19. Emosi

2.5K 340 123
                                    

Warning 15+!!
Pembaca diharap bijak dalam memilih bacaan!

"lalu apa? Kau akan membunuhku?" Tantang Rindou sembari menyeringai kearah Sanzu yang tengah dipenuhi emosi serta niatan untuk membunuh.

"Ya. Akan kubunuh kau." Balas Sanzu dengan datar.

Rindou dengan perlahan melepaskan cengkraman Sanzu dari kerahnya. Lantas baru saja ingin memukul Rindou tiba-tiba saja ada beberapa murid yang masuk sehingga Sanzu mengurungkan niatnya.

Sialan.

Rindou lelaki itu terus menyeringai lantas mendekat kearah Sanzu dan berbisik disamping lelaki itu.

"Lelaki gila sepertimu tak pantas untuk bersanding dengan Leanna, Kupastikan akan kurebut perempuan ini darimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lelaki gila sepertimu tak pantas untuk bersanding dengan Leanna, Kupastikan akan kurebut perempuan ini darimu." Katanya sembari menepuk pundak Sanzu.

Rindou kemudian pergi dari sana melewati beberapa murid yang baru saja masuk itu, mereka cukup kebingungan dengan situasi yang terjadi dan pada akhirnya memilih untuk pura-pura tak tahu saja.

Sedangkan Leanna hanya bisa mematung sambil menahan rasa takutnya, seluruh tubuhnya gemetaran. Ia tak tahu harus bersyukur atau tidak karna Rindou tak jadi mati hari ini.

Dan tanpa kata Sanzu pun menyeret Leanna keluar dari kelas itu.

Bisa Leanna rasakan bahwa lelaki itu kini dipenuhi dengan amarah terlebih cengkraman tangan lelaki itu begitu kuat pada tangannya. Sejujurnya itu terasa sakit namun Leanna menahan rasa sakitnya. Ia sangat takut saat ini.

Sanzu membawa Leanna ke parkiran dimana mobilnya diparkir.

Sanzu dengan cepat membuka pintu mobilnya. "Masuk." Perintahnya dengan suara yang datar.

Leanna tanpa harus diperintah dua kali segara masuk ke mobil itu.

Sanzu pun segera menyusul dan duduk dibangku pengemudi. Dengan cepat ia segera melajukan mobilnya entah kemana ia sendiri pun tak tahu.

Ia mengemudi dengan gila, seandainya saja jalanan sedang ramai Leanna yakin saat ini mereka sudah menabrak pengendara lainnya.

Leanna ketakutan, ia pun meremat roknya sekuat mungkin sembari mencoba menghilangkan rasa takutnya. Serta berdoa agar emosi lelaki itu segera mereda.

Leanna tahu dengan jelas bahwa Sanzu benar-benar marah untuk saat ini, wajahnya bahkan memerah saking marahnya lelaki itu.

"Orang sialan itu... Aku akan membunuhnya." Geram Sanzu. "Ah... Tidak. Aku akan menyiksanya hingga ia berpikir bahwa kematian akan lebih baik daripada tetap hidup. Akan kubuat dia merasakan neraka sebelum kematiannya."

Bulu kuduk Leanna merinding ia jadi semakin takut, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Ia ketakutan sekaligus panik, mungkin hari ini ia benar-benar akan mati.

Beloved Psychopat ||Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang