Chapter 21

508 81 20
                                    

Hyunsuk mengerjap, matanya panas, masih berusaha menahan Isak tangisnya walau dia juga tahu Yoshi menunggu kepastian darinya

Meskipun Yoshi tidak mengatakan tentang hubungan yang lebih serius, tapi Hyunsuk jelas tahu kemana arah pembicaraan ini

Dia bahagia, sangat! Tapi ini Indonesia, mereka Minoritas. Pikiran buruk itu masih saja menghantuinya

Menekan hatinya untuk tidak melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan masalah, tapi akan lebih bermasalah lagi jika dia melepaskan Yoshi. Ia tak mau

Tangan Hyunsuk terulur menggenggam tangan Yoshi, si Dominan menengadah senyum lembutnya menggetarkan Hati Hyunsuk "Lo tahu resikonya kan?"

Yoshi mengangguk, menekan punggung tangan Hyunsuk dengan jarinya "Gue tahu, gue gak akan biarin Lo nanggung semuanya, cukup gue aja biar gue yang Nerima semua rasa sakitnya dan Lo cukup selalu ada di samping gue bukan di belakang apalagi di depan."

Isakan Hyunsuk tak tertahan, dia menangis. Rasanya menyenangkan ketika mendengar Yoshi mengatakan itu untuknya, perasaannya meletup letup akan kebahagiaan "Gue juga, Cinta Lo." Bisiknya lirih, menunduk malu menyembunyikan rona kemerahan samar di pipi

Yoshi menggigit meja gemas "Apa apa nggak denger nih."

"Gua Cinta Lo bangsat!" Hyunsuk berteriak kesal, benar benar malu sekaligus kesal ketika Lelaki di depannya malah tertawa kesenangan

"Cieee jadian." Si Mamang tukang bakso yang dari tadi senyum senyum sambil Memvidiokan keromantisan Dua lelaki itu menyahut kencang, menaik turunkan alisnya menggoda

"Apaan sih Mang, malu Maluin Ih." Hyunsuk mendengus, menyembunyikan wajah diantara lipatan tangan. Makin merengut malu saat Yoshi dengan sengaja mengusak lembut kepalanya

"Sok atuhlah Mamang traktir makan yang kenyang." Si Mamang sekarang ikut bergabung dengan Yoshi dan Hyunsuk, masih dengan Ponsel di tangan "Tapi nanti pas malem pertama Vidioin kirim ke Mamang ya."

"Weh Mamang ya gak bisa lah itu mah Konsumsi pribadi!" Yoshi menggeleng keras, meneguk teh manisnya lalu menatap Mamang penjual Bakso tajam

Si penjual bakso nyengir lebar "Mamang tuh kepo tahu gimana caranya, emang enak ya?"

"Beuh enak tahu— Anjir Yank sakit!"

Tanpa ampun Hyunsuk memukul kepala Yoshi, tatapannya garang dengan wajah memerah entah malu atau marah "Balik!" Ucapnya penuh penekanan, tanpa menunggu Yoshi berjalan menjauh dengan kaki menghentak

Di belakang Yoshi tertawa gemas, ya ampun masa depannya Yoshi menggemakan sekali. Jiakh

"Berapaan mang? Si Manis udah ngamuk nih." Dia cengengesan, menatap mamang bakso yang menganga melihat tingkah Hyunsuk

Tangan Mamang bakso mengibas "Gratis, tabung buat nikahan kalo perlu Cateringnya dari mamang."

Yoshi tertawa lagi "Iyain aja biar cepet, makasih ya Mang."

Setelahnya dia berlari mengejar Hyunsuk yang sudah cukup jauh, menggandeng tangannya mesra "Heh, nanti orang orang liatin kita gimana?"

Yoshi mengusap kening Hyunsuk, tangan yang semula saling menggenggam berpindah melingkar di pinggang Hyunsuk "Yaudah gini aja," Ujarnya acuh, kembali berjalan jalan menikmati suasana malam kota

"Yoshi geli anjir, minggirin tangan Lo!" Protesan Hyunsuk mengundang decakkan kesal Yoshi, dia lalu berjalan mendahului Hyunsuk

Kembali ke kamar Si Manis, dan Hyunsuk mengerjap bingung "Si Yoshi marah?"

Bad GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang