22

3K 382 50
                                    

*********************************Warning!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*********************************
Warning!







"Kau . . . Izana?" tanyanya.

Izana tersenyum, "Iya."

Mata Yunna berbinar, "tidak kusangka kita bisa bertemu lagi disini."

Izana tersenyum senang lantas melirik Hanma tajam. Hanma yang diberi tatapan tidak mengenakan seperti itu hanya tersenyum menambah kekesalan Izana. "Kenapa perempuan sepertimu ada di tempat tidak baik seperti ini?" tanya Izana.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu, kau yang hidup dengan menjauhi segala hal yang berbau merusak kenapa bisa ada disini? dan lagi di tempat VIP yang bahkan tidak ada satu pun bisa masuk?" tanya Yunna tepat. Bagai ular yang melilit mangsanya, suasana menjadi mencekam.

"Kudengar kau bekerja sama dengan Mikey, seharusnya kau sudah tau tentang hubunganku dengan Bonten," kata Izana membalikan keadaan.

"Izana."

Yunna, Izana, dan Hanma menoleh. Dapat mereka lihat Jiro marah disana. Yunna berdiri mengacuhkan Izana. Dipeluknya Jiro, "kau sudah bangun."

Jiro balik memeluk Yunna, "bukankah sudah kubilang untuk tetap disampingku?"

"Maaf, aku ada perlu dengan ayahku tadi, apa tidurmu nyenyak?" Jiro mengangguk lalu menarik Yunna ke meja utama, meja milik petinggi Bonten.

Izana tersenyum, Mikey kembali [Name], Emma.

"Bagaimana? Apa kau senang bertemu dengannya?" tanya Hanma.

Izana menatap Hanma dengan tatapan, apa maksudnya?

"Kau dengan Yunna pernah kenal sebelumnya bukan? apa kau senang bertemu dengannya lagi?" tanya Hanma.

"Ya, dia gadis pertama yang bisa mengisi hatiku lagi setelah kepergian saudariku," jawab Izana.

Hanma cekikikan sendiri. "Aku ingin sekali membantumu tapi aku tidak mungkin mengkhianati tuan yang memberi cahaya kehidupan baru padaku," kata Hanma berdiri, "aku berdoa supaya kau tidak selamanya hidup dalam kebohongan." Hanma mendekat dan duduk di kursi sebelah Yunna.

.

.

.

Perjamuan telah berakhir. Yunna pamit bersama Hanma meninggalkan Jiro yang sibuk berbicara empat mata dengan Izana.

"Apa kau tidak ada niat mengungkap rahasiamu?" tanya Hanma sebelum menjalankan mobilnya.

"Untuk apa? mereka sudah hidup bahagia, aku hanya akan mengawasi dari dekat sesuai janjiku," jawab Yunna dingin.

Hanma tahu nonanya ini sedang dilanda masalah besar. Hanma menghentikan mobilnya dipinggir jalan tanpa persetujuan Yunna. "Apa yang kau—"

Hanma mencium Yunna dan melumat bibirnya. Menjilat bibir Yunna sensual agar gadis itu membuka mulutnya. Ditariknya tengkuk Yunna agar dapat memperdalam ciumannya. Selang semenit lamanya Hanma akhirnya melepaskan ciuman panas itu.

Kurokawa Twins || Tokyo Revengers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang