25. Kebohongan

622 191 57
                                    

여러분 안녕하세요!

Ngakak bgt liat kalian pada komen "hah? Loh? Lah? Kok? Hah? Heh? Hah? Hoh?" Wkwk, kalian kenapa?😅

Happy Reading ....

*****

Euijoo terlihat berlari tunggang langgang dengan tangan kiri memegang bahu kanan. Sesekali ia menoleh ke belakang, memastikan bahwa dirinya tak lagi dikejar oleh orang-orang hilang akal. Ia tetap berlari, meskipun berkali-kali sempat tersungkur karena kaki kanannya yang patah belum sembuh sempurna.

Euijoo baru saja berhasil melepaskan diri dari kumpulan penduduk Weliweli yang mengikatnya paksa menggunakan tali di sebuah kayu besar nan tinggi. Hampir saja dirinya dijadikan persembahan untuk festival.

Gila, Euijoo bergidik ngeri, ia tak bisa membayangkan jika dirinya benar-benar diarak-arak sembari dibacakan mantra.

"Aduh!"

Karena tidak fokus memperhatikan arah berlari, Euijoo tak sengaja menyeruduk seseorang yang berjalan dari arah berlawanan. Pemuda berwajah seperti Ponyo itu sedikit terpental dan terduduk di tanah. Sedangkan yang ditabrak hanya sedikit oleng.

"AISH! BUTA LO MATA LO— lah? Euijoo?"

Euijoo yang sedang merutuki kecerobohannya sendiri mendongak. "Eh Nicholas? Nicholas!"

Refleks Euijoo berdiri dan langsung memeluk teman satu proyek dan satu kampusnya tersebut. Ia merasa beruntung sekali karena menemukan orang yang ia dikenali setelah tiba-tiba terpisah dari teman-temannya tanpa sebab.

"Lo ngapain lari-larian di tengah hutan gelap kek gini?" tanya Nicholas sembari melihat-lihat ke sekeliling dengan raut waspada. "Lo dikejar sesuatu?"

Euijoo mengangguk.

"Iya, gue dikejar sama penduduk Weliweli, gue kabur karena gue mau dijadiin persembahan festival sama mereka, gila banget, 'kan?" jawab Euijoo, pemuda itu menunjuk-nunjuk ke arah di mana pemukiman warga berada serta tempat festival tidak jelas itu diadakan.

Sebenarnya apa fungsi festival tersebut?

Nicholas melotot. "Anjir, serius lu, Joo?"

"Serius, gue bahkan udah diikat di kayu gede tadi. Udah hampir digiring gue mah."

Nicholas bergidik ngeri, ternyata penduduk Weliweli benar-benar semenyeramkan itu. Pertanyaannya, kenapa mereka baru menyadari hal itu sekarang? Kenapa waktu itu mereka seakan-akan buta untuk melihat keanehan yang jelas-jelas sudah ada di depan mata?

Teringat sesuatu, Euijoo menatap Nicholas serius. "Lo liat Daniel gak?"

"Enggak, gue aja tiba-tiba bangun di tengah hutan sendirian."

Euijoo mengusap wajahnya dan meringis. "Ya Tuhan."

Nicholas menepuk-nepuk bahu Euijoo pelan. "Daniel pasti baik-baik aja kok. Mending kita mulai gerak buat cari mereka, Joo, gue yakin temen-temen kita masih ada di kota."

"Ya kali gue balik ke sana lagi, nyari mati aja."

"Tapi gue yakin banget temen-temen kita masih ada di sana, Joo."

Weliweli Island 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang