Dia tersenyum untuk menutup luka, tertawa untuk menyamarkan duka pura-pura bahagia untuk menahan air mata.
Namanya Raihan Rajendra Dean, anak laki-laki dengan segala kesakitan yang dia rasa sendiri tanpa mau satupun orang ketahui.
Raihan ingin memb...
Semua karakter, nama, organisasi, tempat, latar belakang, kejadian, dan semua yang ada di dalam cerita ini adalah fiksi
_Sarang Rindu_
09. Malam Yang Tidak Akan Pernah Kembali.
_Sarang Rindu_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•Carilah laki-laki yang dapat menemanimu, jangan aku!•
_Sarang Rindu_
Seina dan Dimas mengintip dari jendela pintu kamar rawat Raihan, apakah itu Aletha yang sedang memeluk Raihan? Atau keduanya hanya salah lihat atau mungkin sedang berhalusinasi.
"Gue nggak pernah liat Raihan nangis..." cetus Seina yang membuat Dimas menatapnya.
Tangan anak laki-laki itu kemudian menggenggam tangan Seina dengan erat, jantung anak perempuan berponi itu berdisko ria tatkala Dimas mengecup punggung tangannya dengan lembut.
"Ingat kata-kata gue, ya, Sei..." ucap Dimas menggantung.
Dirasa sudah tenang Aletha dengan pelan melepas pelukannya, namun dengan cepat Raihan menahan tubuh Aletha seolah dia akan ditinggal jauh oleh anak perempuan itu.
"Sebentar aja, Al... ini nyaman dan hangat."
Astaga, apa yang Raihan ucapkan tadi... kedua pipi gadis pemilik mata hitam itu sontak berubah menjadi tomat merah segar hanya karena kalimat singkat yang keluar dari bibir pucat seorang anak laki-laki yang satu tahun lebih tua darinya.
"Al..."
Aletha hanya berdehem, dia sedang sibuk menetralkan detak jantungnya. Semoga saja Raihan tidak dengar karena itu sangat memalukan baginya.
"Carilah laki-laki yang selalu ada buat lo... jangan gue."
"Tersenyumlah karena bahagia, bukan untuk membuat orang mengira kamu bahagia."