*********************************
"Aku sudah menemukan [Name], salah satu bawahan ku bilang dia sempat bertemu [Name] di Prefektur Kanagawa," ujar Jiro.
"Aku yakin [Name] akan bersembunyi lagi, jadi aku menyuruh seluruh anggotaku untuk mengepung [Name]," tambah Jiro.
Izana tersenyum, "ayo kita berangkat sekarang."
"Aku sudah siapkan mobilnya," ujar Ran menyerahkan kunci mobil pada Izana.
Mereka menuju ke pelosok Prefektur Kanagawa. Banyak anggota Bonten disana tapi mereka berada dalam keadaan babak belur. "Apa yang terjadi?" tanya Jiro.
"Maafkan kami bos, kami kehilangan jejaknya," kata salah satu bawahan Jiro.
Jiro mengarahkan pistolnya ke kepala bawahannya. "Katakan dengan jelas."
"Kami menemukannya bersama seseorang disini lalu mereka pergi dengan mobil, saat kami ingin mengejar lima puluh orang tak dikenal datang menghadang kami," jelasnya.
"Mereka sangat kuat hingga kami semua kewalahan mengalahkannya."
Jiro menendang kepala bawahannya, "kalian lemah, lima ratus anggota Bonten kalah melawan lima puluh orang tak dikenal? Sungguh tidak berguna!!" kata Jiro dingin.
"Maafkan kami bos, sebelum kehilangan jejak Kami sempat memotret plat nomornya," salah seorang anggota Bonten lainnya menyodorkan ponselnya.
Izana mengambil ponsel itu dan menelepon Naoto. Tak lama Naoto mengirim pesan pada Izana. "Mereka di Pelabuhan ke-7 Yokohama," kata Izana.
"Kalian kembali ke markas, jangan sampai ada yang menyusup kedalam," titah Jiro.
***
Mereka berkendara dengan kecepatan sedang. Jalanan macet, mereka benar-benar tergesa-gesa. Sambil harap-harap cemas mereka menunggu mobil yang ada dihadapannya bergerak.
"Bagaimana Naoto bisa menemukan lokasinya dengan cepat?" tanya Koko.
"Sepertinya mereka sengaja, Naoto bilang mobil itu selalu terlihat di CCTV dan lokasi terkahir mereka di Pelabuhan ke-7 Yokohama," jawab Izana.
"Semoga kali ini kita menemukannya," harap Kaku.
.
.
.
Disisi lain, Hanma menguap menunggu mereka. "Lama sekali!!"
"Sabarlah, jalanan macet karena masalah yang kubuat," kata [Name] disebelahnya.
Satu pikiran kotor terlintas di benak Hanma. "[Name] ayo main denganku sambil menunggu mereka," tangan nakal Hanma menyentuh dan meremas paha [Name] yang tertutup gaunnya.
"Tidak."
"Ayolah, kau sudah dewasa bukan remaja lagi, biar ku pera**ni kau," Hanma mencumbu bibir [Name]. Menggigit kecil bibir [Name] meminta akses lebih.
Drrtt
Hanma membelalakkan matanya. Ada benda yang bergetar hebat didalamnya. "K-kau shh curanhh [Na-me]," Hanma terkekeh pelan guna menahan desahan.
Sebuah mobil van menuju mobil sport milik [Name]. "Nyalakan mesinnya, kita akan kejar-kejaran," titah [Name].
"H-hei [Na-me], bis-shh kau hentikan ngh ini?" tanya Hanma, bagian bawahnya sesak, sungguh tidak nyaman.
[Name] melempar remotnya ke luar dengan kuat. Bisa dipastikan remot itu rusak dan jauh dari posisi mereka. "Maaf aku tidak sengaja membuangnya."
Hanma tersenyum miring. Ia menyalakan mesin mobilnya dan mengendarainya sedikit lebih cepat. Jika tidak ada p***s pl*g mungkin Hanma sudah mengeluarkan muatannya sekarang tapi apa daya, dirinya hanya bisa meringis dan mendesis untuk vi*****r yang bergetar kencang didalamnya juga rasa sakit sebab cairan eja**asi yang tertahan.
***
Melihat mobil sport dihadapan mereka melesat pergi meninggalkan pelabuhan, mereka yakin itu [Name]. "Ayo kejar!!" kata Izana.
Ran menaiki kecepatannya agar setara dengan mobil sport dihadapannya. Aksi kejar-kejaran terjadi. Izana meminta bantuan polisi untuk mengejar mobil [Name] juga.
Selang tiga puluh menit berlalu. Mobil sport [Name] berhenti di gedung utama perusahaan milik Kobayashi. Izana dan yang lain buru-buru keluar dari mobil untuk menangkap [Name] tapi segerombolan orang ber-jas hitam muncul menghadang mereka. Untunglah ada polisi yang membantu hingga butuh waktu lima belas menit saja untuk melawan orang-orang itu.
Masuk kedalam bangunan itu Izana bingung ke lantai berapa [Name] berada untung saja navigasi di meja resepsionis tiba-tiba menyala dan menyuruh mereka ke rooftop, lantai sepuluh bangunan ini.
"Untuk jaga-jaga kita bawa senjata mereka juga," saran Takeomi.
Mereka masing-masing membawa pisau lipat dan dua pistol beserta peluru cadangan. Siapa tahu ada orang yang mencegat mereka bisa langsung membunuh dengan sigap. Lift berhenti di lantai sepuluh menaiki beberapa anak tangga hingga pintu rooftop ditemukan. Membuka pintu itu dengan hati-hati.
Mereka tertegun dengan apa yang mereka lihat. Bukan kumpulan pria ber-jas hitam yang menghadang atau sesuatu yang mengerikan. Tempat ini lebih mirip taman atap(?) dibanding itu semua. Banyak bunga bermekaran disana juga bonsai. Meja taman dengan beberapa makanan yang disaji diatasnya, juga lampu kelap-kelip yang menyinari malam di rooftop ini.
"Hisashiburi da na, silakan nikmati jamuannya terlebih dahulu," sambut [Name]. Ada Hanma disampingnya yang tersenyum merendahkan pada mereka.
"Kau membuat kerusuhan hanya untuk makan malam seperti ini?" tanya Sanzu tidak percaya.
[Name] tersenyum lembut, "hehe aku hanya ingin membuat sesuatu yang meriah sebelumnya."
Izana sudah melihat tiga versi [Name] selama dua belas tahun terakhir, dan ini adalah Kurokawa [Name] saudari kembarnya, bukan Kobayashi Yunna atau Ichiro Yunna. Akhirnya aku menemukanmu, Izana tersenyum sendu.
*********************************
Sudah mendekati ending, apa konfliknya kurang menegangkan?
Mau ending yang seperti apa? Saya sudah menemukan ending yang bagus tapi kalau mau spill saran boleh banget~ <( ̄︶ ̄)>
22/1/2022
Publish 23/1/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurokawa Twins || Tokyo Revengers ✔
Fanfiction-❛❛𝙺𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚊𝚝𝚞-𝚜𝚊𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊, 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚔𝚞𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗❞- *********************** Spoiler, ooc, angst, nsfw, incest Tokyo Revengers ©Ken Wakui Start : 5/11/2021 Finished: 1/3...