17. Obsesi, obsesi, dan obsesi.

3.6K 409 111
                                    

Sanzu menatap Leanna dengan aneh, entah mengapa rasanya wanita itu sering menghindarinya akhir-akhir ini.

"Apa aku melakukan kesalahan?" Tanya Sanzu.

"Ya...? Tidak."

Sanzu menghela nafas ia yang awalnya tidur dipangkuan Leanna kini bangun dan menatap wanita itu dengan lekat.

"Lalu kenapa kau menghindariku."

Leanna mengalihkan pandangannya mencoba untuk tak bertatapan dengan Sanzu.

Sanzu dengan cepat menangkup kedua pipi wanita itu. "Tatap aku."

Kini giliran Leanna yang menghela nafas. Kepekaan lelaki itu memang luar biasa padahal ia berpikir bahwa ia sudah bersikap biasa-biasa saja.

"Aku hanya merasa takut."

Sanzu menaikkan kedua alisnya bingung. "Takut? Padaku?"

Leanna mengangguk. "Aku nelihatmu."

"Aku melihatmu menyiksa semua lelaki yang sudah mendekatiku itu, itu cukup mengerikan."

Sanzu hanya berekspresi datar. "Mereka mendekatimu aku tak suka akan itu. Kamu tahu kan kamu itu hanya milikku."

"Lihat kamu terobsesi." Gumam Leanna.

"Ini cinta Leanna, bukan obsesi."

Leanna ingin menyergah hal itu tetapi ia terlalu takut jika mengingat apa yang sudah lelaki itu lakukan.

Sanzu mendekatkan wajahnya pada Leanna lantas ia cium dengan kasar bibir tipis wanita itu.

Leanna terengah-engah ketika lelaki itu menyudahi ciumannya, pandangannya menjadi sayu.

"Aku takkan pernah membiarkan siapapun merebutmu dariku, takkan pernah." Sanzu lantas mencium bahu Leanna sembari memeluk wanita itu dengan erat.

"Bahkan Tuhan sekalipun takkan kubiarkan untuk merebutmu dariku."

Leanna hanya bisa terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa.

Leanna memejamkan matanya. "Aku mencintaimu Sanzu." Ucapnya pada akhirnya.

"Aku lebih mencintaimu."

Mereka berdua hening untuk beberapa saat hanya saja Sanzu terus menciumi Leanna, mencium aroma yang menguar dari tubuh wanitanya itu.

"Jadi kau akan terus membunuh semua yang mencoba mendekatiku?" Tanya Leanna sembari menahan wajah Sanzu.

Sanzu mengenggam tangan Leanna. "Tentu saja, apa kau keberatan?"

"Tidak."

Sanzu tersenyum puas. "Aku benar-benar menyukaimu Leanna, kau yang tak pernah menentangku seperti ini... Benar-benar membuatku semakin dan semakin mencintaimu."

Leanna mengangguk. "Tapi apa tak masalah? Bagaimana jika kau ketahuan?? Kau bisa ditangkap." Ringisnya.

"Tidak akan, aku selalu membereskan semuanya dengan teliti dan tak terlewat sedikitpun."

"Baiklah, aku percaya padamu."

Sanzu tersenyum senang ia pun memeluk perut Leanna dengan erat menjadikan wanita itu seperti guling.

"Malam ini aku akan menginap disini." Ucap Sanzu.

"Lakukan sesukamu."

"Kau terlalu menurut padaku Leanna, bagaimana jika aku macam-macam padamu nanti?"

"Kau sudah terlalu sering macam-macam Sanzu, memangnya mau bagaimana lagi?" Leanna terkekeh pelan.

"Memangnya jika aku melarangmu kau akan berhenti?" Lanjutnya.

Beloved Psychopat ||Sanzu HaruchiyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang