28. Kematian berikutnya?

1.3K 186 8
                                    

-Pepatah itu memang benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Pepatah itu memang benar... Waktu adalah emas.



"kau sedaritadi tak bergeming, apa kau tak khawatir dengan keadaan kekasihmu sampai tak ingin berbicara sama sekali?" Tanya Takeomi pada Leanna yang terlihat menatap lurus dan datar.

"Aku tak memiliki apapun untuk dikatakan pada bajingan sepertimu."

Takeomi tertawa dengan keras. "Angkuh sekali, padahal kau tahu bahwa kau sebentar lagi akan mati bukan? Darimana kau bisa mendapat keberanian seperti ini?"

Leanna memilih diam, ia tak perduli lagi dengan apa yang di ocehkan oleh Takeomi. Toh tidak ada gunanya juga. Tetapi sekarang dia tengah mengkhawatirkan Sanzu, lelaki itu ceroboh kenapa dia juga ada di rumah sakit? Jelas-jelas ia meninggalkannya dirumah tadi pagi.

Ah... Tidak. Ini salahnya ia tak seharusnya pergi, tapi ia mengkhawatirkan Leia. Berbicara tentang Leia jujur saja Leanna tadi sempat kehilangan kesadarannya ketika mereka ditangkap itu karna emosinya sangat terguncang akibat melihat Leia mati tepat didepan matanya.

Pemandangan yang sangat mengerikan.

Leanna tak berpikir bahwa semuanya akan berakhir dengan mudah, ia juga sudah siap jika seandainya memang ia harus mati hari ini... Tetapi ia ingin Sanzu selamat.

Ia ingin satu-satunya orang tersisa sekaligus satu-satunya orang yang ia sayangi itu bisa selamat.

Leanna melirik kearah dua penjaga yang sedang berdiri disampingnya. Sepertinya mereka berdua tak memperhatikan tangan Leanna yang sedaritadi menggores tali yang diikatkan di tangannya menggunakan pisau kecil.

Entah dari mana pisau itu jelasnya kini sedikit lagi talinya akan putus. Dan kini Leanna tengah menatap Takeomi yang sedaritadi tidak waspada akan dirinya. Tidak bukannya tidak waspada tapi karna moncongnya yang terus berucap dengan menyebalkan itu membuatnya tidak sadar.
Yang Leanna khawatirkan adalah Imaushi Wakasa yang sedang berdiri tak jauh darinya.

Sedaritadi pria itu terus waspada akan dirinya seakan tahu apa yang sedang Leanna rencanakan.

Drrt... Drrtt...

"Bos." Wakasa menghampiri Takeomi dan memberinya sebuah ponsel.

"Apaa?!" Takeomi berteriak kesal. Raut wajah menyebalkannya tadi pun sudah hilang digantikan dengan raut wajah kesal dan marah.

"Bagus...! Kesempatan." Batin Leanna dan segera berdiri meninju kedua penjaga yang berada disampingnya.

Leanna berawal dengan memukul dagu salah satu penjaga kemudian memakai kepala penjaga itu untuk mengangkat tubuhnya sehingga tubuhnya terangkat ke udara dan ia pun menendang penjaga yang satu lagi tepat di kepalanya.

Sanzu menatap Leanna sembari menaruh tangannya pada dagunya. Leanna yang ditatap pun melihat kearah Sanzu.

"Kenapa?"

Beloved Psychopat ||Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang