10. Momen

413 90 162
                                    

"Ketika jantung berdetak tak karuan, ketika hati terasa menghangat. Tetapi, mereka abai."


10 || MOMEN🦁


Venus sedang berjalan-jalan dengan sepeda pinknya, menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Venus sedang berjalan-jalan dengan sepeda pinknya, menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya.

Kakinya terus bergerak mengayuh sepedanya, lalu berhenti tepat didepan warung makan yang terletak dipinggir jalan. Warung ini merupakan tempat makan kesukaannya yang pemiliknya kerap kali dipanggil bu Ija.

Setelah memarkirkan sepedanya dengan aman, Venus melihat ternyata sedang ramai. Dia pun memilih masuk, dan bergabung bersama pelanggan lain.

Rasa makanan disini sangat lezat, tak kalah dari masakan-masakan hotel bintang lima. Selain itu, harganya juga murah meriah. Walaupun murah, kadang Venus masih suka ngutang. Tiap kali ditanya, dia bilang  sebagai kenang-kenangan kalau Venus pernah doyan berhutang.

Namun, jangan salah. Walaupun masakan bu Ijah lezat, tetap saja masakan mamahnya nomor 1 dihati.

"Assalamu'alaikum, bu Ija." Venus menerobos hingga ke dapur. Maklum, sudah kenal jadi tidak apa-apalah. Begitu jawaban Venus setiap kali ditanya pasal hal tersebut.

Bu ija yang sedang sibuk pun menoleh dengan senyum ramah diwajahnya. "Wa'alaikumsalam, eh ada Vey cantik." Venus terkekeh mendengarnya.

"Sibuk banget yah, bu?"

"Iya nih neng, alhamdulillah banyak pelanggan."

"Vey, bantu yah." Venus hendak mencuci piring. Tetapi, dicegah oleh bu ija.

"Gak usah neng, jangan. Lagian ada Arina, trus bentar lagi anak sulung ibu mau datang juga."

"Oh ya? Bagus tuh. Vey juga belum pernah liat wajahnya." Bu Ija hanya tersenyum kemudian menyiapkan makanan biasa yang dipesan oleh gadis itu ketika datang kemari.

"Dia cowok atau cewek?" tanya Venus kepo.

"Cowok."

"Woah? Dia kesini mau bantuin bu Ija?"

Bu Ija mengangguk. "Dia jarang banget kesini, kadang kalau datang dia emang suka bantu-bantu apalagi kalau ramai begini." Venus manggut-manggut, dia jadi tidak sabar ingin melihat rupa dari anak sulung bu Ija.

"Ngomong-ngomong, dia satu sekolah juga sama kamu." Venus sontak menoleh sekalian mengambil pesanannya diberikan bu Ija.

"Oh ya? Kelas berapa?"

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang