09. Simbiosis Mutualisme

402 95 182
                                    

"Yang penting kita sama-sama untung, gak ada yang buntung. Jadi, gak usah sok jual mahal."


09 || SIMBIOSIS MUTUALISME🦁

"Langit?" panggil Venus begitu memasuki rumah megah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Langit?" panggil Venus begitu memasuki rumah megah tersebut. Angkasa yang turut ikut hanya berdiri diambang pintu, bersandar disana. Setia mengawasi Venus.

"Langit?" panggilnya sekali lagi kala tak ada yang menyahut.

Tiba-tiba layar tv didepannya menyala, menampakkan kisah-kasih yang pernah keduanya lalui. Apa-apaan ini!

Tak lama, Langit muncul dan menghampirinya. "Masih ingat ini, gak?"

Mata Venus terpejam, dia menghembuskan nafas kesal. "Jadi tadi lo cuman bohongin, gue?"

"Maaf, tapi dari situ aku tau. Kamu masih perduli dan khawatir sama aku." Pria itu tersenyum lebar.

"Stop yah, Langit. Kita udah selesai, dan gue gak mau diganggu sama lo. Ngerti gak sih? Gue perduli bukan berarti masih cinta. Lebih baik lo buang jauh-jauh ekspektasi lo itu, jatuhnya sakit." Lalu Venus berbalik untuk pergi. Namun, Langit dengan cepat mencekal lengannya.

"Please, Vey."

"Gak usah dipaksa kalau orang gak mau, dia tuh udah gak cinta sama lo. So, sadar diri dan tau diri," celetuk Angkasa yang masuk untuk membawa Venus pergi.

Tak terima, Langit menarik lengan Angkasa. "Lo itu bukan siapa-siapanya dia! jadi, berhenti ikut campur urusan kami!" cetusnya.

Angkasa terkekeh pelan. "Dia pacar gue, lo mau apa?"

***

Venus mengerang frustasi di kamarnya, kenapa dia harus terlibat dalam masalah mereka. Kalau gini, bisa kacau urusannya. Hidupnya tak akan pernah tenang lagi. Sial sekali!

Dia memikirkan kembali kejadian ketika mereka dalam perjalanan pulang. Venus tak jadi mengajari Angkasa hari ini, dia jadi tidak mood dan ingin langsung pulang.

"Apa-apaan sih, lo!" kesal Venus memandang sengit pada Angkasa.

"Apa? Gue nyelamatin lo, harusnya lo itu berterimakasih," ujarnya santai masih fokus menyetir.

"Bisa gak sih, lo berdua tuh gak usah nyeret-nyeret gue dalam masalah kalian!"

"Gak ada yang nyeret. Lo lupa? Lo emang udah masuk dari awal. Salah lo, kenapa jadi mantan si Langit?"

Venus menggeram kesal, mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Udah gini aja, kita cari aman. Gimana kalau kita buat kesepakatan?" Venus menoleh curiga. Perasaannya tak enak.

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang