"Bersama itu menyenangkan. Hal-hal yang dianggap kecil, nyatanya itu paling membekas.
•
•
23 || DINNER, YUK🦁Kringgg ....
Venus melenguh saat mendengar bunyi alarmnya yang memekakkan telinga, tangannya terulur ke arah alarm yang berada di atas nakas.
Alih-alih mematikan alarm. Venus malah melempar alarm yang tak berdosa itu ke sembarang tempat hingga mati mengenaskan membentur tembok.
"Venus!" Teriakan dari luar kamarnya terdengar begitu nyaring hingga membuat Venus menutup kedua telinganya dengan bantal.
"Venus suara apa itu? Kamu pecahin alarm lagi?" Bulan menggedor-gedor pintu kamar anaknya. Venus memang seperti itu jika dia masih sangat mengantuk, katanya berisik. Jadi, dia melemparnya hingga alarm itu rusak, dan ini sudah yang kesekian kalinya. Sungguh kebiasaan yang buruk.
Venus tak merasa terganggu, matanya benar-benar berat untuk sekedar membuka.
"Venus buka pintunya, ada Angkasa di bawah!"
Otaknya bahkan tak bisa merespon perkataan Bulan.
Bunyi pintu terbuka membuat Venus mengerang. "5 menit lagi, Mah. Vey masih ngantuk," rengeknya sangat pelan.
"Sayang, bangun. Udah mau telat." Venus mengernyit di balik selimut ketika merasakan tangan kekar seseorang yang sedang mengusap kepalanya. Mungkin Bintang, pikirnya. Tapi, suaranya terdengar berbeda.
Akhirnya Venus mencoba untuk memaksa kedua kelopak matanya agar terangkat. Kemudian menarik selimut ke bawah, hingga ia mendapati sosok Angkasa yang sedang tersenyum manis tepat dihadapannya.
"Yaampun, pagi-pagi baru bangun, udah disuguhi yang cakep-cakep aja. Kayaknya gue lagi mimpi deh, jangan-jangan mimpi tadi masih nyambung," cicitnya kecil yang masih setengah sadar.
Dengan senyum mengembang, tangannya terangkat untuk mengusap wajah tampan kekasihnya.
Lagi-lagi keningnya dibuat mengernyit. "Kok kayak nyata?" gumamnya heran.
Angkasa terkekeh melihat tingkah Venus, sangat menggemaskan. "Ini bukan mimpi, Hey," ujarnya sembari memegang tangan Venus yang sedang berada dipipinya.
Masih dengan raut wajah yang sama, otak Venus perlahan mulai berproses. Tunggu! Itu Angkasa? Serius Angkasa? Atau dia sedang mimpi?
Dengan segera ia mengucek-ngucek kedua matanya, lalu kembali melihat sosok didepannya. Sontak matanya membulat, terkejut.
"HAH! ANGKASA!"
***
Suara tawa Angkasa sedari tadi tak pernah reda, dia terus-terusan menggoda Venus hingga membuat pipi gadis itu memerah malu.
"Udah, Ang. Fokus aja bawa sepedanya." Venus menepuk tangan kiri pria itu yang berada di depannya.
Saat keluar dari rumah tadi, Angkasa mengatakan kalau dia datang naik ojek. Sengaja tidak bawa motor, supaya bisa pergi bareng Venus naik Pingky--sepeda merah muda milik gadis itu.
Katanya, biar lebih romantis. Terlebih dia meminta Venus duduk dibagian depannya. Dan berkahirlah seperti sekarang.
"Saking kangennya yah, sampe-sampe mimpiin aku semalam? Udah gitu kebawa sampe bangun. Lucu banget tau gak sih, liat kamu tadi," ujarnya yang belum puas. Lalu memperagakan cara bicara Venus tadi pagi. "Yaampun, pagi-pagi baru bangunn udah disuguhi yang cakep-cakep aja." Suaranya dibuat persis seperti Venus, walaupun tidak benar-benar sama dan malah membuat geli ketika mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [END]
Teen FictionDILARANG KERAS PLAGIAT!‼️ (Karya 1) [Fiksi remaja] Part lengkap🦁 Start 1 : 25 maret 2020 Start 2 : 25 februari 2021 Finish : 2 agustus 2022 Membalas dendam terhadap Langit--rival lamanya, adalah tujuan satu-satunya bagi seorang Angkasa andromeda un...