Waktu berlalu cukup cepat senja sudah kembali menyapa Kian Santang dan Arya sedang bersiap-siap untuk menemani tabib Cakara yang merupakan ayah Arya,menemui salah satu adipati di desa yang ia tinggali
"bagaimana kalian sudah siap?"tanya tabib Cakara
"sudah paman/ayah"jawab keduanya bersamaan
"kalian keluar dahulu aku akan menyiapkan beberapa dedaunan herbal"ucap tabib Cakara keduanya mengangguk dan segera melangkah keluar rumah
"semenjak kehadiran Jaya Sangara,sifat Arya mulai berubah jika seperti ini ia dapat dengan segera kembali kekeluarganya"batin tabib Cakara
"mari berangkat"ajak tabib Cakara yang sudah menenteng dua buntelan ditanganya dan satunya lagi ia kalungkan di pundaknya
"ayah biarkan aku yang membawa nya"Arya mengambil alih dua buntelan yang berada di tangan tabib Cakara
"dan yang satunya biarkan aku yang membawanya"Kian Santang mengambil satu buntelan dari tangan arya ketiganya tertawa kecil
"mari kita berjalan sebelum malam"ajak Kian Santang
*****
Sementara itu abikara membawa Rara Santang kembali ke istana kandangwesi
"panggilkan tabib"titah Abikara dengan dingin
"sendika raden"ucap prajurit
"putraku siapa wanita ini nak?,apakah dia kekasihmu?"tanya Ratu Parwati bersemangat
Abikara mendengus kesal "ibunda aku saja tak mengenal wanita ini"
"tak mungkin kau tak mengenal wanita ini putraku,ibunda hafal sifatmu mana mungkin kau mau menolongnya jika kau tak kenal padanya"
"dan satu lagi selama ini saja sifatmu sangat dingin dengan para wanita,sudah berapa saja wanita yang sudah kau tolak"
"jadi rasanya tak mungkin jika kau tak mengenal wanita ini"
"lagian jika kau memang mencintai wanita ini tidak papa,ia sangat cantik"cerocos Ratu Parwati panjang kali lebar Abikara hanya terdiam dengan tatapan mata tajam dan ketusnya
"usianya saja jauh lebih tua dariku ibunda,menjijikan sekali jika aku mencintainya"Abikara bergedik takut membayangkan dirinya menikah dengan Rara Santang
"permisi raden"sapa prajurit yang membuyarkan bayangan Abikara
"silahkan masuk"ucap Abikara dingin
"periksa wanita itu"titah Abikara
"sendika raden"jawab sang tabib
Setelah cukup lama akhirnya tabib selesai memeriksa Rara Santang
"bagaimana kondisinya?"tanya Ratu Parwati
"tidak ada yang perlu dikhawatirkan gusti ratu,raden. wanita ini hanya memerlukan banyak istirahat sepertinya ia terluka"jelas tabib
Abikara dan Parwati mengangguk paham "kau boleh keluar"titah Abikara
"sendika raden"jawab tabib
"putraku ibunda keluar dahulu"ucap Parwati berpamitan
"ibunda mau kemana"Abikara menahan tangan Parwati
KAMU SEDANG MEMBACA
WARAKI STORY
Randomkisah tiga bersaudara,putra putri dari subang larang dan gusti prabu siliwangi Raden Walangsungsang:putra sulung sekaligus kakak tertua, sosok yang dingin berparas tampan membuatnya di gemari banyak pendekar wanita Nyimas Rara Santang:putri satu-sat...