22. Merasa Aneh

126 29 43
                                    

"Harapan gue banyak, salah satunya V alias Venus sadar kalau gue Liam. Li---teman kecilnya."


22 || MERASA ANEH🦁


Suara tangis seorang anak kecil terdengar pilu ditelinga Liam.

Liam yang kala itu masih kecil,  mengedarkan pandangannya mencari asal suara tersebut.

Begitu menemukannya, ia segera menghampiri.

"Hei, kamu kenapa?" tanyanya pada gadis kecil yang sedang menangis di pojok luar sebuah toko kosmetik. Kepala gadis itu menghadap ke kanan, membelakangi Liam. Dengan kedua tangan yang melingkari betis kecilnya.

Mendengar suara seseorang, sontak ia mengangkat wajahnya, menoleh pada Liam. Dengan cepat ia menghapus air matanya.

"Tidak apa-apa, kamu siapa?"

Liam memilih duduk disampingnya. "Namaku Liam, kamu bisa memanggilku Li."

"Di mana orang tuamu?" tanya Liam kemudian.

"Mereka ..."

"V, kenapa disini?" Suara seseorang yang berhasil menghentikan ucapan gadis itu membuat Liam menoleh. Wanita paruh baya datang menghampirinya dan mengajak V untuk berdiri.

"Maaf, nak. Tadi dia tiba-tiba menghilang, ternyata ada disini. Terimakasih sudah menemani V. Kami pergi dulu," ucapnya yang langsung membawa V pergi.

Liam mengerjap, dia bahkan belum bicara banyak dengan anak gadis itu. Lantas, kenapa ibunya berterimakasih?

Tak ingin banyak pikiran, Liam segera pergi untuk menghampiri orang tuanya.

Beberapa hari kemudian, Liam bertemu lagi dengan V.

Sekarang keduanya tampak akrab, mulai bermain bersama dan bercengkrama. Liam tak menanyakan perihal kenapa V menangis waktu itu, dia tak ingin mengingatkan sesuatu yang akan membuat gadis itu bersedih.

"V, aku punya sesuatu. Ibu memberinya untukmu." Liam sering menceritakan V kepada ibunya, itulah kenapa hati beliau tergerak untuk memberikan ini.

"Oh ya? Apa?" V tampak antusias. Dengan senang hati, Liam menunjukkan sebuah liontin.

"Waahh, bagus sekali." V mengambilnya dan membuka bandulnya. Di dalam ada foto Liam.

"Kok foto kamu?" tanya V bingung.

Liam tersenyum. "Kamu satu, aku satu. Nah punya kamu, ada foto aku. Dan punya aku, bakal di taroh foto kamu. Jadi, nanti kamu bawa yah foto kamu buat ditaroh disini."

V mengangguk, lalu bertanya lagi. "Kenapa gitu?"

Liam kecil tampak berfikir. "Mungkin biar kita gak saling lupa? Soalnya aku liat, ibu sama bapak juga punya. Bahkan masih ada sampe sekarang. Kata ibu, itu mereka buat dari saat mereka masih muda, masih temenan. Eh, tau-taunya mereka jadi jodoh."

V manggut-manggut mengerti. "Berarti nanti kita jodoh juga dong?" Liam mengerjap malu, pipinya tampak bersemu merah.

"M-mungkin."

"Wahh, kalau gitu nanti besok aku bawa foto aku. Kita ketemu disini lagi, yah."  Liam mengangguk semangat, lalu mereka pulang ke rumah masing-masing.

Besoknya, Liam menunggu V ditempat biasa. Tapi, sudah lama menunggu, V tak kunjung datang jua. Sampai akhirnya, Liam tak sengaja menangkap foto kecil yang bertengger di atas rerumputan dekat pohon.

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang