16. Sudahi Semuanya

333 65 39
                                    

"Sudahi, sebelum semuanya semakin rumit dan berat."


16 || SUDAHI SEMUANYA🦁

Suara gebrakan meja terdengar keras di dalam kelas Langit yang tampak sepi dikarenakan jam istrahat yang sedang berlangsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara gebrakan meja terdengar keras di dalam kelas Langit yang tampak sepi dikarenakan jam istrahat yang sedang berlangsung.

Langit yang sedang bergurau bersama kedua temannya sontak menoleh.

"Venus?" Senyumnya mengembang begitu mendapati keberadaan gadis itu dihadapannya.

Tatapan dingin dan mengancam dilayangkan untuknya.

"Tumben kamu kesini? Udah berubah pikiran, ya?" Langit tersenyum senang, berpikir bahwa Venus akan kembali padanya. Tidak sadarkah dia dengan tatapan Venus? Emang yah, cinta itu buta.

"Kamu udah taukan, ayahnya Angkasa itu brengsek. Makanya kamu jangan dekat-dekat sama Angkasa, ntar kamu dipake sam---"

Plak!

Suara tamparan terdengar nyaring di setisp sudut kelasnya hingga membuat kedua teman Langit terkejut, bahkan Langit sendiri merasa tak percaya. Dia kembali menatap Venus dengan pipi yang berdenyut sakit.

"Tutup mulut, lo!" desis Venus menunjuk wajah Langit.

"Vey..." lirih Langit.

"Gue tau lo buruk, tapi gue gak nyangka kalau lo seburuk itu!"

"Maksud kamu, apa?"

"Udah deh gak usah aku-kamuan, bacot banget tau gak. Nih, liat!" Venus menunjukkan rekaman video yang dia ambil sewaktu Langit sedang berbicara bersama kedua antek-anteknya.

"Kenapa sih, kamu selalu bela dia?" Pertanyaan itu terlontar dari mulut Langit.

"Kenapa? Karena yang lo lakuin itu salah!"

"Aku lakuin itu biar bisa dapetin kamu lagi, Vey. Aku pengen berjuang sekali lagi buat kamu, karena dia kamu makin jauh dari aku."

Venus tertawa hambar. "Yang bikin jarak kita jauh bukan Angkasa, tapi lo! Ngaca, intropeksi diri!" cetus Venus.

"Dengan lo kayak gini, bikin gue makin yakin buat hilangin semua perasaan gue tanpa sisa!" lanjutnya.

Langit menggeleng cepat, lalu menggenggam tangan Venus. Venus mencoba melepasnya, tapi tidak bisa. Genggaman pria itu terlalu kuat. "Aku bakal berubah."

Venus menghela nafas berat. "Lo cinta sama gue kan?" tanya Venus tiba-tiba membuat Langit mengangguk cepat.

"Lepasin, dan ikhlasin gue. Jangan ganggu gue lagi, biarin gue bahagia ... tanpa lo!" Dalam dan menusuk, itu yang dirasakan Langit ketika mendengarnya.

Perlahan Langit melepaskan genggaman tangannya, matanya berkaca-kaca hendak menangis.

Tanpa bisa decagah, sebulir air bening mengalir dari pelupuk matanya hingga membasahi pipi. Venus serta kedua teman Langit terkejut melihatnya. Seumur-umur seorang Langit tidak pernah menangis, apalagi hanya urusan wanita.

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang