26. Dimulainya permainan

2.3K 266 37
                                    

"Apa maksudnya semua ini?! Bagaimana kalian bisa lengah dan membiarkan kemiliteran luar negeri masuk begitu saja ke negeri ini?!"

"Tenanglah tuan Tachibana."

"Tenang katamu?! Ini hampir menjadi konflik antar negara!! Bagaimana jika sampai Jepang berperang dengan Amerika?!"

"Perang tidak akan terjadi semudah itu."

"Lagipula mereka bukan tentara asli, mereka organisasi kriminal yang menyamar sebagai militer."

Naoto menghela nafas. "Hah... Tujuan mereka?"

"Uang." Pria jangkung itu berdiri kemudian memakai jasnya. "Mereka organisasi yang bergerak atas uang, tak perduli apa misinya asal mereka mendapatkan uang sebanyak yang mereka mau mereka akan melakukan apapun."

"Jadi apa yang seharunya kita lakukan?" Naoto memijat pelipisnya pusing.

"Agen khusus divisi satu... Haitani Ran." Lanjutnya.

"Apalagi? Tentu saja kita harus memusnahkan mereka."

"Meskipun begitu mereka tetap saja orang yang berada dibawah perlindungan Amerika. Kamu yakin dengan memusnahkan mereka takkan membuat konflik antar negara?"

"Tenang saja, aku sudah menghubungi presiden disana, dan dia berkata. Lakukan sesukamu~"

Ran tersenyum sembari menatap kearah Naoto yang berhasil membuat bulu kuduk lelaki itu berdiri.

Haitani Ran. Lelaki itu adalah seorang yang sangat bejat, jika itu untuk sebuah misi jangankan menyiksa, membunuh seseorang pun pasti akan ia lakukan.

Ia hanya lunak kepada kekasihnya saja, awalnya Naoto tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia bahkan masih merinding jika mengingat ketika dulu ia tak sengaja menemukan lelaki itu tengah berkencan dengan kekasihnya.

Bahkan lelaki itu pun bersikap keras terhadap adik kandungnya sendiri. Entah apa yang sudah perempuan itu lakukan sehingga dapat menjinakkan hewan buas seperti Haitani Ran itu.

"Bukankah adikmu ada di rumah sakit itu juga?"

"Ya." Jawab Ran cuek.

Naoto menghela nafas jengah. "Apa coba yang dia lakukan disana?"

Ran terkekeh. "Mengejar pujaan hatinya?"

"Hah... Aku jadi heran bagaimana kalian bersaudara bisa jatuh cinta."

Ran menatap Naoto sekilas, ah... Sepertinya lelaki itu tau kalau ia memiliki kekasih. Yah ia takkan bertanya darimana ia tahu.

"Wanitaku... Dia seperti musim semi,"

Naoto memperhatikan sorot mata Ran ketika lelaki itu mengucapkan sepenggal kalimat yang begitu berarti itu.

"Dia pembunuh bayaran." Lanjut Ran sembari terkekeh yang membuat Naoto terlonjak kaget sehingga membulatkan matanya.

"Kau gila?? Kenapa kau mengatakannya padaku? Kau tahu aku seorang polisi?!" Pekik Naoto. "Bagaimana jika aku menangkapnya nanti?"

"Aku tinggal membunuhmu."

Naoto menatap malas kearah Ran. "Enteng sekali bicaramu."

"Aku mencintainya. Aku terobsesi padanya. Sejujurnya misiku adalah membunuhnya tapi aku tidak bisa."

Naoto diam sejenak ia jadi sadar saat membicarakan kekasihnya suara Ran menjadi sedikit lembut dan ekspresinya pun terlihat lebih tulus.

"Kenapa?"

Ran tersenyum tipis. "Karna hidupku ada padanya."

~

"Wakasa! Apa maksudnya ini?!" Teriak Senju tak menyangka ketika orang-orang yang tengah menunggu di helikopter tadi malah memborgol tangannya dan juga Leanna.

Beloved Psychopat ||Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang