Hokage ketiga pun kini duduk dikamarnya sambil merenung menatap lukisan ditangannya sekarang."Haruno sakura"
Beberapa saat lalu....
Tok tok tok
"Masuklah" Ucap hokage je tiga sambil membaca beberapa laporan "maaf mengganggu anda hokage-sama saya disini ingin menyerahkan dokumen yang Anda minta beberapa hari yang lalu tentang pembunuhan danzo" Ucap anbu itu memberikan gulungan dan sebuah kertas.
"Apa ini?" Tanya hokage ketiga
"Itu adalah lukisan wajah yang menyelamatkan anak anak dari tawanan danzo"Srakk
Mata hokage ketiga terbelalak melihat gambar gadis berjidat lebar dengan tanda bhyakugo seperti dijidatnya.
"Kau boleh pergi"
Normal p.o.v
Tak lama kakashi pun datang ke kediaman hokage dan disana ia melihat hokage ke tiga memegang kertas dimana gambar sakura didalamnya.
"Kakashi aku langsung saja, apa yang kau tahu soal haruno sakura sejauh ini?" Tanya hokage ketiga to the point
"Maaf?? Maksudnya" Ucap kakashibtidak mengerti arah pembicaraan hokage ketiga menanyakan murid perempuan satu satunyaAkhirnya hiruzen oun menjelaskan bahwa lukisan itu didapat dari seorang anak bernama sai yang emnkadi tawanan danzo, memang hokage meminta anak anak itu memberitahukan orang yang menyelamatkan mereka namun ia tak menyangka malah sakura yang ia gambar.
"Aku juga memang merasa janggal dengannya, ditambah aku baru tahu kalo yamanak bisa mengendalikan tumbuhan" Ucap kakashi akhirny memberitahukan apa yang ia lihat saat ia mengikuti sakura.
"Tumbuhan? Setahuku yamanaka terkenal dengan jutsu pikirannya " Ucap hokage ke tiga.
"Lalu sakura yang bisa ilmu medis membuatku semakin penasaran sekaligus wasapa, ia juga menggunakan kekuatan yang membuat ichibi tidak bisa bergerak" Ucap kakashi
"Hah besok panggil dia kemari kakashi, ada banyak yang ingin kutanyakan padanya" Ucap hokage ketiga mendapat anggukan dari kakashi.
Tanpa mereka sadari tiga gadis telah menguping pembicaraan melalui terakhir yang menyamar menjadi tumbuhan di dalam kamar hokage ke tiga.
"Harus kota apakan mereka sakura? Bunuh" Tanya Hinata yang entah sejak kapan menjadi psikopat berwajah lugu, membuat sakura dan ino menepuk jidat.
"Hinata-chan yang harus kita lakukan adalah berbicara dengan hokage bukan membunuhnya" Ucap ino mendapat anggukan dari sakura."Ahh gomen" Seru hinata.
Hokage ketiga yang akan tidur oun terkaget melihat 3 gadis berbeda warna rambut duduk dijendal kamarnya.
"Hokage san kita perlu bicara" Ucap sakura.
"Aku pun haruno" Ucap hokage ke tiga.
"Tapi sebelum itu... Toya" Seru sakura lalu munculah seorang anak kecil berkimono duduk diatas ubin kayu."Kau cari pria berambut perak yang menutupi seluruh wajahnya dengan masker, kau hapus ingatannya tentang kejadian tadi" Ucap sakura mendoaat anggukan dari toya dan ia oun menghilang.
Lalu sakura pun duduk dengan melipat kedua kalinya "nahh mari kita bicara tanpa kekerasan" Ucap sakura.
Kakashi yang masih berada di pekarangan rumah hokage ke tiga merasa ada yang janggal saat akan menemui hokage ia melihat kunang kunang yang mengitarinya.
"Aku tidak ingat hokage ketiga memiliki banyak kunang kunang" Ucap Kakashi namun ia melihat seorang anak kecil berjalan kearahnya dan setelah itu semuanya menghitam.
"Hah manusia memang mahkluk rapuh" Ucap toya memulai mengganti ingatan Kakashi.
"Jadi kau dari masa deoan, kesini ingin memperbaiki keadaan untuk masa depan lebih baik" Ucap hokage sedikit tercengang dengan cerita sakura walau ia menolak percaya akan cerita gadis di depannya namun melihat kilatan mata serta tindakannya yang sampai sejauh ini membuat hokage ketiga mau tidak mau percaya.
"Sekarang aku ingin bertanya, ku bersekongkol dengan orochimaru?" Tanya sakura membuat hokage ke tiga beserta ino dan hinata terbelalak.
"Kau dimasa lalu terbunuh oleh orochimaru dengan jiwamu berada didewa kematian namun anehnya kenapa kau hanya menarik nyawa pada lengan orochimaru, jika kau mau" Ucapan sakura terhenti membuat suasanan semakin dramatis.
"Kau bisa mengambil nyawanya dari kepala, aku tahu kau tidak selemah itu hokage-san untuk melawan mantan muridmu" Ucap sakura menyeringai.
"Hah baiklah, pertama aku ingin mundur dari jabatan ku menjadi hokage karena aku marea dimasa tuaku ini aku tidak akan bisa menjaga konoha seutuhnya, kedua orochimaru adalah mata mata layaknya itachi di akatsuki.
Ketiga aku yang menyuruh orochimaru membunuh kazekage suna karena berani merencanakan pembunuhan didesa ini" Ucap hiruzen membuat semua orang disana tertegun."Jadi orochimaru adalah kawan berselimut lawan, wahh hokage kau sangat misterius" Ucap sakura
"Kau pun juga begitu haruno" Ucap hokage membuat sakura tersenyum."Semua yang bernama rahasia memang mengesankan sekaligus membuat orang terkaget" Ucap sakura berdiri.
"Baiklah jika kau butuh bantuan ku hokage, jangan pernah sungkan untuk meminta karena aku memiliki firasat kita memiliki tujuan yang sama" Ucap sakura menghilang bersama ino dan hinata
"Hahaha aku tak pernah menyangka... Di jaman ini ada orang seperti mereka yang berjalan dibalik bayang namun ketika bergerak bisa mengguncangakn panggung" Ucap hokage ke tiga.
"Sepertinya aku memang harus membuat tsunade menjadi hokage, hah padahal aku lebih percaya juara iya dari pada wanita pemabuk itu" Ucap hokage ketiga memandang langit yang dihiasi bintang bintang nanti indah.Keesokannya....
Kakashi pun membuka mata dimana ia melihat pelafon kamarnya, namun entah kenapa saat bangun dari tidur kepala terasa sakit seakan dirinya habis memebentur sesuatu.
"Akkhh apakah aku mabuk hingga membenturkan kepala ke dinding" Seru Kakashi namun entah kenapa ia merasa telah kehilangan sesuatu namun entah apa, ia melihat buku haramnya yang masih utuh, uang juga masih utuh tapi apa yang terlupakan.
"AAARGGHHH lebih baik aku mandi" Ucap Kakashi.
Dahh guys aku hari ini update 3 Bab dulu, semoga kalian suka dan kalau ada salah kata tolong koreksi.
Oke bye bye ditunggu sabar yaa Bab selanjutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura Shippuden
FantasiKetika sesuatu yang mustahil akan terwujud, maka apa yang akan kau pilih?? Pilihan itu dimanfaatkan oleh Haruno Sakura untuk memperbaiki semua yg seharusnya tidak terjadi. Bagaimana kisah Sakura Yang kembali ke masa lalu untuk memperbaiki takdir, ap...