2

7.1K 955 101
                                    

*********************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*********************************




"Hari ini kau membawa teman ya," [Name] menyodorkan dua es krim.

"Terima kasih," ujar temannya sambil tersenyum.

"Hehe, aku baru berteman dengannya beberapa hari yang lalu."

[Name] duduk di depan kedua bocah itu. "Hee~ begitukah?" tanya [Name]. Mereka berdua mengangguk mantap.

"Siapa namamu?" tanya [Name].

"Ken."

"Nama yang bagus, salam kenal Ken," sapa [Name] tersenyum lembut.

"[Name]-nee kau tidak boleh bersikap manis didepannya!" bocah bersurai blonde itu mengembungkan pipinya sambil bersedekap dada.

[Name] menyolek pipi anak itu, "memangnya kenapa?" godanya.

"[Name]-nee hanya milik Jiro, tidak ada yang boleh mendapat ketulusan [Name]-nee," ujarnya.

"Jiro?" Ken membeo.

Anak bersurai blonde itu memerah ketika mengingat ia memanggil dirinya Jiro dihadapan orang lain. "Diam!"

"Pfftt . . . Kau menggemaskan sekali Jiro," goda [Name]. Jiro tersenyum lalu memeluk [Name].

"Menikahlah denganku!!" ajaknya dibalas pukulan di kepalanya.

"Berhenti bercanda, bocah," ucap [Name] kesal.

"Hee~ aku serius, ayolah~ aku mencintaimu nee-san, mungkin aku masih kecil tapi saat besar nanti aku akan jadi pria sejati dan datang melamarmu," ujar Jiro. Ken asik menyaksikan drama di hadapannya, menarik.

[Name] lelah dengan sikap bocah yang satu ini. Padahal baru kelas 5 SD tapi bisa-bisanya dia bilang jatuh cinta pada gadis SMP.

"Ya aku menantikannya, aku harap kamu menjadi pria dewasa sebelum aku menikah terlebih dahulu," ujar [Name].

"Huh?"

"Kau tau Jiro, sebelum kau datang dan menyatakan perasaanmu padaku, ada seseorang yang sudah menyampaikan perasaannya lebih dahulu," [Name] memanas-manasi.

"Eh, siapa dia?!"

"Dia tem-"

Drrtt . . . Drrtt . . .

Ponsel [Name] berbunyi. Ia melihat sekilas siapa yang menelponnya tertera nama 'Izana' dilayar ponselnya.

"Halo."

"[Name], kau masih bekerja?"

"Hm . . . ya, ada apa?"

"Begitu ya, mau dijemput jam berapa?"

Nada kecewa terdengar oleh [Name], sepertinya sebelum menelpon [Name] Izana sudah mengalami rasa kecewa lebih dulu.

"Kamu bisa menjemputku sekarang, aku akan izin pada bos."

"Baiklah, aku segera kesana."

[Name] mematikan teleponnya sambil tersenyum. Jiro yang melihat itu menatap curiga. "Siapa yang menelepon nee-san tadi?!"

"Hm, kakakku," jawabnya santai.

"Jiro, Ken pulanglah aku ada urusan," kata [Name].

"Boleh aku ikut," senyum merekah diwajah Jiro.

Satu pukulan mendarat di kepalanya, "aku punya urusan pribadi bocah, datanglah kapan-kapan."

Jiro akhirnya pulang dengan lesu diikuti Ken. [Name] izin kepada bosnya. Tak lama Izana datang dan memeluk [Name] terlebih dahulu.

Disisi lain Jiro ternyata menguntit [Name] di balik semak-semak bersama Ken. "Apa dia lelaki yang nee-san katakan?!" Jiro geram sekali melihat Izana yang seenaknya memeluk [Name].

"Tapi lihatlah, warna rambut mereka sama," ujar Ken.

"Bisa saja mereka mewarnai rambutnya supaya couple," ujar Jiro negatif. Ken menghela nafas lelah.

***

Kini [Name] dan Izana sedang berboncengan menuju suatu tempat. Angin sore yang menyegarkan. "Kita mau kemana Izana?"

"Aku ingin mengajakmu makan malam," jawab Izana sedikit kencang karena suaranya tertutup kencangnya angin.

[Name] hanya mengangguk sebagai jawaban membiarkan Izana memimpin jalan, membawanya pergi ke tempat yang Izana mau. Setelah lama perjalanan Izana berhenti di warung ramen.

"Ayo masuk," ajak Izana. [Name] mengangguk.

Seusai makan malam Izana mengajak saudarinya berkendara malam. Mengelilingi Shibuya dimalam hari itu menyenangkan. Indahnya langit malam di Shibuya, mereka menikmati suasana berduaan itu dengan bahagia.

"Sudah lama sekali ya," gumam [Name]. Izana masih dapat mendengarnya itu tersenyum.

***

Sudah seminggu setelah Izana keluar dari sekolah reformasi, tapi entah kenapa setelah Izana keluar dari sekolah reformasi emosinya tidak terlalu stabil. Apa yang terjadi saat Izana di sekolah reformasi? Apa yang terjadi dengannya saat mengunjungi Shinichiro? [Name] bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Kaku-chan, apa Izana berbicara sesuatu padamu?" tanya [Name].

Lelaki yang dipanggil Kaku-chan itu melirik [Name] lalu menggeleng pelan. "Izana memintamu untuk masuk."

[Name] masuk ke kamar Izana, terlihat Izana yang melamun memandangi arah luar. "Ah kamu sudah datang," Izana tersenyum saat [Name] datang. [Name] tahu senyuman Izana itu palsu, dia tidak benar-benar tersenyum. Menyakitkan.

"Ada apa Izana?" tanya [Name] pelan.

"Ayo pergi dari sini."

*********************************

14/10/2021
Publish 6/11/2021

Revisi 10/12/2021

Kurokawa Twins || Tokyo Revengers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang