27

1.8K 241 13
                                    

*********************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*********************************




2011 Manila, Filipina.

Dua orang anak dan ibu tengah duduk menikmati sarapan paginya. Hanya suara piring dan sendok yang beradu tak ada obrolan diantara keduanya. Beberapa pekerja berlalu lalang menyiapkan makanan penutup. 

"Hari ini tolong jangan ke kantor dulu, teman ibu dan putrinya akan berkunjung, ibu harap kamu bersiap menyambut mereka," ujar sang ibu seusai sarapan. Ariana Tala, Ibu kandung dari pemuda yang kita tahu namanya Izana. Ia berpisah dengan anaknya 19 tahun lamanya, kini mereka bertemu kembali walau hanya dengan putranya saja. 

"Hm . . . baiklah," kata Izana.

Izana langsung pergi ke kamarnya dan bersiap. Ia mengenakan kemeja dengan dasi berwarna merah serta jas berwarna biru navy senada dengan celananya. Tidak lupa rambutnya ditata sedemikian rupa agar terlihat rapih. Izana juga mengenakan parfum dengan aroma lembut agar tubuhnya wangi selalu. Pada dasarnya dia memang sempurna mau pakai outfit seperti apapun akan terlihat sempurna.

Tok . . . Tok . . .

"Permisi tuan muda, nyonya memanggil anda untuk segera turun ke ruang tamu," kata seorang pelayan dikediaman Tala itu.

"Bilang pada ibu aku akan segera turun," kata Izana.

"Baik tuan muda."

Bagaimana Izana bisa bertemu ibunya? mungkin kalian semua bingung. Tidak mudah mencari keluarga kandung kita walau sudah punya petunjuk yang cukup. Butuh waktu lama untuk mengetahui keberadaan seseorang jika kita sendiri tidak tahu bagaimana rupa orang tersebut. Yah, mungkin begitu tapi Izana cukup beruntung. Dirinya sudah disambut sejak turun dari pesawat, seakan semua sudah tahu kedatangannya. Tidak perlu repot mencari satu negara Izana langsung dijemput oleh ibu kandungnya.

Ibunya sangat mirip dengan dirinya dan saudarinya. Mulai dari warna rambut dan matanya, semua serupa. Bersyukur Izana bisa memiliki keluarga kandung lagi. Mulai saat itu ia berusaha keras untuk mengambil alih pekerjaan berat yang ibunya lakukan dan menjadi anak berbakti. 

.

.

.

Sebuah mobil sport melintas dan berhenti didepan pintu utama mansion Keluarga Tala. Seorang pria paruh baya dengan gadis muda keluar dari mobil itu diikuti pelayan yang mereka bawa menggunakan mobil lain. Para pekerja yang ikut menyambut kedatangan mereka membungkuk memberi hormat.

"Sudah lama ya, Aria," kata pria paruh baya itu tanpa basa-basi.

Ibu Izana hanya tersenyum, "ya, terima kasih sudah mau berkunjung bersama putrimu."

"Perkenalkan dia putraku Izana Tala, sebenarnya dia memiliki kembaran tapi meninggal beberapa tahun yang lalu." Izana membungkuk hormat.

"Hm . . .  Halo Izana, saya Kobayashi Yuno mantan suami ibumu, dan dia putriku dengan mendiang istriku Lan, Kobayashi Yunna," kata pria itu. Gadis itu, Yunna hanya memberikan salam dengan anggun.

Mereka masuk kedalam mansion besar itu. Suasana canggung menyelimuti Izana dan Yunna yang ditinggal berdua oleh orang tua mereka. "Halo, salam kenal . . . seperti kata ibuku, aku Izana Tala tapi nama asliku Kurokawa Izana," ujar Izana.

"Oh, salam kenal, uhm . . . Kurokawa-san," sapa Yunna kaku.

"Panggil aku Izana, boleh aku panggil kau Yunna?" kata Izana.

Yunna mengangguk, "Uhm . . . kau dari Jepang?"

"Iya, ayahku dari Jepang," jawab Izana.

Izana dan Yunna bertukar banyak cerita. Keduanya terlihat akrab. Disatu sisi orang tua mereka sedang perang dingin.

