17. Air dan Kehidupannya

672 233 34
                                    

여러분 안녕하세요!

Krna hari ini sekolah, jadi aku up-nya pagi, siapa tau pas pulang sklh, part ini rame y Kan:)


Happy Reading!

****

"Dia ternyata gak pernah bohong, gue-nya aja yang bodoh karna gak percaya." Dia menunduk, sedikit meremas rambutnya dengan kesal.

"Maksud lo?" Pemuda bertubuh atletis yang duduk di sampingnya itu mengernyit heran. Sama sekali tak mengerti.

Dia mengeluarkan foto bersampul plastik pelindung dari dalam sakunya. "Gue nemuin ini. Ini jadi bukti kalo semua yang dia bilang itu bener."

***

Suara langkah kaki di atas papan jembatan terdengar indah ketika dipadukan dengan suara aliran sungai yang deras di bawah sana. Nicholas, Geonu, Hanbin, dan Ta-Ki menghentikan langkah ketika sudah tiba di tengah jembatan kayu itu, rencananya mereka ingin bersantai di sini sejenak seperti hari-hari yang lalu.

Di dalam villa ada polisi yang lagi-lagi datang untuk menyelidiki kasus kematian penghuni villa, setelah tadi dipanggil oleh Echan karena penemuan mayat Jimin yang menghebohkan. Namun, percayalah, penyelidikan mereka pasti akan seperti yang sebelumnya, tak membuahkan hasil apapun.

Oh ayolah, apa yang kamu harapkan dari polisi di pulau yang tidak jelas ini?

"Muka kamu kok pucat, Chol?" tanya Hanbin yang baru menyadari perubahan pada temannya. Ia berjinjit guna menyentuh wajah dan dahi Nicholas. "Badan kamu juga dingin banget, kamu demam?"

"Iya Chol, lo pucat banget dah." Geonu ikut membenarkan kalimat Hanbin. Pemuda dengan mata sipit itu mendudukkan dirinya di salah satu pembatas sisi jembatan kayu tersebut.

Nicholas mengelus tengkuknya, ia ikut mendudukkan tubuhnya di samping Geonu. "Perasaan gue tiba-tiba gak enak, Kak, kenapa ya? Gue ngerasa kek sebentar lagi gue bakal ditinggalin, eh? Apa jangan-jangan, gue yang bakal ninggalin?"

"Hush! Gak boleh gitu, Chol!" tegur Hanbin yang duduk di sisi jembatan yang lain bersama Ta-Ki. "Gak ada yang bakal ninggalin kamu, kita semua bakal sama-sama sampe akhir."

Geonu mengangguk-angguk membenarkan. Selama mereka yakin dan waspada, tak ada yang akan meninggalkan dan ditinggalkan. Teringat sesuatu, Geonu menoleh ke arah Nicholas. "Btw, yang lo bilang tadi itu bener? Sunoo ngerencanain sesuatu?"

Nicholas terkekeh pelan. "Gak tau, gue asal ngomong aja soalnya gue udah gedek banget sama tuh orang. Si Ta-Ki lagi, bukannya ngelawan, malah diem."

"Ta-Ki takut kalo ngelawan, soalnya Kak Sunoo itu orangnya nekatan banget," jawab Ta-Ki, akhirnya anak itu buka suara. Jujur, dirinya tersiksa fisik dan mental hanya gara-gara pernah ada di lokasi terbunuhnya Taeyong.

Keempat pemuda itu kompak menghela nafas lelah. Mereka sebenarnya ingin sekali kabur dari pulau ini tapi mereka tak tahu caranya. Andai saja ada penduduk lokal yang menolong mereka seperti di film, pasti mereka akan lebih mudah untuk menyelamatkan diri.

"Kalian curiga sama siapa?" tanya Geonu. Dirinya penasaran nama-nama mana yang ada di kepala teman-temannya yang dicurigai sebagai pelaku.

"Sunoo, Jungwon," jawab Nicholas. "Soalnya waktu malam sebelum ditemukannya Yoonwon ketusuk pisau, gue liat Jungwon jalan ngendap-ngendap ke pintu utama sambil bawa pisau. Kebetulan waktu itu gue ada di anak tangga paling atas."

Weliweli Island 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang