07. Kencan

6.1K 760 105
                                    

Kini Leanna dan Sanzu sedang berkencan disebuah taman, entah petir apa yang menyambar Leanna hingga ia dengan berani mengajak Sanzu berkencan, tapi daripada disebut kencan bisa lebih disebut piknik.

Karna kini mereka sedang menggelar karpet sambil berteduh dibawah pohon, Sanzu seperti biasa tidur dipaha Leanna sambil memakan cemilan yang perempuan itu buatkan untuknya.

Sedangkan Leanna terpokus pada buku yang sedang ia pegang, dan jujur saja Sanzu merasa sedikit sebal dengan itu, karna bukannya fokus padanya Leanna malah fokus pada buku itu.

"Apakah buku itu sebegitu menariknya?" Gerutu Sanzu.

Leanna menaikkan sebelah alisnya kemudian menutup buku itu dan menatap Sanzu.

"Kenapa? Apa kamu bosan?"

Sanzu menghela nafas. "Tak tahu." Ujarnya sambil mengambek dan membelakangi Leanna.

Leanna diam-diam tersenyum gemas, lelaki itu benar-benar imut.

"Apakah aku boleh mengartikan bahwa kini kau sedang cemburu pada buku?"

Sanzu kembali berbalik. "Tentu saja,"

Leanna terkekeh. "Astaga... Sanzu ini hanyalah sebuah buku, hanya benda mati? Untuk apa kau cemburu pada buku ini?"

Sanzu meraih buku itu dan meletakkannya cukup jauh dari mereka berdua.

"Dengar Leanna, kamu itu milikku. Mau itu benda mati atau apapun aku tetap akan cemburu."

Leanna diam tak tahu harus menjawab apa.

"Benar juga, kau sedang dekat dengan Senju kan? Jauhi dia."

Leanna tertegun. "Kenapa??" Tanyanya dengan penasaran.

"Aku yakin dia sudah memberitahumu bahwa kami ini bersaudara," Sanzu menatap kearah lain tak ingin menatap Leanna. "Dan persaudaraan kami bukanlah ikatan yang dapat disebut saudara." Lanjutnya.

"Apa maksudmu?" Tanya Leanna begitu melihat siluet rasa tak nyaman pada mata Sanzu.

"Bisakah kau menjauhinya saja tanpa bertanya lagi?"

"Baiklah."

Leanna mengangguk paham meski dengan rasa penasaran yang setengah mati.

Sanzu mengusap rambut Leanna pelan. "Good girl."

"Kini berceritalah tentang kehidupanmu Leanna, aku ingin tahu lebih banyak tentangmu."

"Hm... Ketika kecil, keluargaku lengkap. Ayah dan ibuku masih hidup. Untukku itulah saat-saat membahagiakan bagiku," Leanna memberi jeda pada ceritanya, sejujurnya menceritakan masa kelamnya itu terlalu menyakitkan namun sepertinya tak masalah untuk menceritakannya karna yang mendengarkannya adalah Sanzu.

"Hingga suatu hari, ayah dan ibuku... menolong seseorang dan..." Lirih Leanna. "Apa kamu ingat perempuan berambut blonde yang pernah merundungku?"

Sanzu mengangguk sebagai jawaban.

"Aku, membunuh ayahnya."

~

"Leia."

"Apa?"

"Apakah kau tak merasa kesal karna tak bisa merundung Leanna lagi?"

Perempuan berambut blonde yang dipanggil Leia itu mendecih. "Omong kosong, aku bahkan rasanya hampir ingin mati karna tak bisa merundungnya!"

Brak!

Leia menggebrak meja. "Sanzu... Seandainya lelaki sialan itu tak melindunginya...!"

"Aku tak akan pernah lupa, karna perempuan jalang itulah! Karna perempuan jalang itulah ayahku meninggal!" Geram Leia.

"Kalau begitu ayo buat rencana."

Leia berbalik dan menatap temannya yang sedang tersenyum licik. "Rencana apa maksudmu?"

"Saat pulang sekolah nanti, ayo ajak dia ke rooftop sekolah fufu."

"Untuk apa kita membawanya kesana?"

"Tentu saja untuk merundungnya, lalu ancam dia agar ia tak akan bisa mengadu pada Sanzu!"

Leia ikut tersenyum. "Kau benar, Sayu!"

Lalu salah seorang lagi ikut menyaut. "Hm... Tapi Leia, tidakkah akan lebih baik jika kita mendorongnya saja?"

"Apa kau sudah gila?"

"Tidak maksudku, jatuh dari rooftop sekolah bukankah akan lebih terlihat seperti ia bunuh diri?"

Leia terlihat mempertimbangkan itu perkataan itu.

Perempuan yang bernama Sayu tadi tersenyum lebar. "Benar sekali Leia!! Bukankah nyawa harus dibayar dengan nyawa?!"

Leia mulai memikirkan banyak hal dalam kepalanya ia mempertimbangkan semua perkataan kedua temannya itu.

Senju yang tak sengaja menguping lalu tersenyum perlahan, dan menghampiri mereka bertiga.

"Menarik, bolehkah aku bergabung dengan kalian?"

Ucap Senju sambil tersenyum licik kearah mereka bertiga.


Tbc

Beloved Psychopat ||Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang