"Masuk bro! Eh ada Nyonya Ali.""Prilly Mas, panggil aja Prilly." Prilly tersenyum ramah pada sahabat suaminya ini.
"Namanya Samuel cukup kamu panggil Sam jangan pakai Mas!" Peringat Ali sebelum melangkah memasuki apartemen sahabatnya meninggalkan Prilly dan Samuel yang menatap heran kelakuan pria itu.
Samuel sontak terkekeh sebelum tertawa terbahak-bahak yang kembali membuat Prilly terheran-heran dengan kelakuan dua pria tampan ini.
"Wow! Ini benar-benar keajaiban!" Pekik Samuel yang membuat wajah Prilly semakin terlihat kebingungan.
"Selamat ya Prilly." Prilly nyaris menjedotkan kepala Samuel ke dinding ketika pria itu meraih tangannya tepatnya menjabat tangannya begitu erat.
Pria ini kenapa sih? Gila apa gimana?
"Ah iya Ma--"
"Samuel! Namanya Samuel!"
Prilly memejamkan matanya ketika mendengar teriakan suaminya dari arah ruang tamu apartemen Samuel.
Samuel kembali tertawa sebelum mengajak Prilly masuk dan bergabung bersama suaminya.
"Setelah ini kamu benar-benar akan bahagia Prilly. Selamat karena berhasil menjinakkan pria menyebalkan itu." Ucap Samuel kali ini dengan senyuman yang penuh ketulusan.
Samuel mengusap lembut kepala Prilly. "Mulai sekarang jangan sungkan-sungkan jika mau bercerita atau meminta bantuan padaku karena mulai detik ini aku akan menempatkan diri sebagai seorang Kakak. Apa kamu keberatan?" Tanya Samuel hati-hati.
Prilly sontak menggelengkan kepalanya, ia jelas tidak keberatan memiliki Kakak setampan Samuel meskipun baru mengenal Samuel tapi Prilly yakin Samuel adalah pria yang baik karena jika tidak baik tidak mungkin Samuel bisa berteman dengan suaminya.
"Tentu saja tidak Kak Sam." Prilly tersenyum hangat membalas kebaikan hati Samuel yang mau menganggap dirinya Adik.
"Manisnya." Ujar Samuel sambil menyentuh tepatnya mencubit pelan pipi Prilly.
"Jauhkan tangan kotor lo dari istri gue sialan!" Suara makian terdengar bertepatan dengan tubuh Prilly yang tiba-tiba tertarik membentur dada keras suaminya.
Ali datang dan memeluk erat pinggang istrinya dengan melayangkan tatapan penuh permusuhan pada Samuel yang sontak mencibir keposesifan Ali pada istrinya.
"Posesif lo!"
"Jelas, Prilly istri gue milik gue jelas gue harus posesif untuk kebaikan dirinya." Balas Ali tak mau kalah.
Prilly tersipu malu namun buru-buru ia lepaskan pelukan suaminya yang membuat Ali menunduk menatap dirinya dengan pandangan penuh protes.
"Aku mau liat Amar dulu Mas." Prilly segera beranjak meninggalkan dua laki-laki itu.
"Di kamar tamu ya Pril."
"Siap Kak."
Ali kembali mendengus kesal saat Prilly memanggil Samuel dengan panggilan Kak.
"Cemburu lo buta banget." Ejek Samuel sebelum beranjak meninggalkan Ali menuju mini bar yang ada disudut ruangan apartemennya.
Ali berjalan menyusul sahabatnya. Keduanya kini duduk diam dengan segelas kopi hitam. Jangan karena Samuel menyebut mini bar yang terlintas di otak langsung minuman-minuman memabukkan.
Samuel dan Ali sama-sama tidak menyukai minuman beralkohol atau sejenisnya walaupun mereka banyak mengoleksi anggur tapi semua itu hanya untuk pajangan saja tidak untuk mereka minum.
Samuel menyesap kopi hitam miliknya sebelum menatap Ali. "Kenapa lo lagi ada masalah apa?"
Ali menoleh menatap sahabatnya lalu tersenyum kecut. "Mantan mertua gue kini tinggal di rumah gue."
