20. Secret Clue

721 227 54
                                    

여러분 안녕하세요!

Rekomended song 🎶Halu - Feby Putri🎶

Happy Reading....

*****

Tirai jendela itu kembali ditutup oleh si penghuni kamar ketika sudah mengetahui suasana di luar villa. Di luar sedang hujan lebat, angin bertiup sangat kencang, tak lupa dengan petir yang menyambar-nyambar.

Sunoo menghela nafas, dirinya berjalan ke arah kasur dan menggulung tubuhnya sendiri ke dalam selimut. Padahal beberapa menit yang lalu cuaca sangat cerah, tapi kenapa sekarang malah menjadi gelap?

"Sekarang tanggal 24, udah berapa minggu ya kita di pulau ini?" tanya Echan yang sejak tadi memang berbaring di kasur. Hujan badai seperti ini membuat dirinya merasa malas bergerak. Pemuda itu terlihat membuka aplikasi kalender di ponselnya.

"Gak tau, udah sebulan mungkin," jawab Sunoo asal-asalan. Ia refleks menutup kedua telinganya ketika suara petir terdengar. Ia agak trauma dengan hujan badai karena hujan badai pernah memporak-porandakan kapal dan membuat ia dan teman-temannya hampir kehilangan nyawa.

Echan bangkit dari posisinya, pemuda itu duduk bersila dan menatap Sunoo dengan tatapan yang agak berbeda dari biasanya. Ada kesedihan di matanya. "Maaf, Noo."

"Loh? Kenapa, Kak?" tanya Sunoo, ia ikut duduk dengan tangan yang tetap berada di dekat daun telinga, ada kerutan tipis di dahinya tanda bahwa ia kebingungan. "Kenapa tiba-tiba minta maaf?"

Echan tak menjawab, pemuda itu malah merentangkan tangannya. "Boleh peluk gak?"

Walaupun bingung, Sunoo tetap mengangguk dan langsung memeluk sahabatnya tersebut sebentar kemudian kembali melepaskannya. "Kenapa sih, Kak?"

"Enggak kok. Eh, btw, sebenarnya ada kepalsuan yang kita gak tau di kematian Jimin. Jangan lengah, Noo," ucap Echan yang berhasil membuat Sunoo kembali mengernyit. "Kalo bisa jangan percaya siapapun, berjuang sendiri aja."

Echan turun dari kasur ketika melihat Sunoo mengangguk. Ia berdiri menatap pintu kamar mereka yang tertutup di depan sana. Tak lama kemudian terdengar suara gedoran keras dan teriakan dari arah luar.

"Sunoo! Sunoo! Lo ada di dalam 'kan?"

Itu suara Geonu.

Sunoo turun dari kasur, melirik Echan sekilas, berjalan ke arah pintu dan membukanya. Ada Geonu yang menatapnya dengan mata berkaca-kaca, Sunoo menggaruk kepalanya sebelum bertanya, "Kenapa?"

Tak menjawab, Geonu malah memeluk Sunoo dengan tiba-tiba. Sunoo yang masih dilanda bingung menoleh ke arah Echan yang masih berdiri di samping kasur, pemuda itu terlihat mengangkat bahunya tanda tak tahu.

Geonu melepaskan pelukannya, ia menarik nafas dalam-dalam dan mengarahkan telunjuknya ke arah di mana tangga menuju lantai bawah berada. "Echan meninggal."

"Maksud lo?!" teriak Sunoo dan refleks mendorong bahu Geonu dengan kasar. Apa-apaan sekali Geonu bilang Echan meninggal sedangkan pemuda itu masih berdiri di belakangnya? Tidak sopan sekali!

"Echan ditemuin jatoh dari tangga, ada pisau nusuk keningnya—"

"Bercanda lo gak lucu sumpah! Kak Echan—" Sunoo menghentikan ucapannya, menggeser tubuh agar Geonu bisa melihat Echan yang segar bugar sedang berdiri di samping kasur. Sunoo menunjuk-nunjuk pemuda itu. "Lo gak liat itu Kak Echan? Itu Kak Echan!"

Geonu menggeleng, ia memegang kedua pundak Sunoo. "Gue tau lo gak terima sama kepergian Echan."

"Gak usah ngomong ngawur! Kak Echan ada di— loh? Kak Echan?!" Sunoo berteriak panik ketika mendapati tubuh Echan yang bersamanya tadi perlahan memudar.

Weliweli Island 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang