ANGKASA [END]

38. Keadaan Yang Rumit

"Sepandai apapun menyembunyikan bangkai, baunya akan tetap tercium."
•
•
🦁ANGKASA 38🦁

Venus kembali ke rumah dan segera menghampiri Bulan untuk sekedar menyerahkan belanjaan yang diminta beliau tadi.

"Ini, Bund."

Bulan tersenyum sembari mengusap puncuk kepalanya. "Makasih ya, Sayang."

"Angkasa mana?"

"Udah pulang."

"Loh?"

"Papahnya nelfon tadi, jadi dia pulang."

Gadia itu hanya manggut-manggut saja.

"Sayang, Papahkan gak pulang malam ini. Kamu temenin Bunda tidur, ya?"

Venus tampak berpikir sebentar, lalu mengangguk. "Ayo ikut Bunda ke dapur bentar."

"Kardus yang Bunda minta tadi, mana?"

Bulan menoleh. "Ohh itu ... udah dibalikin."

Alis Venus mengerut, "Nyari apa emang?"

"Cuma barang lama kok."

Venus hanya ber-Oh-ria.

"Kita masak apa, ya? Tumis kangkung deh." Bulan membuka kulkas, dan mengambil sayur tersebut.

"Kamu tolong irisin kangkungnya, ya. Diiris kecil aja, daun ujungnya di keluarin."

"Bunda ke depan bentar."

Venus mengambil kangkung tersebut beserta pisau, dia pun mulai mengerjakannya.

Tak berselang lama Bulan kembali lagi, melihat putrinya yang tengah mengiris Sekarang barulah dia yakin. Ini bukan cara mengiris Venus, anak itu selalu mengirisnya dengan posisi menyerong. Tapi yang dilihatnya berbeda.

"Pinter banget sih anak Bunda."

Gadis itu terdiam merasakan usapan lembut di kepalanya. Namun, memilih mengabaikan.

***

Pagi harinya, keluarga kecil itu berkumpul di meja makan untuk sarapan. Bintang juga sudah pulang pagi tadi, sekitar jam 5.

"Hari ini pokoknya milik keluarga, Papah gak boleh pergi ke kantor. Bumi gak usah keluyuran, Vy dan Venus juga," ujar Bulan saat sedang menyendok nasi.

Bintang menoleh. "Mau kemana emang, Mah?"

"Jalan-jalan dong, buat kenangan baru."

"Emm, Papah---"

"Syuttt! Bunda gak nerima penolakan pokoknya, atau Papah tidur di luar malam ini." Ancam Bulan.

"Kan ada Kantor."

Bulan menoleh dengan wajah tak percaya, sedangkan Bintang yang keceplosan langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Jadi Papah lebih milih tidur di Kantor dari pada sama Bunda? Oke!" Bulan kesal mengambil garpu dan menusuknya tepat pada mata ikan, lalu melirik Bintang dengan mata menyipit.