"Dendam mampu merusak seseorang dengan begitu parahnya. Bukannya mendapat ketenangan, justru mendapatkan rasa sakit tak berujung."
•
•
🦁ANGKASA 39🦁"Kamu gak meriksa dulu, sebelum ngambil, hah?!" teriak Maretha, murka pada Vania.
"Aku liat, pas ngambil isinya memang berkas penting itu. Trus aku taruh di kamar sebentar, lalu Bumi---"
Pupil mata Vania sedikit melebar saat mengingat sesuatu.
"Kak, dipanggil Mamah." Vania pun segera pergi untuk turun. Meninggalkan Bumi di depan kamarnya, tanpa ada rasa curiga.
"Bumi, pasti dia yang ambil. Berarti selama ini, mereka udah tahu."
Plak!
"You stupid! Gak bisa diandalkan," cerca Maretha setelah menampar Vania dengan keras.
Lalu dia beranjak membuka isii flesdisknya. "Vania, isi flashdisknya cuman kartun!" Maretha membuka-buka setiap file yang disalin Vania dari laptop Bintang, tapi hasilnya nihil.
Dia menemukan satu File yang mencolok, lalu membukanya. Namun, ternyata itu video yang berisikan Bintang di dalamnya.
"Gimana? Gak nemuin apa-apa, ya? Kasian ketipu." Dalam rekaman Bintang tertawa.
"Katakan pada Vania jika ingin sembunyi, cari tempat yang sedikit luas supaya lengannya gak keliatan. Dia harus kesini, Bumi bisa mengajarinya cara sembunyi yang tepat. " Bintang terkekeh pelan.
Maretha melirik tajam pada Vania yang terdiam.
"Hallo Kakak Ipar, lama gak ketemu. Gak usah marahin anak saya, apalagi sampai menamparnya. Itu tidak adil. Bagaimana saya bisa tahu? Karena Saya tahu tabiatmu, Kak."
"Saya tahu, kamu yang pernah menyisipkan seseorang ke dalam kantor saya untuk mencuri. Dan sekarang, kamu manfaatin anak saya? Kamu juga yang pernah berusaha memubunuh saya, tapi usaha kamu selama ini sia-sia. Kamu bahkan gak pernah bisa nyentuh saya."
"Saya gak tahu, bagaimana bisa anak saya ada padamu. Terlebih yang saya tahu, anak kembar saya hanya dua. Kemungkinannya, kamu mencuri putri saya. Tapi tenang saja, dokter dan suster yang kamu sogok, sudah ada ditangan kami." Bintang lalu tertawa, gelak yang terdengar meremehkan.
Maretha membulatkan matanya, dadanya naik turun emosi. Bibirnya menipis menahan kesal. "Kurang ajar argghhhh!"
Saat akan membanting laptop tersebut, suara Bintang menghentikannya.
"Eitss, jangan dibanting dulu dong. Sayakan belum selesai ngomong."
Kedua mata Maretha mengedip-ngedip, tak menyangka pria itu bisa menebak dirinya.
"Kamukan pelakunya? Vania, ayo tanyakan pada tantemu." Bintang berkata seolah bisa menebak pikiran Vania yang berkecamuk.
"Tan? Benar?" Maretha menoleh geram, sesaat kemudian tertawa. Untuk apa lagi dia sembunyikan, semuanya sudah kacau, gadis ini tidak berguna untuknya.
"Iya, lalu? Kamu mau marah? Hahahaha."
"Dulu saya sangat membenci para bedebah sialan itu, terlebih ibumu--Bulan. Dia selalu saja mengambil perhatian Mars, bahkan tanpa dia melakukan apapun. Sementara saya yang berusaha mati-matian mendapatkan hatinya, tak pernah sekalipun dilirik. Setelah kami menikah pun, itu tidak mengubah apa-apa. Mars malah semakin tergila-gila pada gadis payah itu. Bulan tak pernah membalasnya, dia lebih memilih saudara Mars---Bintang, dan menikah," ungkapnya menggebu-gebu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA [END]
Teen FictionDILARANG KERAS PLAGIAT!‼️ (Karya 1) [Fiksi remaja] Part lengkap🦁 Start 1 : 25 maret 2020 Start 2 : 25 februari 2021 Finish : 2 agustus 2022 Membalas dendam terhadap Langit--rival lamanya, adalah tujuan satu-satunya bagi seorang Angkasa andromeda un...