*********************************
14 Agustus 2005 [Name] mengunjungi makam Shinichiro untuk pertama kalinya. Setelah dua tahun kematiannya baru hari ini [Name] memberanikan diri untuk berziarah.
"Hai Shin-nii, sudah lama ya? Maaf aku baru berani mengunjungimu sekarang," ujar [Name].
"Padahal kita baru kembali akrab tapi kau malah pergi, aku tidak tahu yang ini bisa dimaafkan atau tidak tapi aku akan sering-sering mengunjungimu seperti dulu," kata [Name].
.
.
.
Sudah lama sejak terakhir ia tinggal di Shibuya sekarang ia memutuskan untuk menemui Kakucho dan mengajaknya tinggal bersama. Untunglah Kakucho juga mau.
"Kamu sekarang sudah kelas dua SMP ya?" tanya [Name] basa-basi.
"Iya," jawab Kakucho.
"Tidak aku sangka kau bisa setinggi ini, kau benar soal umurmu kan? Kenapa kau lebih tinggi sedikit dari Izana?" [Name] berjinjit mengukur tingginya dengan tinggi Kakucho.
"Mungkin karena aku tumbuh sedikit lebih cepat."
[Name] tersenyum, "bagaimana harimu selama ini?"
"Aku baik-baik saja, bahkan tidak dibully lagi," kata Kakucho sambil tersenyum lebar. [Name] juga ikut tersenyum melihatnya.
***
Saat tiba di rumah suasana begitu sepi. Kemana semua orang?
"Kamarmu yang itu ya," [Name] menunjuk kamar yang berhadapan dengan dua kamar lainnya.
"Kamarku di ujung yang dekat jendela lalu ditengah ini kamar Izana," ujar [Name].
"Lalu yang disebelahku?" tanya Kakucho.
"Biasanya tamu Izana banyak jadi merek tidur disana," jawab [Name].
Mereka akhirnya melanjutkan kegiatan masing-masing. Karena sudah siang hari [Name] memasak makan siang.
Tepat setelah [Name] selesai masak Izana dengan Haitani Bersaudara pulang, kali ini ada Kisaki dan Hanma juga. Untung [Name] selalu masak dengan porsi besar.
"Wah nee-chan sudah menduga kami datang ya," ujar Kisaki.
"Tidak ada sehari tanpa tamu yang datang jadi aku selalu masak banyak, kalau ingin makan duluan makanlah," ujar [Name], "aku ingin membersihkan badan dulu."
Selesai membersihkan diri [Name] mengajak Kakucho yang sibuk membersihkan barang-barangnya untuk makan siang terlebih dahulu. Karena lebih ramai dari biasanya Izana menggelar tikar untuk makan bersama.
"Itadakimasu."
Acara makan siang dipenuhi dengan canda ria layak keluarga sesungguhnya. Pemandangan yang menjadi obat bagi [Name].
"Aniki, makan dulu urusan menghias rambut [Name]-nee belakangan," ujar Rindou yang jengah sedari tadi mendengar kakaknya berceloteh tentang model rambut.
"Kalian jangan banyak tertawa atau akan tersedak!!" kata [Name] meninggikan intonasinya.
"Uhuk-uhuk," benar saja Kisaki tersedak kala itu. [Name] menceramahinya habis-habisan. Walau hanya Kisaki yang diberi tahu tapi yang lain juga merasa ikut diomeli olehnya.
***
Sudah dua minggu Kakucho tinggal disini tapi dia masih belum terbiasa dengan lingkungan ini. Tiada hari tanpa kebisingan di kediaman ini. Entah itu karena karena Rindou yang bermain game tanpa merapihkan lagi, atau Kisaki dan Hanma yang selalu bercerita tentang gangnya diselingi tawa kencang yang ricuh sehingga [Name] harus mengomeli mereka, bahkan Ran dan Izana yang bertengkar tentang siapa yang paling dekat dengan [Name].
"Kau pasti lelah ya," kata Kakucho prihatin.
"Iya, tapi momen inilah yang aku suka . . . Kapan lagi aku bisa merasakan momen ini?" senyum [Name].
***
"Ne-nee [Name]-chan, mau coba gaya rambut baru?" tanya Ran penuh semangat pagi.
"Hm . . . Boleh, mohon bantuannya," kata [Name] menyetujui. Sudah setahun [Name] kenal Haitani bersaudara walau pada awalnya ia tidak suka pada mereka tapi kini ia terima-terima saja. Apalagi Ran yang hiperaktif selalu memikirkan penampilan [Name], menjadi keuntungan bagi [Name] yang mudah kebingungan memilih pakaian.
Entah karena sama-sama berambut panjang atau karena [Name] perempuan yang pasti Ran sangat senang dengan [Name]. Bahkan serasa Ran yang kembaran [Name] bukan Izana.
"Ini masih pagi, kamu mau kemana?" tanya Izana.
"Aku mau bertemu Aoi, sudah setahun sejak kita terakhir bertemu," jawab [Name].
"Mau—"
"Mau kuantar?" potong Izana. Ran berdecih.
"Terimakasih tapi tidak perlu, aku mau sambil berkeliling Shibuya," kata [Name].
"Hati-hati jika terjadi sesuatu padamu jangan lupa hubungi aku oke," kata Izana.
Ran selesai dengan rambut [Name]. "Terimakasih Ran, ini cantik," kata [Name] sambil melihat bayangannya dipantulan cermin.
Ran dengan senyum bangganya melirik Izana, "cepat pergi nanti kau ditinggal kereta," kata Izana.
"Baik, Ittekimasu," dengan cepat [Name] pergi. Setelah dirasa cukup jauh Izana tersenyum pada Ran.
"Kau mau bersaing denganku?" kata Izana sambil meregangkan otot tangannya.
"Tentu tidak aku hanya bangga dengan diriku sendiri," sindir Ran.
"Sialan, kemari kau!" terjadi kejar-kejaran antara Ran dan Izana, untunglah [Name] tidak ada atau mereka akan dapat ceramah no jutsu dari [Name]. Rindou sebagai adik yang baik mengabadikan momen ini untuk kenang-kenangan dan diserahkan pada [Name].
***
[Name] melihat kesana-kemari. Dia sudah ditempat perjanjian tapi temannya itu belum juga kelihatan. Seseorang yang [Name] kenal akhirnya muncul.
"Wah Seishu-chan!?" sapa [Name].
Pemuda yang namanya dipanggil menoleh. "Ah [Name]-nee, sudah lama ya?"
[Name] menggeleng, "tidak aku juga baru sampai."
[Name] memperhatikan Inupi dari atas sampai bawah. "Kau sudah tumbuh lebih baik dari terakhir kita bertemu," ujar [Name] lalu mengelus surai Inupi.
"Ayo tuntun jalannya," kata [Name].
"H-ha'i," kata Inupi gelagapan.
.
.
.
"Jadi kamu ketua Black Dragon ke-sepuluh?" tanya [Name] pada pemuda berbadan besar.
"Iya, saya Shiba Taiju," kata pemuda berbadan besar itu.
[Name] mengeluarkan smirknya dan . . .
Bugh!!
*********************************
Hai apa kabar? Gimana ujiannya buat yang udah? Semoga hasilnya bagus!!
Dan buat yang belum ujian semoga ujiannya lancar tidak ada kendala!!Sampai ketemu chapter selanjutnya, bye bye!!
18/11/2021
Publish 28/11/2021Revisi 10/12/2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurokawa Twins || Tokyo Revengers ✔
Fiksi Penggemar-❛❛𝙺𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚊𝚝𝚞-𝚜𝚊𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊, 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚔𝚞𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗❞- *********************** Spoiler, ooc, angst, nsfw, incest Tokyo Revengers ©Ken Wakui Start : 5/11/2021 Finished: 1/3...