16. Pembunuhan serta penyiksaan

2.9K 404 44
                                    

Warning!
Chapter ini mengandung kekerasan!

Leia koma. Perempuan itu sudah koma selama 2 bulan, dan tidak ada sedikitpun tanda-tanda bahwa perempuan itu akan membuka matanya lagi. Leanna kalut bukan main akan hal itu.

Tetapi entah bagaimana akhir-akhir ini semuanya berjalan lancar. Leanna kembali bersekolah begitu pula dengan Sanzu.

Hanya saja yang berbeda kini Senju tak pernah datang lagi kesekolah, wali kelas berkata bahwa ia pindah keluar negeri.

Mungkin perempuan itu tak ingin lagi berurusan dengan Leanna setelah terakhir kali ia mencoba untuk mencelakai dirinya.

Anehnya juga Takeomi lelaki itu juga entah mengjilang kemana tak ada kabar sama sekali tentangnya sejak hari itu.

Disekolah pun kini semua orang menjadi ramah terhadapnya tak ada satu pun yang berani kepada Leanna. Bagaimana tidak? Pembully nomor satu Leanna kini tengah koma dirumah sakit dan semua yang ikut-ikutan membullynya ketakutan karna adanya Sanzu.

Leanna juga heran bagaimana bisa akhir-akhir ini ada banyak lelaki yang mendekatinya tapi setelah mendekatinya semua lelaki itu hilang seperti ditelan bumi. Jujur Leanna merasa cemas tapi mengesampingkan hal itu sekarang ia merasa cukup senang karna hidupnya sudah kembali normal.

Awalnya ia merasa kosong dan sepi karna ketidak hadiran bibinya serta Leia tapi kini ada Sanzu yang melengkapi kekosongan itu.

Dan disinilah Leanna kini, berdiri didepan rumah Sanzu. Ia ingin memberi kejutan kepada lelaki itu, toh sudah lama sekali ia tidak pergi kerumah itu.

Ia merasa cukup rindu. Tanpa kata lagi Leanna langsung masuk kesana, awalnya ia mengetuk pintu tetapi tak ada sahutan.

Ia berpikir mungkin Sanzu sedang pergi, jadi ia memutuskan untuk memakai kunci cadangan yang pernah sanzu berikan kepadanya.

Leanna membuka pintu, ia mengedarkan pandangannya kedalam. Disana cukup gelap tak ada lampu yang menyala. Dengan langkah perlahan Leanna melangkah masuk dan mencari tombol yang dapat menghidupkan lampu di dinding.

Namun ia merasa aneh ketika dirasa karpet yang ia injak terasa basah dan lembab. Tercium bau anyir darah yang cukup pekat juga.

Perasaan Leanna mulai tak enak ia dengan segera menyalakan lampu dan betapa terkejutnya ia ketika melihat begitu banyak sekali mayat yang berserakan dilantai.

Darah segar mengalir dari seluruh tubuh mayat itu, apa-apaan ini?? Apa Sanzu sekarang dengan terang-terangan mulai membunuh dirumahnya?? Padahal lelaki itu bilang ia membenci bau darah dirumah itu.

Leanna berdigik ngeri ketika tak sengaja menginjak salah satu mayat itu, namun ia merasa sedikit familiar dengan mayat itu. Sehingga ia berjongkok dan membalikkan mayat itu.

Mata Leanna membulat sempurna ketika melihat wajah mayat itu. Bukankah dia lelaki yang baru saja meminta nomornya tadi?? Bagaimana- ah tidak sekarang semuanya jelas, mengapa semua orang yang mendekatinya perlahan-lahan mulai menghilang.

Sanzu... Lelaki itu memang gila.

Leanna dengan perlahan mulai menaiki tangga karna sepertinya lelaki itu sedang ada diatas. Bisa ia dengar tawa lelaki itu diiringi dengan suara cambukan. Entah siapa lagi yang disiksa oleh lelaki itu.

Dengan takut-takut Leanna mendekat kearah sebuah ruangan yang pintunya sedikit terbuka, ia mencoba mengintip dari sana namun betapa terkejutnya ia ketika tangannya ditarik dan ada yang membekap mulutnya.

"Shht!!"

Leanna tercekat ketika orang itu memberinya isyarat untuk tak bersuara.

"Diamlah, Sanzu... Lelaki itu sedang tidak normal."

Beloved Psychopat ||Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang