30. Mawar Biru & Sosok Misterius

99 14 27
                                    

"Akan ku hancurkan hingga berkeping-keping. Dan mereka tidak akan bisa lari."


🦁ANGKASA 30🦁

Seorang wanita, menatap botol anggur yang berputar mencari sasarannya. Ketika berhenti, dia tersenyum miring.

"Kena, kau." Dia menatap gadis remaja di depannya.

"Truth or dare?" tanyanya membuat gadis muda itu berdecak.

"Dare."

"Kalau begitu lakukan tugasmu." Gadis tersebut terkekeh diikuti olehnya.

"Kita tunggu waktu yang tepat, lagi pula Itu hal yang mudah ...," dia memandang foto Venus yang berada di atas meja. "Tante," lanjutnya yang kembali melempar pandangannya pada lawan bicara.

***

"Eh, weekend besok jalan-jalan, kuy. Nyenengin bu bos." Zayn melirik Angkasa membuat sang empu mengangkat sebelah alisnya.

"Wah, kuy. Siang ke tempat wisata, malamnya ke pasar malam. Gimana?" timpal Athala.

"Pasar malam, ya ...." Angkasa tampak berpikir. Lalu dia melirik Liam, pria itu tampak semakin diam.

Tiba-tiba Liam berdiri, mengundang perhatian teman-temannya.

"Mau ke mana?" tanya Panca.

"Keluar bentar," jawabnya. Kemudian berjalan keluar dari rumah Athala. Hari ini, mereka sedang berkumpul di rumah pria itu.

Setelah kepergian Liam, Zayn juga ikut berdiri.

"Kalau lo mau ke mana?" tanya Panca lagi.

"Nyari tikus yang waktu itu, siapa tau dia ngakak kalau liat gue." Panca yang mendengarnya begidik ngeri.

Mereka semua lalu saling memandang, teringat kembali pada perkara beberapa minggu lalu. Dan akhirnya bengek berjamaah.

Sedangkan untuk ponsel Dama, Angkasa sudah menggantinya.

"Tuh anak gabut banget, sumpah." Dama sungguh tak habis pikir dengan jalan pikiran temannya yang satu itu.

"Emang dia hapal tikusnya yang mana? Capek deh." Lanjutnya masih tertawa dengan tangan yang memukul-mukul pahanya.

"Pokoknya yang ketawa, berarti dia," timpal Angkasa.

"Btw, mau liat rekamannya, gak?" tawar Athala, mengerling jahil pada Panca. Hal ini sontak membuat pria itu panik.

"NGGAK BOLEH, ANJIR!"

***

Liam menjatuhkan tudung hoodie coklatnya untuk memakai helm, lalu dia segera menancap gas. Membawa motornya membelah keramaian kota, mencari suatu tempat yang ingin dia tuju.

Setelah menempuh hampir 18 menit, akhirnya dia sampai ke tempat tujuan. Liam buru-buru turun, kemudian menghampiri seorang wanita paruh baya yang tengah menata bunga-bunga cantik di luar.

"Bu, saya satu buket bunga mawar birunya,"  ucapnya membuat wanita itu menoleh.

"Eh, iya. Selamat datang di toko bunga Haritias." Liam hanya tersenyum tipis menanggapi. Saat in dia sedang berada di toko bunga, ingin membelikannya untuk seseorang. Sembari menunggu, matanya melihat-lihat ke dalam sana. Ada berbagai bunga yang dijual di sini, meskipun tempatnya tidak begitu luas. Selain itu, tempat ini bersih dan aroma serbuk bunga yang keluar membuatnya merasa nyaman.

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang