여러분 안녕하세요!
Hai!Tetaplah berteori kawan-kawan wkwkwk.
⚠️Bahasa kasar⚠️
Happy reading!
*****
Ta-Ki berlari ketakutan menuruni tangga sebuah gedung kosong, nafasnya terdengar tak beraturan dengan jantung yang tentu saja berdegup kencang.
Beberapa menit yang lalu ia terbangun di sebuah ruangan di gedung ini, awalnya Ta-Ki berfikir bahwa ia hanya sendirian. Namun, ternyata dirinya tak benar-benar sendirian. Ada sesosok yang memperhatikannya di dalam kegelapan dengan senyum menyeringai.
Ta-Ki berhasil kabur dari ruangan itu walaupun tetap saja dirinya masih dalam bahaya karena sosok itu mengejar.
"Sembunyi-sembunyi," gumamnya dengan sedikit terisak kecil. Ia ketakutan setengah mati sekarang, ia takut orang yang mengejarnya itu adalah orang yang sama dengan yang memukul kepalanya.
Ketika mendapati sebuah ruangan dengan tulisan toilet di atasnya, pemuda Jepang itu bergegas masuk ke sana dan masuk ke dalam bilik paling ujung. Dirinya segera mengunci pintu bilik dan duduk memeluk lutut di atas kloset duduk yang tertutup, berharap sosok itu tak berhasil menemukannya.
Ta-Ki terisak pelan. Apa yang sebenarnya terjadi? Ta-Ki benar-benar tak paham.
Langkah kaki terdengar memasuki toilet beserta suara decitan besi yang bergesekan dengan lantai. Cahaya lampu remang-remang membuat Ta-Ki semakin bergetar ketakutan. Di dalam hati ia memohon agar siapapun yang ia kenal bisa menolongnya.
Brakkk.
Ta-Ki terperanjat. Pintu bilik toilet di sampingnya terdengar di dobrak.
"Gue tau lo ada di sini, Ta-Ki." Suara yang familiar itu di tangkap oleh telinga Ta-Ki. Anak itu menutup mulutnya rapat-rapat menggunakan kedua tangan. "Lo ada di bilik paling ujung, 'kan?"
"Kak Kei, Ta-Ki takut," gumam Ta-Ki pelan, anak itu benar-benar sudah bergetar ketakutan. Keringat dingin membasahi dahi, membuat poninya menjadi lepek.
Brakk.
Ta-Ki refleks menjerit ketika pintu biliknya yang sudah dikunci didobrak paksa hingga engselnya patah dan daun pintu terkulai. Ta-Ki menangis histeris ketika sosok itu menyeringai dan mengangkat kapak yang ia bawa tinggi-tinggi.
Bersiap untuk menghantamkan benda tajam itu ke Ta-Ki yang meringkuk di atas kloset duduk.
***
"Enggak! Jangan!"
Jay terbangun, pemuda itu segera berdiri dengan wajah panik dan mata yang terlihat seperti sedang mencari sesuatu. Rambut dan kaos pemuda berahang tajam itu basah akibat keringat yang terlampau banyak.
Kei yang sejak tadi menunggu Jay bangun langsung menghampiri pemuda itu, memegangi bahunya guna memenangkan. Jujur dirinya jadi ikutan panik juga.
"Adek gue? Adek gue mana? Mana adek gue?"
Kei mengernyit. "Adek lo?"
"Jungwon. Mana Jungwon?" tanyanya gelisah. Bola mata pemuda itu bergetar, tampak sedang menahan tangis. "Gue mau cari Jungwon. Jungwon!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Weliweli Island 2 [End]
Mistério / SuspensePulau Weliweli? Apakah pulau yang katanya terkutuk itu benar-benar ada? Bukan sebuah kesalahan, hanya saja semuanya sudah diatur sedemikian rupa. ⚠️Harap baca Weliweli Island ft I-Land terlebih dahulu. ⚠️Masih tidak cocok dibaca saat badmood karena...