34. Mencoba Menerima

79 13 13
                                    

"Banyak peristiwa dalam hidup yang gak mudah kita lewatin sendiri. Kita butuh dukungan, butuh teman berbagi yang bisa mengerti kita."


34 || MENCOBA MENERIMA🦁

Malam telah tiba, waktunya mereka makan malam. "Papah kangen, padahal baru berapa hari," celetuk Venus yang beranjak memeluk Bintang. Ya, pria itu akhirnya pulang juga.

Bintang tersenyum hangat, membalas pelukan Putri tercintanya. "Untung papah udah abis mandi. Kalau kamu peluknya pas baru sampe, pasti bau." Bintang tertawa pelan. "Bumi mana?"

"Disini!" ujarnya memasuki rumah.

"Ayo, kita makan malam," ajak Bulan.

Saat duduk, Bumi mengambil kain merah dan mengikatkannya pada mata Bintang. "Eh, buat apa?"

"Suprise buat Papah," jawab Bulan.

"Wahh, jadi gak sabar nih Papah."

"Tunggu ya, Pah. Nanti Vey bilang buka, baru boleh dibuka."

Venus beranjak, menarik Vy bersamanya.

"Okee, udah siap. Satu ... dua ... ti ... ga!" Bintang langsung melepaskan ikatan matanya, dan melihat ke depan.

Betapa terkejutnya dia, kala melihat Venus bersama seseorang yang begitu mirip dengannya.

"Dia ...?" tanya Bintang, meminta kejelasan atas semua ini.

"Anak kita."

***

"Ang, ke sana hayuk," ajak Venus.

Dengan tangan bergandengan, keduanya berjalan menyusuri trotoar. Banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini, membuat mereka tidak memiliki waktu banyak berdua.

Beberapa hari sudah berlalu, kini Vinnasya
Sudah resmi masuk dalam Kartu Keluarga. Keluarganya kembali lengkap, dia juga sudah banyak menghabiskan waktu bersama Vinnasya dan keluarga. Besok, gadis itu akan masuk sekolah bersamanya dan Bumi.

Venus mengajak Angkasa menghampiri kedai es-cream.

"Mbak, yang rasa Mangga sama ...?" Venus menatap Angkasa meminta jawaban.

"Rasa Coklat," sambung Angkasa.

"Gimana? Udah lancar kimianya? Besok kita ada ulangan harian," tutur Venus.

"Udah dong, kan kamu yang ngajarin. Aku gak bakal biarin kerja keras kita jadi sia-sia."

Venus tersenyum mendengarnya, lalu menoleh ketika suara mbak penjual menginstrupsi. "Ini es-creamnya, monggo."

"Makasih, mbak." Setelah mengambilnya, Angkasa merogoh saku celana dan mengeluarkan uang 20rb-an.

"Ayo, cusss."

Seseorang dari kejauhan menatap keduanya dengan seringaian. "Berbahagialah, keluarga kalian pasti akan hancur."

***

"Gak apa-apa, jangan gugup. Semua akan baik-baik aja." Venus menggandeng tangan Vinasya yang terasa dingin, lalu mengajaknya memasuki area sekolah.

Murid-murid yang dilewati mereka melongo melihat keduanya.

"Itu Venus sama siapa?"

"Lah, Venusnya yang mana?"

"Venus punya kembaran? Kok baru keliatan?"

"Serius, kayak difotocopy njir."

"Gimana bedainnya?"

ANGKASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang