PART 7

801 90 16
                                    

Kian Santang sudah terbangun sejak subuh kondisinya memang belum sepenuhnya pulih bahkan ia tidak bisa mengeluarkan kanuraganya

"Jaya Sangara kau harus bersabar,memang kata ayahku kau kehilangan kanuraganmu"ucap Arya yang saat ini tengah berdiri tak jauh dari Kian Santang

"tidak masalah aku kehilangan kanuraganku,yang penting aku masih diberikan hidup oleh Allah Subhanahu wa ta'ala"jawab Kian Santang

Arya tersenyum mendengar jawaban Kian Santang "Jaya Sangara kau sangat taat pada agamamu"puji Arya

"bahkan kau dalam keadaan sakitpun masih mau melaksanakan sholat semalam"lanjut Arya penuh kekaguman

Kian Santang tersenyum "sholat adalah kewajiban setiap umat muslim Arya,sholat adalah tiang agama,sholat itu seperti pondasi dalam sebuah bangunan"jawab Kian Santang tersenyum

"sungguh aku kagum denganmu Jaya Sangara"batin Arya

*******

Sedangkan di istana Padjajaran semua orang tengah dibuat khawatir dengan perginya Rara Santang yang hanya meninggalkan sepucuk surat

"benar-benar menyusahkan saja rayi Rara Santang ini"Gagak Ngampar memijit kedua pelipisnya

"selalu saja gegebah dan egois"lanjutnya

"kalau raka tak mau mencari Nyimas Rara Santang tak masalah biarkan aku sendiri yang mencarinya"sinis Walangsungsang

"dan satu lagi raka jika raka tidak iklhas mencari Nyimas Rara Santang jangan pernah mengatakan ia menyusahkan"lanjut walangsungsang sebelum melangkah pergi disususl Endang Geulis

Gagak Ngampar tertohok dengan ucapan Walangsungsang "bukan sepeti itu maksduku rayi"

"lain kali fikirkan dulu raka sebelum kau berbicara,yunda Rara Santang pergi dari istana karena mengkhawatirkan adiknya menurutku itu hal yang wajar"ucap surawisesa sebelum pergi kearah lain dari Walangsungsang

Gagak Ngampar terdiam mendadak dirinya tak enak pada Walangsungsang ataupun Surawisesa ia yakin keduanya tersinggung,lagian dirinya siapa?,hanya kakak tiri yang baru mengenal adiknya belum lama bukan.

Sementara itu Surosowan pangeran itu mengerutu kesal setelah semalaman ia mencoba mencabut pedang dzullfikar Kian Santang namun tak juga membuahkan hasil,karena sudah terlanjur kesal ia memutuskan utntuk kembali keistana padjajaran,dalam perjalanan keistana tak sengaja ia melihat Rara Santang sehingga ia mengikutinya dari kejauhan

"oh jadi yunda Rara Santang ingin mencari raka Kian Santang baiklah aku akan memberikan kabar ini pada uwak Amuk Marugul dan Hariwangsa siapa tau dengan aku memberikan kabar pada mereka aku bisa mendapatkan keuntungan"Surosowan tersenyum licik pemikiran bocah itu liciknya melebihi Amuk Marugul

"aku akan memeriksa tempat terakhir aku bertemu dengan rayi Kian Santang siapa tau aku menemukan petunjuk keberadaan rayi Kian Santang,jika tidak ada aku akan mencari paman Amuk Marugul dan Hariwangsa mereka berdua harus bertanggung jawab"ucap Rara Santang penuh keteguhan

Rara Santang berjalan menuju tempat terakhir ia bertemu dengan Kian Santang, sementara Surosowan ia pergi mencari uwaknya dan Hariwangsa

"rayi Kian Santang"mata Rara Santang berbinar saat melihat seorang pemuda

"RAYI!!"Rara Santang segera berlari kearah pemuda itu hendak memeluknya namun pemuda itu menepis tangan Rara Santang

"siapa kau?"tanya pemuda itu dingin

"rayi ini aku yundamu"jawab Rara Santang

"Kian Santang?namaku bukan Kian Santang namaku Abikara"jawab pemuda itu bernama Abikara

WARAKI STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang