여러분 안녕하세요
Hai! Hai! Aku masih hidup, taraaa~
happy reading....
*****
Sunoo tersungkur ketika kepalan tangan Daniel mendarat di pipi kirinya dengan keras. Alih-alih kesakitan karena sudut bibirnya robek, Sunoo malah tersenyum miring dan tertawa kecil sembari menatap Daniel meremehkan. Ia tidak berniat membalas karena tahu Daniel tidak akan berani untuk menghabisinya.
Daniel menggeram, ia menarik kerah baju Sunoo kasar hingga si empunya baju berdiri dengan terpaksa. Daniel menatap penuh emosi sedangkan Sunoo terus terkekeh.
"Bilang ke gue! Di mana Kak Euijoo, sialan?!" tanya Daniel penuh penekanan.
Sebenarnya Daniel tidak akan se-emosi ini jika Sunoo menjawab pertanyaannya dengan sungguh-sungguh. Tadi, saat dalam perjalanan mencari Euijoo sendirian, Daniel bertemu dengan Sunoo yang berjalan dari arah kota.
Daniel yang memang tidak pernah punya masalah dengan Sunoo sejak awalpun bertanya baik-baik. Daniel bertanya apakah Sunoo melihat Euijoo di sana atau tidak. Pemuda berkebangsaan Amerika itu hanya membutuhkan jawaban iya atau tidak.
Namun, pemuda dengan bentuk mata mirip rubah malah menjawab bahwa Euijoo telah mati tanpa memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Tentu Daniel tidak terima dan berakhirlah Daniel memukuli Sunoo untuk menuntut jawaban lebih lanjut.
Sunoo membuang muka ke arah lain ketika menyadari bahwa jarak wajahnya dan wajah Daniel hanya sejengkal. "Apa untungnya gue ngasih tau lo? Informasi apa yang bisa lo barter ke gue sebagai bayaran?"
Daniel mendecih, ingin rasanya ia mencekik pemuda yang lebih tua tiga tahun darinya tersebut. "Mau lo apa sih, Kak Sunoo?! Tinggal bilang aja di mana Kak Euijoo, anjing!"
"Kak Euijoo udah mati! Belum puas lo?!"
"DI MANA, BANGSAT?! DI MANA?!" teriak Daniel sembari menarik-narik kerah baju Sunoo hingga Sunoo terguncang-guncang. Suara pemuda berkebangsaan Amerika tercekat dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia takut bahwa apa yang Sunoo katakan adalah kenyataan.
Tidak! Ia tidak mau kehilangan Euijoo! Euijoo tidak boleh menyusul Bundanya!
"Gak mungkin! Gimana bisa?!" teriak Daniel lagi, kali ini ujung kalimatnya terdengar agak melirih. Sungguh dirinya lemah dengan hal-hal yang bersangkutan dengan Euijoo. Ia melepaskan cengkeramannya pada kerah baju Sunoo. "Gue gak percaya!"
"Gue bakal ngasih tau lo kalo lo juga ngasih tau gue sesuatu," ucap Sunoo. Pemuda itu sedikit mundur dan merapikan bajunya yang lecek akibat tangan Daniel. Ia lagi-lagi memasang senyum meledek.
Rahang Daniel mengeras. Di satu sisi ia tidak percaya bahwa Euijoo pergi, di sisi lain Daniel tahu bahwa Sunoo tidak pernah berbohong saat memberitahukan informasi. Daniel sangat mengenal karakter pemuda itu. Ya walaupun selama ini mereka tidak terlalu dekat, cara Sunoo membawa informasi ketika mereka berada di projek yang sama saja sudah cukup membuat Daniel percaya.
Menghela nafas sebentar guna menghilangkan ragu, Daniel berujar, "Semua yang kita alami, semuanya tanpa terkecuali, itu atas kemauan Kak Geonu."
Sunoo yang tadinya tersenyum meledeki Daniel sontak merubah ekspresi menjadi terkejut. Matanya membelalak dengan bibir yang sedikit terbuka, dirinya mematung tidak percaya. Maksudnya?
"Terjebaknya kita di sini bukan sebuah kesalahan, hanya aja semuanya udah diatur sedemikian rupa sama Kak Geonu," ujar Daniel melanjutkan. Sunoo masih diam dengan mulut yang terbuka, alisnya bertautan hingga hampir bertemu. Kerutan di dahi sudah cukup untuk menjelaskan betapa kebingungannya Sunoo saat ini. "Dan yang tau hal ini cuman gue."
Sunoo menggeleng kecil sembari memejamkan matanya sekilas, ia meringis dan memegang sudut bibirnya yang tadi robek, jujur, perihnya baru terasa sekarang. "Jadi itu alasan kenapa lo selalu berantem sama Kak Geonu di villa?"
Daniel mengangguk membenarkan. "Sekarang kasih tau gue semua tentang Kak Euijoo!"
"Gue masih belum puas sama info dari lo. Sebenarnya apa alasan Kak Geonu kayak gitu? Dia mau kita semua mati, gitu?"
"Iya, sekarang kasih tau—"
"Bentar, Daniel! Ngasih tau tuh jangan setengah-setengah!" sela Sunoo. Oh ayolah, Daniel terlalu tergesa-gesa.
Daniel memutar bola matanya malas. "Kak Geonu pengen mati tapi gak mau mati sendiri. Dia sejak awal tau gimana pulau Weliweli yang sebenarnya, dia nutupin dengan cara pura-pura bego. Dia memanipulasi kita. Dia harus dibunuh. Kalo dia mati kita semua bakal bebas. Gue tau karena gue bukan bagian dari kalian. Gue satu-satunya yang gak bisa dikendaliin Kak Geonu. Sekarang kasih tau gue tentang Kak Euijoo!"
Sunoo benar-benar tidak bisa mengontrol raut wajahnya lagi sekarang. Kalimat panjang yang diucapkan Daniel dengan kecepatan sedang sungguh membuat kepalanya kosong seketika. Dia terkejut dengan kenyataan yang baru saja dia dengar.
Geonu merencanakan ini semua hanya untuk mati bersama? Gila! Benar-benar gila!
Sepenting itukah nyawanya hingga melibatkan 22 nyawa lainnya? Hei! Kenapa tidak mati sendiri saja?
"Sekarang kasih tau gue tentang Kak Euijoo!" bentak Daniel pada Sunoo yang malah mematung.
Sunoo mengusap wajahnya sekilas. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa kasihan dengan anak lima belas tahun di hadapannya ini. "Kak Euijoo dijadiin tumbal festival. Gue tadi liat dia digiring pake kayu gede sama masyarakat sini dan salah satu teman kita. Kak Euijoo diikat di kayu itu."
Kini giliran Daniel yang membulatkan mata. Dirinya memang mengetahui siapa dalang di balik ini semua dan siapa yang bersikap egois di sini. Namun, dirinya sama sekali tidak mengetahui siapa-siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan teman-temannya.
"Gue yakin Kak Euijoo udah meninggal karena kondisinya keliatan gak memungkinkan kalo dia masih hidup. Kepalanya udah berlumuran darah, banyak banget, sampe meleleh ke kayunya. Gue harap lo ikhlasin dia, Daniel. Ya walaupun gue gak peduli sih sama kalian, tapi gue tau Kak Euijoo itu orang baik, jadi gue turut berdukacita."
Setelah menyelesaikan kalimatnya, Sunoo mengusap-usap lengan atas Daniel seakan-akan ingin memberi semangat. Sedangkan Daniel terdiam dengan tatapan kosong memandang ke bawah. Linangan air mata terlihat dari mata anak itu.
"SIAPA?!" teriak Daniel tiba-tiba hingga Sunoo terperanjat dibuatnya.
"Woilah santai kek, kaget gu—"
"JAWAB GUE! SIAPA YANG NGEBUNUH KAK EUIJOO?!" teriak Daniel lagi, kali ini air matanya benar-benar lolos. Ia tidak kuasa lagi menahan cairan itu. Dirinya telah kehilangan Euijoo!
Sunoo mengeluarkan pistol yang tadinya ia simpan di dalam saku celana bagian belakang untuk berjaga-jaga. Daniel tidak terkejut karena sejak awal bertemu, Sunoo memang membawa pistol.
Sunoo terlihat melempar pandang ke sekitar sebelum akhirnya mengikis jarak dengan Daniel. "Sini gue bisikin."
Daniel mensejajarkan tingginya dengan Sunoo agar pemuda itu bisa segera berbisik di telinganya. Dua kata langsung terdengar dari mulut Sunoo ketika Daniel mengarahkan telinga, membuat kedua tangan Daniel refleks mengepal.
"Kak Nicholas."
*****
Ape nih wkwk.
Semuanya akan terungkap satu-satu kok, kita main pelan dan halus aja ya😆
![](https://img.wattpad.com/cover/266350683-288-k634234.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Weliweli Island 2 [End]
Mystery / ThrillerPulau Weliweli? Apakah pulau yang katanya terkutuk itu benar-benar ada? Bukan sebuah kesalahan, hanya saja semuanya sudah diatur sedemikian rupa. ⚠️Harap baca Weliweli Island ft I-Land terlebih dahulu. ⚠️Masih tidak cocok dibaca saat badmood karena...