23

2.6K 337 20
                                    

*********************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*********************************










"Mikey!?" sebuah pelukan diberikan oleh adiknya. Emma, wanita itu menangis melepas segala kerinduannya pada sang kakak.

"Emma," seru Jiro.

"Oh lihatlah kau punya lingkaran hitam dibawah matamu, apa kau kurang tidur? Kau bisa sakit jika seperti itu terus," omel Emma. Sudah lama rasanya tidak Jiro dengar ocehan ini.

Senyum samar dari Jiro, "aku sibuk, tidak sempat untuk tidur."

"Kau harus sayang pada dirimu sendiri, jangan lupa hidup yang teratur, lihatlah kau kurus sekali sekarang," Emma terus menghujani Jiro dengan banyak pertanyaan.

"Ekhem, Emma," tegur pria berbadan besar yang tengah menggendong anaknya itu, Draken. "Kau terlalu protektif Emma."

"Hei sudah dua belas tahun kami tidak bertemu bukankah itu wajar," Emma balik mengomeli Draken.

"Ah apa dia kekasihmu?" tanya Emma saat menyadari Yunna ada disana.

"Halo, Emma . . . Saya Ichiro Yunna partner kerja Sano Manjiro," dengan sopan Yunna memperkenalkan dirinya lagi. Emma dan Yunna berbincang santai berdua. Sedangkan Draken dan Jiro—

"Oi Mikey, mau gendong anakku?" tawar Draken. Dengan ragu Jiro menolak.

"Tidak usah khawatir, suatu saat kau juga akan seperti ini," ujar Draken menyerahkan anaknya pada Jiro.

Ah, Jiro suka sensasi hangatnya kekeluargaan. Jika saja semua tidak terjadi karenanya mungkin ia akan hidup normal seperti ini.

.

.

.

Kedua perempuan itu berbincang dengan suasana sedikit mencekam. "Bagaimana dengan keadaan Mikey?" tanya Emma.

"Baik," jawab Yunna singkat.

Emma lega, "syukurlah, tolong jaga Mikey ya . . . Dia sudah kehilangan tiga orang yang berharga dalam hidupnya sejak kecil, aku tau dia pasti tertekan."

"Tenang saja, aku akan menjaganya," jawab Yunna menyanggupi.

"Oh iya bagaimana dia bisa dekat denganmu? Apa kalian benar-benar tidak ada hubungan lebih?" tanya Emma.

"Y-ya, kami—"

***

Sudah lewat jam makan malam, Yunna dan Jiro baru bisa pergi setelah di telepon Hanma. Sungguh pasangan Ryuguji menyeramkan, mereka tidak membiarkan Yunna dan Jiro pulang. Jika saja Hanma tidak menelepon mungkin mereka harus bermalam disana.

"Kenapa—"

"Ternyata lebih susah dari dugaanku," Yunna bergidik ngeri.

"Apa yang terjadi?" tanya Hanma.

Kurokawa Twins || Tokyo Revengers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang