*********************************
"Bunuh Izana dengan tanganmu."
"Apa!?" Yunna tidak setuju.
"Ini perintah," tekan ayahnya.
Yunna menarik kerah kemeja ayahnya. Menatap nyalang sang ayah. Tersirat kebencian dan niat membunuh yang besar.
"Bajingan. Bisa-bisanya kau memerintahkan seperti itu? Ini tidak sesuai perjanjian kita!" ujar Yunna.
Ayahnya hanya menyeringai, memegang pipi putrinya. "Kau itu anakku, bukankah patuh kepada orang tua adalah kewajiban?"
"Aku tidak membunuh Izana karena bertemu denganmu seenaknya, tapi semakin dewasa dia terlihat mirip dengan bajingan Kurokawa itu," kata ayahnya.
"Apa bedanya denganku? Darah 'ayahku' juga mengalir dalam tubuhku, kenapa kau memperlakukan kami berbeda?" tanya Yunna, "kalau kau menganggap aku anakmu maka Izana juga anakmu!"
"Itu berbeda, kau anakku dan Izana bukan meski kalian kembar aku tidak akan menganggapnya sebagai anakku!" jawabnya.
Sang ayah memeluk Yunna erat. "Apa kau akan melawan ayahmu ini? Bukankah kau sudah berjanji untuk jadi anak penurut?"
Dor . . .
***
12 Tahun lalu
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan sedang. "Anu, kenapa aku masih hidup?" tanya [Name].
"Haha bukankah sudah jelas? Kau harus tetap hidup, masih banyak orang yang memerlukanmu," seorang pria yang duduk disebelah [Name] tertawa.
Mata [Name] berbinar namun kembali meredup, "apa Izana baik-baik saja?"
"Tentu saja, aku sudah melakukan yang terbaik supaya dia tetap hidup," jawabnya.
Tidak ada lagi obrolan diantara keduanya. [Name] benar-benar berdoa tentang Izana.
"Sebelumnya, biar aku perkenalkan diri dengan benar,"
"Aku Kobayashi Yuno, ayahmu. Sudah delapan belas tahun aku mencarimu, akhirnya aku menemukanmu tiga belas tahun lalu."
"Aku bukan anakmu, sepertinya anda salah orang," jawab [Name].
"Tidak, aku ayahmu. Selalu ayahmu. Ibumu, Aku, dan Kurokawa adalah teman dulu, kami kuliah di jurusan yang sama. Waktu itu seharusnya ayah menikah dengan ibumu tapi dia kabur dan menemui Kurokawa.
Padahal Kurokawa sudah menikah juga tapi dia malah menerima ibumu dan melakukan hal tidak baik padanya, akhirnya orang tua ibu kalian meminta untuk meminum pil pencegah kehamilan tapi dia tidak mau.
Akhirnya dibuatlah perjanjian kalau aku juga harus menanam benih pada ibumu," ujarnya panjang lebar.
[Name] berpikir keras, "memangnya bisa seperti itu?"
"Haha, harusnya tidak tapi Tuhan ternyata lebih baik dari dugaanku, ibumu lahir anak kembar aku senang tapi dia malah menitipkan anaknya pada Kurokawa, selama itu dia tinggal kabur-kaburan tapi pada akhirnya aku bisa membunuhnya," jawabnya.
"Kau yang membunuh ayahku?" tanya [Name].
"Dia bukan ayahmu, dia hanya orang yang menculikmu, aku membunuhnya supaya kau hidup bahagia, ingatlah kalian hidup dan diterima dimana saja berkat siapa."
[Name] berdecih dan menundukkan kepalanya. "Aku akan tetap menganggap bahwa kita tidak sedarah ingat itu."
Dia hanya tertawa, "haha baiklah, kurasa kau butuh waktu."
"Aku akan menanti hari dimana kau mengakui ku."
***
"Tuan, nona tidak mau makan," ujar seorang pelayan.
"Biar saya yang urus, kau boleh pergi," katanya.
Yuno memasuki kamar [Name]. Duduk dipinggir kasur putrinya yang tengah meringkuk. Ia mengelus surai putrinya lembut. "Apa yang terjadi?" tanyanya.
Tidak ada jawaban dari [Name]. "Tenang saja, Izana baik-baik saja," ujarnya.
"Kau mau dengar cerita?" Yuno mengambil posisi tidur disebelah [Name]. Tangannya tak berhenti mengelus surai halus putrinya.
"Selain seorang kakak, aku juga punya seorang adik. Dia yang paling kuat diantara kita bertiga tapi dia juga yang paling bodoh dari kami. Hidupnya hanya didedikasikan untuk kekuatan tidak ada niat belajar dalam hidupnya. Meski begitu dia yang paling peduli dengan keluarganya
Sayangnya dia mati konyol karena dikeroyok saat kita masih SMA dulu, bodoh, dia mati gara-gara hal sepele antara aku dengan kekasih mantanku."
Yuno menghela nafasnya, "padahal itu dapat ku selesaikan sendiri tapi dia malah mengorbankan dirinya untuk melindungiku, meski begitu aku tetap menghargainya."
[Name] berbalik berhadapan dengan ayahnya. "Apa hubungannya denganku dan Izana!?" tanyanya.
"Kupikir, Izana akan menghargai pilihanmu dan akan terus tersenyum supaya kau tidak sedih," jawab Yuno.
[Name] menatap malas pada Yuno, "aku tidak sedang memikirkan itu, aku tidak mau makan karena ini hari pertama aku datang bulan."
"Perutku sakit, badanku juga pegal, mau makan pun jadi tidak mood," tambah [Name].
Yuno tersenyum canggung, dia pikir [Name] sedang sedih rupanya karena hal lain. "O-oh, aku akan memanggil orang untuk memijat badanmu," katanya.
"Sekarang supaya sakitnya hilang lebih baik kau tidur, akan kubangunkan jika dia sudah datang," kata Yuno memeluk tubuh [Name]. Meski dipeluk [Name] tetap meringkuk memegangi perutnya yang sakit.
*********************************
Happy new year!! Walaupun telat, hehe
Maaf chapter kali ini pendek laptop saya ke siram air ponsel saya juga kena karena ada disebelah laptop Ó╭╮Ò jadi saya buka dari web pakai ponsel mama cuma buat publish doang takut kelamaan. . .Publish 1/1/2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurokawa Twins || Tokyo Revengers ✔
Fanfiction-❛❛𝙺𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚎𝚕𝚞𝚊𝚛𝚐𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚊𝚝𝚞-𝚜𝚊𝚝𝚞𝚗𝚢𝚊, 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚔𝚞𝚖𝚘𝚑𝚘𝚗❞- *********************** Spoiler, ooc, angst, nsfw, incest Tokyo Revengers ©Ken Wakui Start : 5/11/2021 Finished: 1/3...