidak boleh menginap di rumah sakit.
"Iya Sayang. Kamu tunggu Mas pulang ya begitu selesai meeting Mas langsung pulang." Kata Ali sebelum beranjak menuju mobilnya.
Sebelum memulai rutinitasnya seperti biasa Ali akan mengecup seluruh wajah istrinya lalu menekuk lututnya hingga wajahnya kini berhadapan langsung dengan perut buncit istrinya.
"Papi kerja dulu ya Sayang. Baik-baik dirumah sama Mami jangan rewel." peringatnya sebelum mengecup hangat perut istrinya.
Ali sudah menegakkan kembali tubuhnya, sebelum benar-benar meninggalkan istrinya ia sempat berbisik mesra.
"Nanti malam jenguk dede ya Sayang. Mas kangen."
***
Prilly sedang membereskan bunga-bunga miliknya di taman belakang. Sejak hamil Prilly memang sangat menyukai bunga sehingga suaminya menyulap area belakang rumahnya menjadi taman khusus untuk istrinya menanam.
Dan sekarang taman itu sudah dipenuhi dengan berbagai macam bunga yang Prilly tanam. Prilly begitu menyukai mawar sehingga nyaris sebagian taman ia tanam bunga berduri itu.
"Buk ada yang nyari Ibu didepan."
"Siapa Mbak?" Prilly menoleh menatap Julia yang sampai saat ini masih bekerja dengannya. "Nggak tau Bu katanya perlu sama Ibu tapi belum diizinkan masuk sama Satpam." Jelas Julia yang diangguki oleh Prilly.
Sejak insiden penyerangan beberapa bulan yang lalu, suaminya memang begitu protektif padanya. Ali sengaja meminta Samuel untuk mencari para bodyguard untuk menjaga istrinya yang tentu saja ditolak oleh Prilly sehingga Ali hanya menempatkan beberapa orang satpam untuk menjaga istrinya di rumah.
Tanpa Prilly ketahui jika selama ini ada puluhan bodyguard yang ditugaskan oleh suaminya untuk menjaga dirinya tentu saja secara diam-diam.
"Minta tolong beresin ini sebentar bisa Mbak?"
"Tentu saja Buk. Biar saya yang bereskan nanti tapi Bu apa nggak sebaiknya Ibu hubungin Tuan saja takutnya si tamu tak diundang itu orang jahat Buk." Julia ikut-ikutan cemas setelah mengingat bahwa Nyonyanya ini masih dalam incaran mantan mertua Tuannya.
Prilly tersenyum lembut. "Tidak akan terjadi apa-apa Mbak. Tenang ya." Prilly mengusap lembut bahu Julia sebelum beranjak ke dalam rumah bersiap untuk menemui tamu yang tiba-tiba datang itu.
Julia terlihat tidak tenang ia tidak bisa membiarkan nyonyanya dalam bahaya jadi tanpa sepengetahuan Prilly, Julia memilih menghubungi Ali dan menceritakan semua ini terutama perihal tamu yang tiba-tiba datang dan ngotot ingin bertemu dengan Prilly.
"Halo Tuan.."
*****
Tak kasih bonus extra part 1 yaa, Alhamdulillah cerita ini memasuki extra part akhir pengetikan, Insyaallah pdf akan segera ready yaa..
Yang mau list pdf silahkan chat ke wa 081321817808 jangan sampai kelewatan ya say.. Insyaallah cerita ini seru..
Untuk yang Setia nunggu cerita baru aku sabar ya sayang, biar selesai cerita ini dulu baru aku post cerita baruu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan
RomanceCobaan untuk seorang wanita bernama Ghiani Aprillya Putri, putri semata wayang Sadewa Pramudya dan almarhumah istrinya Juwita. Wanita cantik yang kerap disapa Prilly harus menerima takdir dirinya untuk melepaskan sang kekasih demi menikahi seorang D...