Burung merpati kesayangan walangsungsang hinggap di jendela wisma tamu istana kuningan, rara satang yang melihat burung kesayangan rakanya itu segera menghampirinya.
"kau pasti diutus raka bukan?"tanya rara santang walaupun ia tau burung itu tidak mungkin menjawab pertanyaannya.
"baiklah,katakan pada raka dan ibunda aku baik-baik saja,aku akan segera pulang,jangan beritahu mereka jika aku dikuningan"
"kambalilah"rara santang menyerahkan satu tusuk kondenya untuk dibawa merpati abhiya agar raka dan ibundanya tau jika ia baik-baik saja.
Sepeninggalan merpati abhiya,rara santang beralih menuju meja di sudut wisma tamu,menatap ragu ke arah cermin yang masih menghadap ke dinding, perlahan tanganya terulur membalikann cermin tersebut.
Tes..
Air mata rara santang lolos begitu saja, ia tidak menyangka lukanya separah ini.
"aku terlihat begitu buruk"ucap rara santang menunduk.
"nyimas"sebuah ketukan di pintu wismanya membuat rara santang bergegas mengusap airmatanya.
"nyimas selawati,ada apa dengan pelipismu?"tanya rara santang.
"ahh,tidak papa ini hanya luka kecil aku tidak sengaja terjatuh dan menabrak sudut meja"
"lain kali kau harus berhati-hati nyimas"ucap rara santang. Tangan Rara santang terulur mengusap dahi selawati.
"bagaimana keadaanmu?"selawati mengalihkan pembicaraan,tanganya mengengam tangan rara santang
"seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja"jawab rara santang tersenyum.
"kau yakin belum ingin kembali keiatana padjajaran,bagaimana jika gusti ratu mencarimu?"rara santang menggeleng.
"merpati milik raka walangsungsang tadi datang kemari, dan aku sudah memerintahkanya untuk mengabarkan pada keluarga istana"
"baiklah,sekarang kau mau ikut denganku?"
"kemana?"
"emmm, entahlah aku hanya ingin mencari udara segar"
"kau ada masalah nyimas?"tanya rara santang membuat selawati tersenyum tipis
"tidak ada nyimas"rara santang mengangguk entah mengapa ia yakin ada yang selawati tutupi darinya.
"mari"ajak selawati
Keduanya melangkah keluar dari wisma hendak berjalan-jalan keliling istana kuningan.
******
Walangsungsang berbinar, akhirnya burung merpati kesayanganya kembali membawa kabar.
"jadi ibunda sudah tenang bukan"ucap walangsungsang.
Namun subang larang menggeleng "entah kenapa ibunda merasa ada sesuatu yang terjadi dengan rayimu"
Walangsungsang menjadi bingung sendiri, biasanya firasat ibundanya tidak pernah salah.
"begini saja, aku akan menyusul nyimas rara santang"subang larang menggeleng.
"tidak usah,jangan menganggunya,mungkin ibunda yang terlalu mencemaskannya"walangsungsang mengangguk.
"jangan terlalu khawatir, aku tidak mau ibunda sakit,aku pamit dulu"walangsungsang mencium singkat pipi subang larang sebelum melangkah keluar wisma subang larang
"assalamualikum"
"waalaikumsalam"subang larang kembali terdiam, benar juga perkataan putra sulungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARAKI STORY
Randomkisah tiga bersaudara,putra putri dari subang larang dan gusti prabu siliwangi Raden Walangsungsang:putra sulung sekaligus kakak tertua, sosok yang dingin berparas tampan membuatnya di gemari banyak pendekar wanita Nyimas Rara Santang:putri satu-sat...