09. Dimulainya kehancuran

5.1K 657 52
                                    

"Aaaakkkkk!!!" Teriak Leanna ketika peluru itu mengenai bahunya.

Leia seketika membulatkan matanya. "Dasar bodoh!" Pekiknya kemudian menarik Leanna menjauh dari sana.

Sialan, sialan, sialan. Hanya itu yang ada dikepala Leia kini. Yakuza sialan itu juga benar-benar menyebalkan.

Leia berpikir dengan cepat, bagaimana agar mereka bisa selamat dari situasi sekarang. Jika ia sendiri mungkin akan mudah baginya untuk lolos sayangnya kini ada Leanna yang bersamanya, terlebih Leanna juga tertembak.

Dengan cepat Leia berlari menuju lorong yang awalnya ia kira bisa dipakai untuk kabur namun sayangnya ternyata itu hanyalah lorong buntu.

Dengan perasaan berkecamuk serta khawatir Leia segera berbalik, dan mundur secara perlahan ketika Yakuza itu mulai mendekat sambil mengeluarkan pisau dari jasnya.

"Sebaiknya kaian berdua kubunuh dengan cara apa hehe." Ujarnya sambil menjilat pisau itu.

Leanna terengah-engah, ia pun mendorong Leia. "Pergilah, selamatkan dirimu." Ucapnya pada Leia.

"Aku tidak sudi berhutang budi padamu."

Leanna tertawa pelan. "Selamatkan dirimu Leia." Ucapnya tak menghiraukan perkataan Leia tadi.

Yakuza itu kemudian maju sambil mengayunkan pisaunya.

Bugh!!!

Seketika Yakuza itu tersungkur ditanah ketika ada seseorang yang memukul kepalanya dengan tongkat kayu dari belakang.

"Kalian baik-baik saja?!"

~

"Aku baik-baik saja Sanzu." Ucap Leanna sambil kewalahan lantaran sedaritadi Sanzu kelihatan marah dan bertanya siapa yang sudah mencelakainya.

"Apa maksudmu Leanna?? Kau tertembak. Orang yang sudah berani mencelakai perempuan tang kucintai harus merasakan neraka." Geram Sanzu.

Leanna meringis pelan, ia merasa cukup terharu namun agak mengerikan juga, entah apa yang akan lelaki itu perbuat nantinya.

"Dia seorang Yakuza. Dan kini dia sudah diserahkan ke polisi."

Sanzu bangkit dari duduknya. "Tunggulah, akan kuberi pelajaran-"

"Kau ingin meninggalkanku?" Sela Leanna cepat sembari memegangi ujung pakaian Sanzu.

Sanzu diam pada tempatnya, ia yang awalnya menggebu-gebu serta dengan perasaan ingin membunuh itu seketika hilang.

"Jangan tinggalkan aku." Pinta Leanna.

Sanzu menghela nafas kemudian duduk disamping Leanna sambil mengenggam tangan perempuan itu.

Sanzu mengusap perlahan punggung tangan Leanna. "Lain kali, kau harus selalu bersamaku."

"Aku akan selalu bersamamu." Jawab Leanna yang disertai dengan anggukan kecil.

"Hanya kau yang kumiliki Leanna, hanya kau."

Leanna tersenyum lembut kearah Sanzu, tanpa kata ia membalas genggaman tangan Sanzu.

"Sanzu..." Panggil Leanna.

"Ya."

"Sepertinya... Impianku adalah hidup bahagia denganmu."

Sanzu membulatkan matanya lalu balas tersenyum. "Sempurna Leanna, sempurna."

~

Ucapan Sanzu ketika mereka berada dirumah sakit bahwa mereka harus selalu bersama benar-benar dilakukan oleh Sanzu.

Setiap akan kesekolah Sanzu pasti akan datang menjemputnya, saat istirahat pun ia pasti akan datang ke kelas Leanna.

Leanna pun tak mempermasalahkan hal itu, karna jujur ia cukup senang akan hal itu.

Dan kini Sanzu dan Leanna sedang berada dikantin, awalnya mereka senang-senang saja terutama Sanzu namun perasaan senangnya seketika menghilang ketika melihat Senju dan seorang lelaki menghampiri mereka.

"Halo~" sapa Senju sembari duduk disamping Leanna.

Sedangkan lelaki tadi duduk disamping Sanzu, Leanna melihat lelaki itu dan membulatkan matanya.

"Oh! Kau yang waktu itu menolong kami?!" Pekik Kana sambil menunjuk lelaki itu.

Sanzu menyerngit pelan. "Jadi dia yang menolongmu?" Tunjuknya pada lelaki itu dan dijawab oleh anggukan oleh Leanna.

"Dunia memang sempit." Celetuk Senju.

"Leanna, dia adalah kakak tertua kami, Takeomi."

Sanzu mendecih. "Kami? Kau memasukkanku?" Ledek Sanzu.

Dengan cepat Sanzu berdiri dan menarik Leanna dari sana, tanpa kata lagi. Leanna pun hanya pasrah saja ditarik begitu saja.

Seketika Senju tertawa terbahak-bahak.

"Kau lihat kan?? Betapa menariknya pemandangan ini! Takeomi." Gelak Senju.

"Hentikan Senju."

"Kenapa? Kau khawatir?"

"Sanzu pantas bahagia Senju... Hentikanlah semua ini."

Senju mendengus sebal. "Kau tak pantas mengatakan itu padaku!"

"Dia yang memulainya, dia pula lah yang harus mengakhirinya!"


Tbc

Beloved Psychopat ||Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang