emotion

2.2K 253 0
                                    


Lisa menapaki kaki nya di sebuah basement yang telah di sulap menjadi sebuah arena

"Datang juga lu setelah sekian lama bersemedi di goa hantu! Ada apa gerangan kawan?" Tanya seorang namja yang menepuk bahu Lisa

Lisa memutar matanya

"Bacot!."Ucapnya dingin. Dan menyerahkan kertas pendaftaran balapan ke panitia.

"Yak!! Gua cuman nanya doang!" Keluh bambam

"Dan gua gak mau jawab bambam!" Balas Lisa. Bambam mendengus

"Btw. Berarti lu mau kan balik lagi ke kita?" Tanya bambam

Lisa terhenti dan menatap bambam
"Lu pikir gua datang kesini gara gara mau balik ke kalian?" Ucapnya

Bambam mengangguk

"Lord mengharapkan lu kembali Lisa"ucap bambam

Lisa berdecih

"Gua muak bambam jadi jangan paksa gua okey" jelas Lisa

"Terus kenapa elu pergi ke arena sekarang?" Tanya bambam

Lisa menatap jengah bambam

"Lu cowok yang banyak bacot tau gak sih," ucap Lisa lalu berlalu meninggalkan bambam.

Bambam menghela napas kasar

"Lu gak tau gilanya lord karena kehilangan orang kek lu lisa. " Lirih bambam

lalu tiba tiba ada yang menepuk pundak nya

"Bagaimana?" Tanyanya dingin

Bambam menoleh

"Tetap tidak ada hasil lord" ucap bambam.

Pria yang disebut lord itu hanya menyeringai
"Berarti aku harus menggunakan sedikit kekerasan agar ia kembali" ucapnya.




Langkah Kaki gadis bermata kucing itu gema terdengar di sebuah rumah sederhana di lereng bukit. Tatapannya tegas dan tajam

Meski rumah itu terbilang sederhana alat alat didalamnya begitu menyiratkan aura kecerdasan Jennie sesungguhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meski rumah itu terbilang sederhana alat alat didalamnya begitu menyiratkan aura kecerdasan Jennie sesungguhnya.

Monitor monitor dan barang canggih lainnya berjajar rapih di rumah ini.

Lalu tampaklah seorang namja yang menunduk hormat kepada Jennie

"Selamat datang Jennie" ucapnya

"Aku tak ingin berbasa basi hanbin. Cepat beritahu aku apa yang terjadi sebenarnya" ucap Jennie datar.

Hanbin menghela napas lalu tersenyum kecut.

"Baiklah. .. ikut aku ke ruang kontrol Jennie" ajak hanbin menuju suatu ruangan

Yang di dalamnya ada sekitar 5 orang dengan pekerjaan mereka masing masing

"Aku sudah memeriksa cctv di gerbang ataupun mobil mobil yang berada disana Jen.. tapi hasilnya nihil. Pelakunya lebih pintar dari perkiraan kita.. maafkan aku" lirih hanbin

Jennie terdiam menatap monitor didepannya.

Hanbin mencengkeram ujung bajunya kuat.

Jennie membuka Jaz hitam yang ia kenakan lalu melemparnya ke atas meja menyisakan kaos hitamnya.

Ia menyandarkan tubuhnya dengan kedua tangan di meja. Dan menunduk
Terdengar helaan napas dalam

Semua diruangan itu terdiam cemas

"Keluar " Titah Jennie dingin. Semua yang ada di ruangan itu pun keluar kecuali hanbin yang menunduk dalam

*Brakk!

Jennie melempar monitor dihadapannya ke arah hanbin.hinga pria itu pun ambruk kebelakang.

"SIAL! DASAR TAK BERGUNA!" Umpat Jennie di luar kontrol.

Mencengkeram kerah hanbin dan memukulinya membabi buta.

Menginjak perut hanbin yang hampir tak berdaya.

Sementara hanbin

Pria itu tak berekspresi sama sekali

Karena ia sudah biasa dijadikan pelampiasan gadis dihadapannya itu

Dan dia menerimanya dengan sepenuh hati

Karna dia ada rasa terhadap Jennie

Sahabat kecilnya

"KAU TAU KELUARGA KU DI TEROR BRENGSEK!! EOMMA TIRIKU MENJADI KORBAN DAN KALIAN TIDAK BECUS MENCEGAHNYA!KERJA APA KALIAN SELAMA INI!!"
Sentak Jennie menghancurkan barang di sekitar menyalurkan emosinya yang sudah diluar kontrol dirinya. Dadanya. Naik turun dengan cepat

Manit matanya menggelap wajahnya memerah masih menatap tajam hanbin yang sudah mengeluarkan darah akibat luka pecahan kaca di pipinya.










Balapan sudah di mulai.lisa sudah berada di peringkat satu dan bentar lagi ia berada di garis finish.

Hingga tiba tiba suara dering telpon terdengar dari helm canggihnya. (Jadi helmnya yang ada fitur telepon nya gitu loh) 

nomor yang tak dikenal tapi ia tetap mengangkatnya.

Lalu terdengarlah suara seseorang dengan napas yang tercekat

"Datanglah di ****** sekarang atau kakakmu itu benar benar membunuh hanbin malam ini" *tik. Telepon langsung dimatikan sepihak.

Lisa sedikit terkejut dan menarik gas motor nya semakin cepat hingga menghampiri finish
Semua orang bersorak

"Anak itu tak pernah gagal emang" gumam bambam yang menyaksikan Lisa dengan bangga

Lalu tiba tiba bambam mengernyitkan keningnya

"Kenapa dia tak berhenti?" Keluhnya saat melihat Lisa justru meninggalkan arena bukanya berhenti untuk merayakan kemenangan nya.











Jisoo melangkah kan kakinya di mension mewah keluarga Kim.
Ia sempat terkejut karna banyak sekali penjaga di depan rumahnya.

Sementara saat memasuki mension keadaan sangat sepi.

Lalu ia mendapati chaeng yang tengah terisak di ruang tengah

Ia pun menghampiri adiknya itu

"Chaeng hey ada apa ini? Kenapa kau menangis?" Tanya jisoo merangkul bahu sang adik menenangkan nya

"Eomma.. hiks..eonni!!" Histeris chaeng kembali

Jisoo semakin khawatir

"ada apa dengan eomma chaeng hey.. tenang kan dirimu" ucap jisoo mengelus punggung sang adik

Chaeng pun menceritakan apa yang terjadi

Jisoo pun terkejut bukan main.. "lalu sekarang dimana eomma?" Tanya jisoo panik

"Appa membawa eomma kerumah sakit"  ucap chaeng

"Kalau begitu eonni kerumah sakit dulu mengecek keadaan eomma oke"

Chaeng menggelengkan kepalanya

"Aku juga harus ikut eonnie" rengek chaeng

"Baiklah ayo Cepatlah bersiap" ucap jisoo memapah tubuh chaeng











Finally... Om ular kagak ngebadut lagi!!!!
S-o-l-m is coming

The BrightestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang