*********************************
"Tunggu, dia [Name]?" tanya Koko. Izana mengangguk.
"Oh aku kira Yunna . . . Eh– kok!?" Sanzu kaget sendiri.
Semua perhatikan wajah [Name] cermat. "Yang benar saja!! Mana ada orang mati hidup lagi!?" protes Takeomi.
"Aku Yunna, aku juga [Name] . . . Apa ada masalah?" kata [Name] dengan senyum merekah diwajahnya.
"Hii– Yunna hidup lagi!! Eh– jangan bercanda!!" kata Rindou.
Hanma jengah menatap mereka, "dih udah gede takut hantu? Iya [Name] itu Yunna baru bangkit dari kubur kemarin, aku pakai dana dari Izana buat minta dukun menghidupkan Yunna lagi."
"Setan beneran!! Eh coba bisa dipegang ngga?" tanya Sanzu penasaran.
"Oi," Jiro menegur mereka tapi tidak didengarkan.
Koko, Ran, Rindou, dan Sanzu membuat lingkaran kecil dan berdiskusi. Kaku, Takeomi, Mochi, Jiro, dan Izana hanya jengah menatap rekannya.
Ran maju kehadapan [Name]. "Ada apa?" tanya [Name] sedetik kemudian Ran memegang salah satu gunung milik [Name] dan meremas pelan.
[Name] kaget dan refleks menendang bagian bawah Ran, "H-HENTAI!!" pekik [Name].
Ran yang merasa ngilu dan sakit di bagian 'anu'nya lantas tersungkur. Hanma menarik kerah Ran, "bangsat, lu ngapain sih, huh!?" aura mencekam menyelimuti Hanma.
"Modus lo!?" Jiro dan Izana yang melihatnya ikut marah.
"Shh maaf, aku cuma tes [Name] itu betulan manusia atau setan," elak Ran, "ngomong-ngomong pas loh ditangan tapi agak kecil aja," lanjut Ran polos.
"Bajingan!!" Hanma benar-benar ingin menghajar makhluk dihadapannya ini.
Suasana reda setelah [Name] menengahi. "Hah . . . Silakan nikmati malam ini dengan hati riang," ujar [Name].
Semua makan dan berbincang ringan. [Name], Izana, dan Jiro duduk terpisah dari yang lain.
"Sudah lama ya," kata [Name].
Mereka diam kembali, "tidak ada yang rindu denganku?" tanya [Name] merentangkan kedua tangannya.
Jiro dan Izana menghamburkan pelukan, [Name] tersenyum puas. "Kalian tetap seperti dulu ya," ujar [Name].
"Tak perlu berpura-pura [Name] kau kan selalu mengawasi kami," kata Izana.
"Betul, nee-chan selalu bersama kami walau menyamar," tambah Jiro.
"Eh~ Jiro masih bisa terlihat imut rupanya," ledek [Name].
Jiro membalas dengan cemberut. [Name] dan Izana tertawa. Sungguh nostalgia.
"Maaf karena meninggalkan kalian, ada sesuatu yang seharusnya aku tidak tahu jadi karena itu aku harus pergi," [Name] bangkit dari duduknya, "karena ada yang ingin ku ucapkan pada kalian semua, makanya aku membuat pertemuan mendebarkan ini."
[Name] berdiri di sebelah Hanma, "putarkan filmnya."
Sebuah tayangan pendek berisi foto-foto mereka dari tahun ke tahun yang penuh kenangan. Dengan durasi satu menit dapat menampilkan seluruh foto-foto mereka. Diakhiri dengan sebuah video vlog(?) Wanita tua yang masih berparah awet muda, wajahnya cantik seperti [Name] juga terlihat seperti Izana.
"Halo semua!! Apa kabar!? Hari ini aku bersama ibuku akan menceritakan sebuah cerita kecil– ah salah aku kan bukan anakmu kan?" ujar [Name] sarkas.
"Hehe maaf, jadi dia ibunya Izana akan membongkar rahasia yang disembunyikannya dari anak semata wayangnya, silakan," kata [Name] lalu pergi dari layar kamera.
"Halo Izana, apa kabar? Kamu pasti sudah bertemu [Name] lagi di Jepang," wanita itu tersenyum sakit.
"Tidak perlu basa-basi, aku kan cuma minta durasi lima menit, langsung saja," kata [Name].
"Ah baiklah," ibu Izana menceritakan masa lalunya tentang hubungan cinta segitiganya.
"maafkan ibu Izana karena telah membohongimu, ibu tidak bermaksud memisahkanmu dengan kembaranmu tapi dia terlalu mirip dengan orang itu. Awalnya ibu berpikir ia anak ibu tapi setelah diperhatikan selama masa pertumbuhannya wataknya sangat mirip dengan orang itu.
Kematian [Name] ibu yang buat, walau ia masih hidup berkat diselamatkan ayahnya, lalu kematian ayahnya juga ibu yang buat, maaf kalau ibu egois,—"
"Baik sudah cukup!!" Tayangan itu dimatikan.
.
.
.
"Bagaimana Izana? Sudah mengerti?" tanya [Name]. Hanya diam yang Izana lakukan, ia tidak percaya bahwa ibunya lah yang memisahkannya dari [Name].
"Tidak perlu serius, pikirkan saja lagi nanti, mari kita berdansa," ajak [Name]. Hanma dengan sigap mengajak [Name] berdansa. Gerakan mereka berdua indah seperti pangeran dan putri di dalam cerita dongeng.
"Terima kasih Hanma, sudah membantuku sejauh ini," ujar [Name] tiba-tiba.
"Aku tidak tahu harus membalasmu dengan apa setelah semua yang telah kau lakukan untukku," lanjut [Name].
"Tidak apa, aku membantumu dengan ikhlas . . . Kau bisa membayarku dengan dirimu, jadilah istriku," lamar Hanma.
"Ada ya orang ikhlas tapi meminta imbalan?" [Name] tertawa. [Name] mengiring dansa ini hingga ke pagar pembatas.
"Sayonara, arigato Shuji, carilah perempuan yang lebih baik dariku," [Name] mendorong Hanma agar menjauh dari pembatas namun dirinya malah terjun bebas disana.
Kejadian cepat itu mengejutkan Hanma, bukannya diam dan memperhatikan Hanma ikut terjun, "kalau kau mati maka aku juga harus mati, [Name]," seru Hanma.
Hanma memeluk [Name] dalam aksi terjun bebas itu. "Aku mencintaimu [Name]."
Brukk
Izana terkejut, berlari lewat tangga darurat dengan sekuat tenaga sambil mencoba menghubungi Naoto.
"Halo," Naoto menjawab dari seberang sana.
"Panggil ambulans, CEPAT!!" panik Izana. Naoto tidak membalas dan langsung menutup panggilan.
Persetan dengan beda ayah, [Name] itu saudari Izana. Sejak dalam kandungan mereka sudah berdua maka jika [Name] berencana pergi Izana juga harus ikut. Izana tidak mau kehilangan lagi untuk yang kedua kalinya.
"Tunggu [Name], aku sudah meminta bantuan."
*********************************
Hm... Yang baca pas sekolah angkat tangan✋
[Name] sama Hanma prank mereka lagi atau beneran mati ya? Ketik 1 untuk selamatkan mereka!!
26/1/2022
Publish 26/1/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurokawa Twins || Tokyo Revengers ✔
Fanfiction-❛❛𝙺𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚊𝚝𝚞-𝚜𝚊𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊, 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚔𝚞𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗❞- *********************** Spoiler, ooc, angst, nsfw, incest Tokyo Revengers ©Ken Wakui Start : 5/11/2021 Finished: 1/3...