"Apa?! Mereka gila apa gimana?!" Samuel tak habis pikir dengan kelakuan mantan mertua Ali yang menurutnya sangat tidak tahu malu itu.
"Gue nggak tahu tapi tadi siang Amar menceritakan semuanya dan gue juga udah memastikan kebenarannya dan ternyata benar Ibu dan Ayahnya Salwa ada di kediaman gue." Ali menyesap kopi miliknya setelah selesai bercerita.
"Terus tindakan lo?"
Ali mengedikkan bahunya. "Malam ini gue nggak balik kerumah, istri gue nggak mau pulang ke sana."
"Ya udah lo nginap di sini aja."
"Gue balik ke apartemen gue."
"Ya kan apartemen lo berhadapan sama apartemen gue sialan!"
Ali tertawa melihat kekesalan sahabatnya. Benar sekali, Samuel dan dirinya sepakat membeli apartemen yang letaknya berhadapan langsung meskipun Ali jarang sekali mengunjungi apartemennya tapi kebersihan selalu terjaga siapa lagi kalau bukan Samuel yang menjaganya.
Bangke memang.
***
"Apartemen siapa Mas?"
"Punya kita."
Prilly menatap suaminya sedikit heran. "Berhadapan dengan Kak Samuel?"
Ali mengangguk pelan. Mereka sudah menempati apartemen Ali, hanya berdua karena Amar tidak Samuel biarkan mereka bawa jadilah Amar tidur bersama Samuel malam ini.
"Pakaian kita gimana?"
Ali menghentikan langkahnya menatap sang istri. "Sebentar lagi di antar sama Julia." Ali sudah menghubungi Julia meminta pengasuh anaknya untuk membawakan baju mereka termasuk baju Amar.
Prilly mengangguk pelan sebelum menghempas tubuhnya di atas sofa. "Kamu lelah?"
Prilly menoleh menatap suaminya. "Sedikit." Jawabnya singkat sambil merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku.
"Mas buatkan coklat hangat mau?" Tawar Ali sambil berjalan menuju sofa dimana istrinya merebahkan diri.
Prilly tersenyum, ia begitu menyukai sikap hangat yang Ali tujukan padanya. "Boleh deh Mas. Mas kalau aku mandi duluan boleh?"
"Silahkan Sayang. Itu kamar kita." Ali menunjuk kearah pintu yang terletak di belakang Prilly.
Prilly segera beranjak, ia perlu membilas tubuhnya. Setelah Prilly menghilang ke dalam kamar, Ali melangkah menuju dapur minimalisnya lalu menyiapkan coklat hangat untuk istrinya.
Drtt.. Drtt...
Ali menghentikan gerakan tangannya saat ponsel miliknya yang ia letakkan di atas meja makan tiba-tiba bergetar. Ali berjalan menuju meja makan untuk melihat siapa yang menghubungi dirinya tengah malam begini.
Sarah calling..
Ali memilih mengabaikan panggilan dari mantan adik iparnya itu. Ia tidak ingin merusak mood istrinya lagi, Prilly tentu tidak akan senang jika ia menjawab panggilan dari Sarah ini.
Ali ingin kembali melanjutkan pekerjaannya namun langkahnya kembali terhenti saat panggilan dari Sarah kembali terdengar.
Ali mulai berpikir jika pasti ada sesuatu yang buruk terjadi sehingga Sarah berani menghubungi dirinya berkali-kali. Ali ingin menjawab panggilan itu namun kembali ia urungkan saat panggilan terputus.
Ali tak lagi menghiraukan panggilan yang masuk sampai panggilan ke 10 Ali sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya sehingga ia berjalan dengan cepat lalu menjawab panggilan dari Sarah.
"Mas tolong Ibu drop penyakit jantung Ibu kambuh! Tolong Mas! Tolong!"
*****
Pasti semalam panik banget karena end yaa?
Ayo angkat tangan siapa yang paling kesal sama aku semalam 🤣🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
Duda Tampan
RomanceCobaan untuk seorang wanita bernama Ghiani Aprillya Putri, putri semata wayang Sadewa Pramudya dan almarhumah istrinya Juwita. Wanita cantik yang kerap disapa Prilly harus menerima takdir dirinya untuk melepaskan sang kekasih demi menikahi seorang D...