"Tidak ku sangka kau bisa memiliki seorang anak dengan istri barumu, kukira kau tidak bisa melupakanku," sarkas Ariana.

"Haha aku tidak sebodoh itu untuk menghentikan keturunanku. Sebagai orang tersohor sepertiku aku wajib memiliki keturunan agar tidak terputus begitu saja."

Mereka kembali diam. Menikmati waktu masing-masing.

"Kenapa kau baru mengumumkan putrimu kedepan publik saat dia dewasa?" tanya Ariana penuh curiga.

"Kupikir dia sudah bisa tampil didepan publik di usianya saat ini tanpa kecemasan," jawab Yuno santai.

"Kau memang tidak mudah ditebak."

***

"Apa kau sudah puas bertemu keluargamu?" tanya Yuno pada putrinya.

"Hm, terima kasih," jawab Yunna dengan senyum mengembang diwajahnya.

Yuno mengelus surai putrinya, "want something more dear?"

"Nope, thanks dad" jawab Yunna.

***

"Apa yang kau pikirkan, Izana?" tanya Ariana, "apa ada hubungannya dengan putri semata wayang Kobayashi?"

"Ah bukan apa-apa," Izana memalingkan wajahnya.

"Ibu harap kamu tidak terlalu menaruh hati pada Yunna, ayahnya itu gila ibu yakin jika Yunna sudah bertahan hidup di dalam sangkar burung selama bertahun-tahun," kata Ariana.

"Apa maksudnya?" Izana tak paham dengan perkataan ibunya.

"Ayahnya itu psikopat, dulu ibu sempat jadi objek obsesinya . . . Mungkin karena sudah menikah lagi dan memiliki anak, kini obsesinya ada pada putrinya," kata Ariana, "jika kau mendekati putrinya kau akan berakhir mengenaskan, jadi jauhi dia, ibu mohon."

Izana memutar otaknya. Dia iba pada Yunna. Izana berjanji akan menikahi Yunna supaya tidak terjebak lagi dengan ayahnya.

***

"Segila itukah ayah Yunna?" tanya Ran. Izana menceritakan pertemuannya dengan Yunna kepada Ran. Dirinya gundah tanpa sebab dan terus memikirkan Yunna.

"Iya, tapi sepertinya dia mulai bebas," kata Izana.

Pipi Izana bersemu, ia menundukkan kepalanya dan tersenyum kecil, "ini kesempatanku, aku akan melamarnya."

.

.

.

Malam harinya Kediaman Kurokawa merayakan pesta kecil-kecilan walau Izana belum melamar Yunna, tapi ini patut dirayakan sebagai doa supaya tuhan mengabulkan keinginan Izana untuk berbahagia dengan pujaan hatinya.

"IZANA!!" teriak Kakucho. Izana dan Haitani bersaudara menoleh kearah Kakucho. Dengan wajah panik Kakucho menampilkan tayangan di televisi.

"Berita hari ini terjadi kebakaran di kediaman Kobayashi salah satu pengusaha ternama di Jepang. Rumah hangus terbakar abis dilahap si jago merah. Tidak ada pekerja di kediaman itu yang menjadi korban na'as sepasang anak dan ayah Kobayashi diduga terbakar bersama di kediamannya.

Di samping saya ada keluarga korban yang sedang mencoba mengevakuasi korban."

"Permisi Tuan Imaushi—"

"Maaf tolong jangan liput kami sekarang, kami harus menyelamatkan adik saya dan putrinya," kata Kepala Keluarga Imaushi sedikit sarkas.

Izana terkejut dengan berita yang ditampilkan. Apa ini ada hubungannya dengan perasaan tidak enak di dirinya tadi?

"Aku turut berduka cita, kita akan kesana besok," ujar Ran.

Sekali lagi Izana merasakan sakit dalam hidupnya. Apa dia tidak bisa bahagia?

*********************************

Hm . . . Ngga seru ya?
Otak saya mampet, padahal baru masuk sudah dikasih tugas aja mana banyak lagi (´-﹏-';)
See ya!!

4/1/2022
Publish 5/1/2022

Kurokawa Twins || Tokyo Revengers ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang